"Apa, tidak pernah terjadi alahhh.. aku tidak akan berhenti dengan prinsip ku ini, dengarkan aku, jalan yang ku lalui ini adalah jalan yang paling tepat untuk ku lalui tanpa seorang pun yang dapat menghentikan ku, termasuk kau tio, apa kau dengar tak seorangpun kecuali diriku sendiri
"Mengapa kamu bisa berpikir seperti itu, kita tahu arti pahitnya kehidupan tapi kenapa kau ingin hidup terus dalam ke sendirian
"Hidup dalam kesendirian mungkin tidak akan membuat diriku iri hati, karena aku bebas melakukan hal apapun yang aku inginkan" ucap Henrik
"Ya mungkin kamu benar, tapi hidup dalam kesendirian tidak seindah dalam khayalan mu, kita pernah merasakan hidup dalam kesendirian dan rasanya sakit sungguh menyakitkan orang tua kita telah mati terbunuh oleh orang yang kita tidak kenal, apa kau masih ingat semuanya tentang kejadian itu
"Kejadian saat itu
"Malam itu hujan turun sangat labat tepat tengah malam datanglah seseorang dan mengetuk pintu
"tok
"tok
"tok
"tok
"Siapa yang datang jam segini" ucap mama Tio
"Aku pun tidak tahu nyonya biar saya lihat terlebih dahulu nyonya" balas mama Henrik
"Oke coba kamu lihat dulu sana
"Baik
"Mama Henrik pun berjalan mendekati pintu, namun di saat iya hendak membuka pintu namun tiba tiba pintunya telah di dobrak mama Henrik pun lekas berlari lalu apa yang terjadi mama Henrik pun tersandung
"Aaahh sakit," ucap mama Henrik
"Suara jeritan mama Henrik, pergelangan tangan mama Henrik terluka terkena percihan kaca, lalu tiba tiba para pembunuh itu masuk dan mengarahkan senjatanya ke arah mama Henrik lalu menembaki tubuh mama Henrik, namun tanpa di sangka mama Henrik masih sempat sempatnya memikirkan orang lain di saat dirinya sendiri sedang terbaring tak berdaya
"Nyonya lari cepat bawa anak anak pergi jauh, dan tidak usah pekikan diriku, pergi cepat, ada orang jahat nyonya cepatlah pergi," teriak mama Henrik begitu keras sampai membuat mama Tio terkejut
"Apa ternyata suara yang terdengar tadi bukanlah suara barang terjatuh melainkan suara tembakan, pantas perasaan ku tidak enak sejak tadi pagi, aku harus membawa anak anak pergi terlebih dahulu!" Ucap mama Tio dengan rasa ke khawatiran
"Anak anak ayo pergi dari sini ayo cepat
"Tapi mah ada apa, kenapa mama begitu cemas dan kenapa mama menangis ada apa mah?
"Ayo berdiri kita harus pergi dari sini, Henrik juga ayo berdiri, ikut dengan Tante,
"Iya tapi aku harus ijin dengan mama ku
"Tidak ada waktu untuk itu, ayo lari, cepatlah nak
"T-tapi mama ku bilang
"Tidak ada tapi tapi, cepat
"Dan akhirnya mereka pun berlari berusaha untuk bisa keluar dari rumah dan menyelamatkan nyawa mereka
"Kita lewat pintu belakang nak
"Tio dan Henrik sontak menjawab bersama, iya
"Lewat sini nak, tapi tunggu sebentar sepertinya ada seseorang di luar pintu ini, kalian jangan berisik
"Ya Tuhan kami harus lewat mana lagi, bagaimana ini
"Mama Tio begitu kebingungan dia harus menyelamatkan nyawa buah hatinya dan anak pelayanan setianya, yang sudah dia anggap seperti saudaranya
"Mama Tio tak gampang untuk putus asa akan ujian yang Tuhan berikan kepadanya
"Lantas ia baru mengingat bahwa ada jendela dekat kamarnya yang bisa ia lewati bersama anak anaknya
"Ayo pegang tangan mama, Henrik juga
"Baik," balas Henrik
"Akhirnya mereka pun sampai di depan jendela itu, dalam hati mama Tio mengatakan secercah cahaya sudah ada di depan mata
"Mama Tio pun membuka jendela itu lalu memberi jalan untuk Tio dan Henrik namun disaat mama Tio hendak memanjat jendela itu, ia di pergoki oleh penjahit itu
BERSAMBUNG...
jangan lupa selalu setia menunggu cerita selanjutnya yah guys:)