Descargar la aplicación
45% Mendekap Rasa / Chapter 9: Saling Mengenal

Capítulo 9: Saling Mengenal

Kondisi psikis Fiona memang masih terguncang, tak bisa dengan mudah ia menerima semua takdir buruknya ini, namun untungnya Fiona masih bisa mengendalikan dirinya. Walaupun dendamnya terhadap keluarga Rizal Danuatmaja tetap akan dia jalankan.

"Iya, aku anak pertama dari tiga bersaudara, adikku bernama Renata, dia masih SMA kelas satu, lalu adikku yang kedua bernama Maura, dia masih SMP kelas dua." Ucap Filio.

"Aku lihat di instagram kamu, keluarga kamu bahagia banget ya, selalu kompak."

"Iya, kami memang dekat satu sama lain. Apalagi aku sama Mama, dekat banget." Ungkap Filio.

"Kamu nggak akan rela dong kalau misalnya, Mama kamu tersakiti?" Tanya Fiona.

Filio memicingkan dahinya, "maksudnya?"

"Iya, misalnya Mama kamu tersakiti oleh orang lain, pasti kamu nggak akan tega kan?"

"Iya dong. Aku nggak mau Mamaku tersakiti, karena aku juga nggak pernah menyakiti hati seorang perempuan." Ungkap Filio.

Fiona bertepuk tangan, sambil tersenyum. "Wahh hebat ya kamu, nggak pernah menyakiti hati seorang perempuan."

'Sepertinya Filio dan Mamanya memang tidak tahu kalau Papanya itu sudah menikah dengan Mamaku.' Batin Fiona.

"Kalau keluarga kamu gimana?" Tanya Filio.

"Keluargaku harmonis, aku juga dekat dengan Mama dan Papaku, juga adikku."

"Kamu berapa bersaudara?" Filio bertanya lagi.

"Dua bersaudara, adikku laki-laki."

"Oh. Kamu kalau ke Bandung, biasanya naik apa?"

"Naik Bus atau travel."

"Nanti kalau mau balik ke Bandung, kita bareng aja, gimana?"

"Lihat nanti deh, nanti aku kabarin lagi ya."

Fiona biasa pergi dan pulang dari Bandung bersama Nathan, apa jadinya kalau ia menerima tawaran Filio untuk pergi bersama?

Fiona membuka ponselnya, lalu ia melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari Nathan dan juga Papa Febri, lalu ada juga pesan dari Nathan.

[Kamu dimana sih, Fi? Aku tuh datang ke rumah kamu, mau ajak kamu ke Resto, mau kasih kejutan ulang tahun sama kamu karena disini sudah berkumpul teman-teman kamu semua tapi kamu malah nggak ada di rumah. Kamu dimana sekarang? Kamu sedang bersama siapa?

Karena Papamu bilang, kamu pamit mau bertemu aku di Cafe, padahal kan nggak, kenapa kamu bohong?]

"Aduh!" Ucap Fiona sambil menepuk kepalanya.

"Kenapa, Vin?" Tanya Filio sambil menatap Fiona.

"Nggak--nggak apa-apa kok."

Nathan pasti marah dengan Fiona. Fiona sedang berpikir, apa yang harus ia jelaskan pada Nathan nanti. Ia tidak mungkin berterus terang kalau ia sengaja mendekati Filio hanya untuk menyakitinya, karena pasti Nathan akan cemburu padanya.

'Bagaimana ini?' Tanya Fiona dalam hati.

Filio memandangi wajah Fiona yang sedang kebingungan, lalu ia pun bertanya. "Kamu kenapa sih? Cerita aja sama aku, mungkin aku bisa bantu kamu!"

Fiona juga tidak mungkin bercerita pada Filio kalau ia sudah mempunyai kekasih, karena nanti Filio akan menjauhinya.

"Aku nggak apa-apa kok." Fiona mematikan ponselnya lagi, ia berusaha untuk tidak memikirkannya.

"Oh iya Vin, kamu udah punya pacar?" Tanya Filio.

Fiona menggelengkan kepalanya, "belum. Kamu?"

Fiona terpaksa tidak mengakui Nathan sebagai kekasihnya. Demi kelancaran misi pembalasan dendamnya pada Filio.

"Aku juga belum."

Baru kali ini Filio kembali mendekati seorang wanita sejak hubungannya dengan Riana putus. Karena Filio sosok laki-laki yang sulit move on. Ia terlalu mencintai Riana dan percaya begitu saja pada wanita itu, sampai pada akhirnya Riana berselingkuh dan saat Filio mengetahuinya, ia langsung memutuskan hubungannya dengan Riana.

Di waktu yang sama, Nathan masih berada di Resto bersama teman-temannya, ia membuka ponselnya, lalu membuka aplikasi berwarna hijau, sudah ceklis dua berwarna biru, itu artinya pesan darinya sudah dibaca oleh Fiona, tapi mengapa tidak dibalas? Nathan mencoba menelepon kembali kekasihnya itu, tapi panggilannya tak juga di jawab.

"Kemana sih Fiona? Padahal pesan gue udah dibaca, tapi tetap nggak dibalas lho." Ujar Nathan.

"Jangan-jangan dia .... " Ucap Arka.

"Jangan-jangan dia apa? Selingkuh maksud lo?" Sambung Nathan sambil menatap wajah Arka.

"Iya, jangan-jangan dia selingkuh."

"Iya sih firasat gue juga mengatakan seperti itu. Tapi nggak tau ya benar atau nggak, kalau pun benar dan terbukti, ya terpaksa gue harus memutuskannya."

"Kalian udah sama-sama dari SMA, lalu kuliah juga satu kampus yang sama. Sayang banget sih kalau hubungan kalian berakhir." Tutur Mela.

"Iya sih, tapi kalau udah selingkuh, udah nggak ada ampun lagi. Gue nggak akan bisa menerima wanita seperti itu." Tutur Nathan. Nanti ia akan berusaha menyelidiki Fiona.

Fiona masih asyik berbincang dengan Filio, mereka berdua sudah terasa dekat, padahal baru dua kali bertemu. Pertemuan kali ini sangat berkesan bagi Filio, ia pun mulai membuka hatinya untuk Fiona, karena ia baru menemukan lagi wanita yang bisa nyambung berbincang dengannya. Sedangkan Fiona, harus tetap teguh pada niat awalnya, hanya untuk membalas dendam, ia takkan pernah membuka hati pada laki-laki seperti Filio. Fiona pun tak yakin bahwa apa yang Filio ceritakan itu semuanya benar, bisa saja ia lebih-lebihkan hanya untuk menarik perhatian Fiona.

Sudah sore, Filio membayar makanan dan minuman yang tadi ia pesan.

"Vin, sholat ashar dulu yuk!" Ajak Filio, sebelum mereka pulang.

"Oh iya, yuk!"

Kebetulan di Cafe Arion ini terdapat musholla kecil, Fiona dan Filio pun melangkahkan kakinya menuju ke musholla, lalu mereka melaksanakan sholat empat rakaat.

"Vin, aku antar kamu pulang yuk!"

Fiona bingung, karena ia takut kalau Papa Febri melihat ia yang diantar dengan menggunakan kendaraan roda empat, nanti sang papa pasti akan bertanya-tanya.

"Boleh, tapi jangan sampai rumah ya!" Ucap Fiona.

"Lho, kenapa?"

"Aku takut Papaku marah."

"Oke."

Fiona berjalan mengikuti Filio, lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil. Setelah itu Filio mengendarai kendaraan roda empatnya menuju ke rumah Fiona.

"Kamu nggak biasa ya diantar pulang oleh laki-laki?" Tanya Filio.

"Iya."

"Berati kamu nggak pernah pacaran?"

"Hhmmm, pernah sih."

"Pasti backstreet ya?"

Fiona menganggukkan kepanya, "iya, karena Papa menyuruhku untuk fokus kuliah dulu, jadi tidak boleh pacaran."

"Oh gitu, lalu kenapa kamu putus?"

Lagi-lagi Fiona harus mengarang cerita pada Filio, "a-aku mutusin dia, karena dia ketauan selingkuh."

"Lho, kok sama sih? Aku juga setahun yang lalu mutusin seorang wanita, karena ketauan kalau dia berselingkuh."

"Sudah setahun yang lalu kamu putus? Berati sudah satu tahun kamu menjomblo?"

"Iya. Aku nggak mengharuskan diriku untuk cepat dapat kekasih baru, karena memang sulit mendapatkan seorang wanita yang cocok."

"Masa sih? Kamu kan orangnya asyik." Fiona tidak percaya kalau Filio sulit mendapatkan seorang kekasih.

"Iya, nggak tau kenapa susah aja menemukan wanita yang sefrekuensi."

"Kalau sama aku kira-kira sefrekuensi nggak?"

Filio pun tertawa saat Fiona bertanya seperti itu, ia ingin mengakui bahwa Fiona sosok wanita yang cocok untuknya, tapi ia juga tidak enak, takut tiba-tiba Fiona ilfeel padanya, karena mereka berdua baru saling mengenal.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C9
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión