Semua orang seru bercerita tentang hal-hal yang tidak begitu penting di ruang TV.
Seperti itulah keluarga jika sudah berkumpul tidak selalu menghabiskan waktu dengan membicarakan hal-hal yang serius dan penting, melainkan berbagi canda dan tawa serta bercengkrama untuk mengobati rasa jenuh dengan aktifitas sehari-hari.
Kinan dan adam di teras mulai berbincang tentang mereka.
"Apa kamu akan mulai bekerja hari senin? Apa itu benar-benar pekerjaan yang kamu inginkan?".
Adam membuka pembicaraan malam itu, dia mencari tahu tentang pekerjaan yang kinan pilih.
"Iya, senin besok aku mulai bekerja, menjadi copywriter merupakan awal yang ingin aku ambil untuk menjadi seorang penulis, aku ingin mencari pengalaman dari pekerjaan itu".
"Kamu???? Kapan kamu akan mulai bekerja? atau kamu akan ikut bekerja dengan ayahmu??".
Kinan menjawab adam dengan penuh keyakinan perihal pekerjaan yang dia ambil, dan kemudian dia mulai penasaran dengan rencana selanjutnya dari adam untuk kedepannya.
"Itu yang ingin aku bicarakan denganmu, sebenarnya mulai hari ini aku bekerja di kantor ayah di jakarta selatan, kantor itu baru berdiri dan merupakan kantor cabang dari singapura, baru akan di resmikan minggu depan, tapi operasionalnya sudah berjalan dari bulan lalu sebelum aku kembali dari australi".
Adam menjelaskan secara singkat tentang pekerjaan dia di jakarta kepada kinan dengan wajah yang kurang bersemangat.
"Berarti kamu akan tinggal di jakarta?"
Kinan bertanya soal dimana adam akan tinggal dengan wajah yang dipenuhi dengan rasa penasaran.
"Iya, aku tinggal tidak jauh dari kantor, ayah yang memilihkan tempat tinggalku, aku masih harus mengikuti apa kata ayahku sampai aku benar-benar bisa membuktikan padanya bahwa aku mampu mengurus semua pekerjaannku".
"mulai sekarang kita akan tetap bersama, tidak ada lagi yang bisa menjauhkan kita. Salah satu alasan aku menerima tawaran ayahku ini karena kamu juga berada disini, selain aku memang harus mulai membantu ayah dengan semua kesibukannya di dunia politik yang semakin menggila, setidaknya aku bisa membantunya di bidang bisnis yang sudah dari dulu ayahku geluti".
Kinan mendengarkan adam dengan sangat serius, dia tidak menyangka adam seorang lelaki yang dulu terakhir kali bertemu dengannya masih sangat sembrono, ceroboh, seenaknya, selalu bertindak semaunya, memikirkan diri sendiri dan tidak dewasa, berubah menjadi lelaki yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, adam menjadi terdengar lebih dewasa dari cara dia berbicara, lebih dewasa dari cara berpikirnya, dia tidak lagi memikirkan diri sendiri, dan memiliki tujuan dalam hidupnya.
Kinan memberikan senyum manisnya pada adam.
"Kamu pasti bisa, aku akan selalu mendukung kamu, selama kamu senang melakukannya aku akan terus mendukungmu, Tapi kenapa kamu memasang wajah yang tidak bersemangat seperti ini sekarang?, apa ada masalah di balik semua itu?".
Meskipun kinan ikut senang mendengar adam yang sudah mau mulai bekerja meskipun itu dengan ayahnya, setidaknya seorang adam yang kinan pikir akan terus hidup dengan kemewahan yang di fasilitasi orang tuanya tanpa berpikir untuk bekerja agar bisa memperoleh semua fasilitas itu.
Tapi kinan penasaran dengan ekspresi wajah adam yang tidak bisa membohonginya, di wajah adam sangat tersirat bahwa ia tidak bersemangat dengan semua yang dia ceritakan pada kinan saat itu.
"Aku bukan tidak bersemangat, cuma ada hal-hal yang mengganggu pikiranku. Kamu tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja, selama kamu akan terus bersamaku dan mendukungku".
Setelah beberapa lama berbincang dengan kinan, adam memutuskan untuk pulang karena sudah semakin larut, besok dia harus berangkat bekerja kembali dan kinan juga keluarganya juga harus beristirahat.
Setelah pamit dengan semua keluarga kinan, adam pulang, dan tersisa di rumah bayu dan kinan, karena semua orang telah masuk ke kamar tidur untuk beristirahat.
"Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa padaku?".
Tiba-tiba bayu menyindir kinan karena tidak juga cerita padanya soal adam.
Kinan yang sedang sibuk membereskan meja ruang tv yang berantakan dengan sisa-sisa makanan dan kaleng minuman di buat terkejut dengan pertanyaan bayu.
"ah,,,,,, aku akan cerita lebih awal padamu sebenarnya, hanya saja kita belum memiliki waktu untuk saling berbicara seperti ini, sejak kemarin kita berdua disibukkan dengan pindahan rumah dan lain-lainnya, kamu sendiri tahu soal itu".
Kinan berusaha membuat semuanya terlihat sewajarnya karena dia khawatir bayu jadi marah padanya karena tidak terbuka pada bayu seperti sebelum-sebelumnya, kinan yang selalu bercerita apa saja pada bayu bahkan hal-hal paling memalukan sekalipun.
"Lalu????? bagaimana sekarang, siapa adam bagimu?, apa aku harus bertanya sampai sejelas itu agar bisa mengetahui semuanya sekarang? atau aku tidak ada urusan untuk mengetahui semua itu?".
Bayu terdengar sangat sinis, dengan tampilan culun, cupu, kacamata tebal dan baju yang norak membuat bayu terlihat lucu dimata kinan saat sedang marah seperti sekarang ini.
"Apa kamu anak perawan yang tidak diizinkan bermain oleh ibunya sampai harus marah-marah seperti itu? apa yang membuatmu sangat marah?? heeeiiiii aku disini, aku di hadapanmu hampir setiap waktu, banyak waktu yang akan kita lewati bersama seperti dulu, aku pasti akan cerita padamu cepat atau lambat".
"tapi memang faktanya dari kemarin kita disibukkan dengan perjalanan kita bandung-jakarta, kemudian kamu yang pergi ke rumah orang tuamu, aku bahkan kesal karena tadi siang kita tidak pergi bersama untuk jalan-jalan".
Juga apa kamu tidak melihat???? kita selalu bersama dengan ibu juga kak keysa, itu terlalu berisik dan aku tidak suka, lebih baik kita memiliki waktu berdua seperti saat ini dan bisa bercerita ini dan itu denganmu tanpa pusing dengan pertanyaan ibu dan kak keysa yang tidak akan ada habisnya".
Bayu hanya diam saja mendengar kinan memberikan semua alibinya tentang kenapa dia tidak bercerita pada bayu tentang kelanjutan hubungan dia dengan adam.
"Apa kamu semarah itu???? kenapa diam saja??? apa yang membuatmu semarah ini sampai tidak menjawabku sama sekali??????".
Kinan bertanya-tanya kenapa sahabatnya yang tidak pernah marah, tidak pernah acuh pada semua kata-kata kinan selama ini, dan tidak pernah memasang wajah kosong tanpa ekspresi jika sedang bersama kinan, malam itu sangat berbeda, semua kebalikkan dari semua kebiasaannya terlihat jelas malam itu.
"Baiklah, maafkan aku karena tidak segera memberitahumu soal adam. Tapi aku juga memang butuh waktu agar bisa mengerti dengan perubahan dalam diriku sendiri setelah sekian lama adam muncul kembali di hadapanku".
Kemudian kinan menceritakan kapan dan dimana semuanya terjadi, waktu yang menjadi awal kinan dan adam bersatu dan meneguhkan hubungan mereka menjadi sepasang kekasih yang sedang dimabuk rasa rindu yang lama terpendam dan dimabuk cinta yang lama tak terucapkan.
Detak jantung bayu terasa melambat, semua yang ada dalam pikirannya langsung membaur campur aduk tak terkendali, entah apa yang ada di pikirannya saat itu, semua berantakkan, semua yang ia rencanakan dari dulu kandas saat itu juga.
Meskipun bayu sudah bisa menebak hubungan apa yang kinan dan adam jalani sekarang, namun disaat bayu mendengar semua itu dari mulut kinan secara langsung, semua terasa seperti sambaran petir yang tidak bisa ia hindari menghantam hatinya yang mulai rapuh karena kehilangan harapan.
Kinan menceritakan semuanya dengan terus memancarkan senyuman dan kebahagiaan di wajahnya.
Bayu melihat itu tersirat diwajah sahabatnya yang selalu murung dan di rundung sedih terus-menerus akhirnya tidak tega harus merenggut dan menghilangkan senyum manis kinan dengan terus marah padanya.
"Kamu senang sekarang???".
Ingat Kinan !!! selama kamu senang, aku ikut senang, itu saja. Tidak akan ada yang berubah bahkan jika aku mengatakan kamu tidak perlu dengannya untuk bisa hidup bahagia".