Kau terlalu polos, Victor!
Kau terlalu lemah, Victor!
Jangan terlalu baik! Itu tidak pantas untuk seorang penerus keluarga besar sepertimu!
Segeralah dewasa dan jadilah harimau yang buas dan menakutkan!
.
.
.
Tak hanya ucapan dari Ayah dan juga Ameera yang memotivasi Victor untuk berubah. Hati Victor pun perlahan terbuka saat mengerti betapa ia hanyalah seorang anak manja tanpa tujuan yang jelas.
Victor tak punya cita-cita, tak punya keinginan, dan selama ini hanya sibuk menghabiskan waktunya untuk bermain rumah-rumahan dengan Erren. Tepat sekali, hatinya melemah karena terbawa perasaan. Ia terbuai dalam zona nyaman dan melalaikan peranannya sebagai seorang penerus perusahaan tempat ribuan kepala keluarga menggantungkan harkat kehidupan mereka.