Milly berkata seolah-olah mereka kuat dan hebat sehingga bisa melawan bandit-bandit biadab berbadan bongsor itu.
"Baiklah," jawab Nick lemah.
"Tunggu sebentar."
Milly berjalan ke bagian belakang tumpukkan kayu. Di sana ada kamar mandi tanpa pintu dan lampu. Beruntung kamar mandi itu tidak bau pesing, hanya bau apek jamur yang membusuk.
Milly memutar keran dan airnya mengucur dengan deras. Air itu bening sekali. Milly mencuci tangan. Ia mengambil wadah plastik di dekat sana lalu mengisinya dengan air, membawanya pada Nick.
Ia jadi merasa seperti seorang ibu yang sedang mengurus anaknya. Lagi pula Nick sedang kesakitan. Pria itu tidak bisa berjalan sendiri ke kamar mandi. Milly rela membawakannya air.
"Cuci dulu tanganmu. Mereka tidak memberikan sendok. Lihatlah tanganmu kotor sekali. Banyak tanah ... dan darah."