Descargar la aplicación
39.25% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 95: Perihnya perpisahan

Capítulo 95: Perihnya perpisahan

Pak gunawan berusaha menjelaskan bahwa yang terjadi barusan itu hanya kesalah pahaman antara ayah dan anak saja, tidak ada yang serius.

Pak gunawan tidak sempat berpikir lebih matang apa yang harus dia katakan di posisi seperti itu kepada Mr.Henry.

Dia hanya mengatakan apa yang ada di pikiranya saja saat itu.

Mr. Henry hanya tersenyum dan berjabat tangan dengan pak Gunawan kemudian dia pergi meninggalkan pesta karena dirasa sudah cukup formalitas yang dia lakukan untuk menghadiri acara pesta malam itu.

Pak gunawan tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menyaksikan orang penting di perusahaannya pergi begitu saja dengan kesan yang mungkin kurang baik tentangnya dan putranya adam.

Pak gunawan segera menuju adam dan menarik lengannya.

"Masuk kamu".

Pak gunawan mendorong tubuh adam dengan keras masuk ke dalam ruangan dan memarahinya sekali lagi disana. Kali ini kinan dan Pak Setya serta istrinya menyaksikan itu secara langsung.

"Kamu bisa lihat apa tadi??? Mr. Henry pergi begitu saja tanpa sepatah katapun membawa prangsangka buruk tentang ayah dan juga tentang mu, kamu benar-benar telah memepermalukan ayah malam ini, ayah hanya minta agar kamu tidak membawa masuk gadis itu ke dalam keluarga kita, ke dalam lingkungan kita. Jika kamu ingin dengannya jangan pernah datang ke dalam dunia ayah, pergi jauh dan raih semua yang kamu inginkan dengan gadis itu".

Pak gunawan sudah benar-benar marah dan mengusir adam dari sana. Dia seperti tidak bisa lagi memaafkan putranya karena telah berani melawannya.

"Tidak pak, anda tidak perlu mengusir putramu dari keluargamu yang terhormat ini, dia membutuhkanmu dan kamu juga membutuhkannya untuk meneruskan kerjaanmu ini agar tetap ada, aku alasan dari semua situasi yang terjadi saat ini, aku yang akan menghilang dari dunia kalian yang sangat berbeda dengan duniaku di luar sana. Terimakasih dan mohon maafkan aku".

Kinan sambil terus menundukkan kepalanya karena tidak tega melihat adam yang di siksa oleh ayahnya dan terus dimarahi habis-habisan tanpa ampun, dia berbicara dengan sangat hati-hati tapi ada keyakinan dalam setiap kata-kata yang dia ucapkan pada ayahnya adam.

"Apa yang kamu katakan kinan???? ini urusanku dengan ayahku, kamu tidak perlu ikut campur dan mengeluarkan kata-kata tidak karuan seperti itu".

Adam bangkit dari posisinya yang tersungkur dari tadi di lantai dan berusaha berbicara pada kinan yang terus menundukkan kepalanya tanpa menoleh sedikitpun padanya.

"Maafkan aku adam, tapi semua ini harus kita akhiri disini. Aku tidak sanggup melihat semua ini akan terus terjadi di masa depan. Aku memang tidak akan bisa sesuai dengan duniamu, dunia yang jauh dari jangkauanku yang hanya seorang anak dari penjual kue di sebuah kota kecil".

Kinan menjawab adam dan mengangkat kepalanya, dengan tegas ia menatap mata adam yang tadi ragu dengan kata-kata yang kinan katakan.

"Apa kamu tidak ingin berjuang denganku? aku akan terus memperjuangkanmu, kamu tahu itu????".

Adan terus menjawab kinan tanpa puas, ayahnya kembali menamparnya karena kata-kata adam terus membuat ayahnya jengkel padanya yang sangat tergila-gila pada kinan.

"Sudah pak, anda jangan terus melampiaskan kemarahan anda padanya, dia hanya berdosa karena mencintai seorang gadis seperti ku, dan dosa itu akan aku bantu untuk menghapusnya, Selamat tinggal dam".

Kinan membalikkan tubuhnya dan berniat keluar meninggalkan ruangan itu. Tapi kinan sempat melihat sekali lagi wajah seseorang yang ia kira ayahnya tapi sama sekali tidak mengenalinya.

Lelaki yang bernama Setya Dharmawan itu melihat kinan dengan tatapan seperti pak gunawan pada kinan, mata kebencian, kemarahan dan sangat memperlihatkan ketidaksukaannya pada kinan.

"Dia bukan ayah".

Hati kinan masih sempat memastikan siapa orang yang sangat mirip dengan ayahnya itu tapi dia memiliki nama yang berbeda dengan ayahnya dulu yang pergi meninggalkan kinan kecil.

"Kinan tunggu aku, jangan pergi !!!!!!

Ayah aku mohon biarkan aku pergi mengejarnya, aku akan melakukan apapun yang kau inginkan, aku berjanji padamu, biarkan aku pergi sekarang padanya dan menjelaskan semua situasi ini, dia pasti sangat sedih sekarang".

Adam masih mencoba memohon belas kasihan ayahnya, dia sudah sangat tidak berdaya dengan kondisinya saat itu.

"Tante aku mohon bantu aku meyakinkan ayah".

Adam bahkan meminta tolong Ny.andara yang sudah dia anggap tantenya sendiri karena kedekatan mereka dari saat adam masih kecil dulu.

"Sudah nak, biarkan wanita itu pergi, dia memang harus di beri pelajaran seperti itu oleh ayahmu, agar dia sadar siapa dia bisa berani dekat denganmu".

Ny. Andara malah memperkeruh suasana dengan kata-katanya yang membuat adam semakin marah dan emosi.

"Tante tahu apa? aku memintamu meyakinkan ayah kenapa kau malah berkata yang tidak pantas, kau bahkan tidak mengenal siapa dia, wanita sebaik apa dia".

Adam marah-marah karena tidak terima dengan kata-kata tantenya itu.

"Adam, hentikan!!!!! kamu sudah sangat keterlaluan, kamu sedang dikuasai oleh kemarahan saat ini, sebaiknya kamu diam dan lebih tenang. Wanita itu telah pergi. Lebih baik kamu fokus pada keadaanmu sekarang, lihat kondisimu???? kamu bahkan tidak akan kuat berlari sekarang untuk mengejarnya".

Pak setya akhirnya mengeluarkan suaranya ketika mendengar istrinya di marahi oleh seorang pemuda yang sedang dikuasai oleh kemarahan saat itu.

Di luar kinan yang sedang berlari sendiri dengan gaun yang ia kenakan, dan sepatu heals yang sangat cantik melewati terotoar kota jakarta menjauh dari gedung tinggi tempat pesta malam itu berlangsung.

Malam semakin larut, tiba di sebuah halte kinan menghentikan langkahnya dan duduk disana. Dia tidak tahu halte menuju kemana bus yang akan berhenti disana. Dia hanya melihat ada halte dan berniat menunggu bus disana seperti yang sering ia lakukan dulu sejak SMS sampai masa kuliahnya.

Seperti memutar waktu, kinan membayangkan semua yang pernah terjadi di dalam hidupnya hingga malam itu.

Kinan seperti menonton film, melihat semua kejadian yang menimpa hidupnya dengan sangat jelas dalam bayangannya.

Masa kanak-kanak kembali muncul karena melihat seseorang yang sangat mirip dengan ayahnya.

Masa kecil adalah masa tersulitnya untuk bangkit, yang akhirnya menjadikannya gadis yang menutup diri dari dunia luar dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Masa remaja yang tidak indah dengan kembali kehilangan kakak-kakaknya yang sangat ia cintai dalam sebuah kecelakaan tragis beberapa tahun setelah ia baru saja bangkit dari keterpurukan ditinggal oleh ayah yanh sangat ia sayangi.

Beranjak melepas semua masa muda yang kelam dan harus rela dengan semua keindahan masa itu yang sama sekali tidak ia rasakan menuju masa dewasa,,,,

Halte bus menjadi salah satu saksi bisu perjalanan kinan menuju semua hal yang kinan lewati hingga saat ini. Disana kinan bisa merasakan awal perjalanan yang akan mengantarnya ke dalam lingkungan lain selain rumahnya yang selalu terasa pengap olehnya.

Hidup dengan ibu yang sibuk mencari uang untuk menghidupi semua anak-anaknya dan kakak yang terpuruk karena cacat yang di alaminya akibat kecelakaan tragis yang mereka alami.

Hingga akhirnya pertemuannya dengan Adam terjadi.

Semua tangis dan rasa sakit hatinya malam ini terjadi karena pertemuannya dengan adam saat itu.

Air matanya semakin deras mengalir di pipinya, kinan berteriak dengan sangat keras ingin melepas sesak di dalam hatinya.

"Apa yang sudah aku alami hingga saat ini???? kenapa semuanya begitu bertubi-tubi???? Tuhan telah memberikan harapan palsu padaku, dia memberikan kebahagiaan yang hanya sekejap mata padaku tapi melimpahkan penderitaan lebih banyak sepanjang hidupku".

Disaat kinan terpuruk malam itu sendiri di halte tengah kota yang sudah mulai sepi datang seorang lelaki mendekatinya. Kinan hanya diam tidak merespon keberadaan lelaki yang sekarang duduk di sampingnya.

Kinan berpikir lelaki itu datang ke halte untuk menunggu bus sama seperti dirinya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C95
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión