Descargar la aplicación
65.7% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 159: Terguncang

Capítulo 159: Terguncang

Bayu mendekat pada kinan dan duduk di sampingnya.

Kinan yang terbaring sebelumnya segera duduk saat bayu mendekat padanya.

"Aku melakukan apa yang aku pikir bisa membuatmu melihatku, aku sudah berusaha mendekat padamu sesuai dengan jati diriku sebenarnya, namun tidak ada respon apapun darimu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk tampil berbeda dari yang lain agar bisa menarik perhatianmu, dan itu bekerja.

"Kamu melihatku dengan tatapan kosong, namun setidaknya kamu melihatku saat itu, saat aku benar-benar merubah penampilanku. Sifat dan karakter bayu yang kamu kenal selama ini itu adalah aku juga yang sekarang, yang sebenarnya.

"Aku hanya merubah penampilanku, tidak dengan hati dan jiwaku juga karakter yang telah kumiliki sejak lahir, jadi kamu tidak sedang bersama orang lain disini, kamu bersamaku, sahabatmu yang selalu kamu marahi setiap waktu.

"Kita berteman karena kita saling membutuhkan, baik aku sebagai bayu atau sebagai bayu putra anggara, aku akan tetap memintamu menjadi sahabatku saat kita di kampus dulu.

"Pandangan orang terhadap pilihanku tidak pernah mengubah keputusanku, aku hidup dan bahagia hanya aku yang tahu caranya seperti apa, orang berpendapat apa kamu tidak perlu khawatir, mereka hanya akan iri padamu. Percayalah padaku !!!!!"

Bayu menatap dalam pada mata kinan agar dia bisa mentransfer rasa percaya dirinya pada kinan yang mulai merasa takut akan apa yang ingin ia lakukan.

Matahari mulai naik, kinan dan bayu telah selesai merapihkan diri.

Kinan mengenakan pakaian yang membuatnya nyaman dan sopan di hadapan orang tua bayu.

Sebenarnya bayu telah mempersiapkan baju untuk kinan kenakan saat menemui orang tuanya.

Tapi seperti yang bayu tahu soal kinan, dia hanya akan menolaknya.

Kinan menolak mengenakan pakaian mahal yang telah bayu siapkan dengan alasan ingin muncul di hadapan orang tua bayu sebagai dirinya sendiri.

Meskipun adegan yang akan mereka lakukan semuanya hanya sandiwara, kinan tidak ingin orang tua bayu memiliki ekpektasi tinggi terhadapnya.

Jikapun nanti mereka tidak menyetujui pertunangan kinan dan bayu karena penampilannya, yang terpenting kinan telah mencoba menjadi dirinya sendiri dan tahu akan seperti apa orang-orang kaya melihat seorang gadis biasa masuk ke tengah-tengah keluarga mereka.

Kinan tidak lagi memfokuskan dirinya pada tujuan awal, seiring berjalannya waktu dan lebih mengenal bayu yang sebenarnya, kinan menjadi ingin tahu seperti apa keluarga bayu yang sebenarnya.

Dia tidak begitu khawatir dengan keputusan akhir nanti dari mereka, apa setuju atau tidak. Yang kinan pikirkan dia tidak ingin membohongi keluarga bayu dengan jati dirinya yang sebenarnya.

"Baiklah jika kamu nyaman dengan pakaian itu, lakukanlah !!! kau tetap terlihat cantik".

Bayu mencubit hidup kinan saat mengatakan bahwa kinan tetap cantik apapun yang ia kenakan.

Entah kenapa kinan merasa dirinya tersipu saat bayu memujinya gadis cantik.

Sering bayu memuji kinan selama ini, tapi kali ini terasa berbeda olehnya.

"aaah aku sudah gila,,,,, dimana rasa persahabatan yang selalu tertancap di hatiku??? kenapa dia seperti menghilang di waktu yang tidak tepat, bisa-bisanya aku tergoda dengan pujian konyolnya".

Kinan berbicara sendiri sambil memukul-mukul kepalanya saat berjalan mengikuti bayu dari belakang menuju rumah orang tua bayu yang ternyata berada di ujung lorong panjang yang memisahkan kedua bangunan besar itu.

Sepanjang lorong banyak di hiasi lukisan indah dan beberapa patung antik yang membuat perjalanan kinan saat melewati itu penuh dengan tontonan yang indah.

Saat tiba di depan pintu sebuah ruangan, kinan menarik lengan bayu.

"Tunggu sebentar, aaaah aku benar-benar takut, apa betul tidak akan terjadi apa-apa padaku setelah ini???? kamu harus banyak membantuku disini. Oke ??????".

Kinan yang mulai cemas sedikit bergetar karena khawatir orang tua bayu tidak menyukainya atau bahkan melihatnya dengan tatapan rendah seperti yang di lakukan oleh orang tua adam, pak gunawan.

Bayu kemudian memegang wajah kinan menggunakan kedua tangannya dan mengecup kening kinan.

"Semuanya akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir, percaya saja padaku !!!!!".

Dengan mudah bayu mendaratkan kecupannya di kening kinan saat situasi kinan benar-benar kacau karena dipenuhi rasa khawatir.

Bayu yang kembali bertingkah biasa dengan dirinya sendiri setelah memberikan kekuatan pada kinan, berbeda dengan yang terjadi pada kinan setelah, dia langsung kehilangan fokus saat bayu mendaratkan kecupan hangat di keningnya.

"Apa yang terjadi???? apa yang dia telah lakukan padaku???? dia hanya mencium keningku dan perasaan apa ini???? ya ampun aku benar-benar sudah gila".

Kinan gagal fokus karena ciuman bayu yang tiba-tiba mendarat di keningnya, hati kinan mulai terguncang karena terus menerus menerima perlakuan manis dari sahabatnya itu.

"Jangan pernah berulah seperti itu lagi secara tiba-tiba padaku, atau aku hajar kau!!".

Kinan mencoba untuk melindungi perasannya dari guncangan hebat yang menyerang pertahanannya.

Dia mengancam bayu untuk tidak berbuat manis padanya seperti yang terus ia lakukan akhir-akhir ini.

"Apa yang kamu sedang katakan sebenarnya"..

Bayu tidak mengerti dengan maksud ancaman kinan. Karena sebenarnya yang bayu lakukan saat ini adalah semua yang telah sering ia lakukan selama bersahabat dengan kinan.

Hanya kinan yang merasa perlakuan itu berbeda saat ini. Bayu berpikir dia hanya melakukan apa yang sudah biasa dia lakukan untuk memberi semangat atau meluapkan kebahagiaannya pada kinan.

Pintu ruangan terbuka dan itu menuju ruangan makan.

Terdapat satu meja makanbyang besar dan panjang membentang di ruangan itu.

Entah untuk apa meja makan sebesar itu melihat hanya beberapa orang saja yang menggunakannya di rumah itu.

"Selamat pagi".

Bayu langsung mendekati sang ibu dan mencium keningnya seperti biasa kemudian membungkuk 45 derajat pada sang ayah.

Kinan yang berdiri di ujung meja menunggu intruksi bayu akhirnya bergerak dan memberikan salam hormatnya pada kedua orang yang penting dalam hidup bayu yaitu ayah dan neneknya yang sudah ia anggap ibunya sendiri.

"Selamat pagi, aku Kinan, senang berjumpa dengan kalian".

Kinan membungkukkan badannya seperti yang telah di lakukan bayu sebelumnya.

Kemudian bayu mengisyaratkan kinan untuk datang padanya dan duduk tepat di sebelah bayu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C159
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión