Kinan langsung berbalik menatap bayu yang mengatakan kata-kata ajaib yang langsung menyentuh hati terdalamnya.
Ketulusan bayu pada kata-katanya membuat kinan seakan benar-benar akan menikah dengan bayu.
Bayu berusaha dengan keras untuk meyakinkan ibunya demi membantunya mewujudkan tujuannya, yaitu membuat ayahnya menyesali perbuatannya.
Kinan tidak tahu betul, apa yang bayu ucapkan saat itu nyata tulus dari hatinya, atau hanya untaian kata yang telah ia persiapkan untuk melengkapi drama yang sedang mereka jalani saat itu agar bisa meyakinkan ibunya kinan.
Ibu kemudian bangkit dari kursinya dan duduk di samping bayu, dia memegang tangan bayu dan berterimakasih padanya.
"Terimakasih karena telah hidup menjadi pria yang baik, terimakasih karena telah memilih kinan dari sekian banyak ribuan wanita di luar sana yang akan mudah untuk kamu jadikan pasangan hidup, melihat seperti apa latar belakangmu, Ibu merestui pertunangan kalian".
Ibu menangis di hadapan bayu, mencium tangan bayu, ibu betul-betul berterimakasih pada calon menantunya itu.
Disaat hati ibu sangat terluka melihat ayah dari anak-anaknya tidak mengakui mereka, dan makin membuatnya merasa telah menjadi orang tua yang gagal karena hanya bisa memberikan kepedihan pada putrinya, kemudian datang seorang bayu yang seakan langsung mengangkat semua beban berat dalam pikiran dan hatinya.
Bayu dengan semua cerita dan niat baiknya pada kinan muncul bagai sosok malaikat penolong untuk kinan yang selama hidupnya hanya menelan pil pahit dari getirnya kehidupan.
Masa muda yang tak muda, masa muda yang begitu suram, masa muda yang tak berwarna terus menghantui jalan hidupnya. Kepedihan demi kepedihan selalu hinggap dalam setiap fase kehidupannya.
Fase dimana dia harusnya tumbuh menjadi seorang anak ceria, bermain, berimajinasi, kinan tumbuh dengan hanya mendapatkan tontonan pertengkaran orang tuanya, kemudian melihat punggung sang ayah yang pergi meninggalkannya tanpa berbalik sedikitpun setidaknya untuk memastikan putrinya itu baik-baik saja.
Kemudian Fase dimana dia beranjak menuju gadis remaja, dia di uji dengan kepergian kakak-kakak tercinta untuk selamanya yang membuat hidup kinan semakin gelap, warna yang tersisa hanya hitam, bahkan putih tak tercecer sedikitpun di dalam hatinya.
Kegelapan terus merundungnya hingga akhirnya ia bertemu dengan adam, namun itu tak berlangsung lama.
Warna kehidupan yang adam bawa hanyut bersama dengan air mata yang tak henti menghiasi celah dalam hubungan mereka.
Terlalu banyak air mata sehingga warna itu benar-benar pudar dan membuat kinan kehilangan arah.
Dia tidak lagi tahu apa itu warna, baik hitam ataupun putih atau warna-warna indah lainnya dalam kehidupan.
Kehilangan arah membuatnya mengambil keputusan yang memiliki resiko dimasa depan akan menyakiti dirinya sendiri namun tetap ia jalani.
Bertunangan dengan bayu namun hanya berpura-pura demi memberikan pelajaran pada ayahnya dan orang-orang angkuh lainnya yang telah membuat hidupnya penuh dengan air mata dan memberikan rasa penyesalan pada mereka semua.
Rasa sakit sudah akrab di dalam hatinya, dia bahkan bisa tersenyum saat sedang menangis karena merasa Tuhan benar-benar memberikan hati yang teramat kuat untuknya menjalani semua cobaan yang Ia berikan.
Kinan berpikir, andai saja tuhan memberikan hati yang sedikit rapuh padanya, mungkin dia bisa menyerah sejak lama dan tidak akan mendapatkan rasa sakit yang semakin lama dijalani, semakin perih rasa sakit itu menghujam hatinya.
Bayu sang Sahabat sejati yang selalu menghiburnya meski tetap tidak berpengaruh banyak pada pandangan hidupnya, terus berusaha memberikan warna dalam setiap celah perjalanan kinan beberapa tahun terakhir ini.
Kinan tidak begitu menyadari arti kehadiran bayu baginya selama ini karena dia tetap memandang bahwa bayu adalah orang yang selalu ada untuknya, tidak ada kesempatan untuk dirinya bahkan berpikir bagaimana jika bayu tidak ada. Apa yang akan terjadi dirinya????
Karena bayu terus berada di sampingnya selama ini, kinan merasa hidupnya normal seperti biasa seperti sebelumnya.
Setelah mendengar ibu ranti mengucapkan kata-kata terimakasih ladanya, dalam hati kecil bayu berkata.
"Betap berdosanya aku karena telah kembali membohongi ibu yang sangat menyayangiku, meskipun aku tulus dengan semua yang aku ucapkan saat ini, namun tetap saja fakta bahwa pertunangan ku dengan kinan hanya pura-pura akan sangat melukai ibu jika nanti dia mengetahui kenyataannya seperti apa".
Bayu terus merasa bersalah pada sang ibu, dia ingin sekali bukan hanya meyakinkan ibu untuk merestuinya bertunangan dengan kinan.
Dia juga ingin meyakinkan kinan bahwa lebih baik mereka menikah dalam arti sebenarnya. Dia tidak ingin pada akhirnya kinan terluka karena drama yang telah ia buat sekarang bersamanya.
"Ibu jangan pernah lagi berterimakasih padaku, aku yang akan sangat berterimakasih pada ibu karena telah begitu menyayangiku dan mempercayaiku, maafkan aku karena telah berbohong selama ini pada ibu. Aku benar-benar berdosa pada keluarga ini. Aku akan menebus semuanya dengan menjaga kinan mulai saat ini sampai kapanpun"
Bayu memeluk ibu dan kemudian tangisan keysa pecah melihat adegan antara bayu dan ibunya.
Keysa tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya akan mengikuti apa yang di putuskan oleh ibunya saat itu.
Ibu benar-benar menyayangi bayu, jadi apapun pendapat keysa ibu akan tetap pada pendiriannya.
"Selamat ya dek, kamu akhirnya sama si bayu,,, kakak ikut senang".
Keysa mencairkan suasana dengan meraih tangan adiknya dan kemudian memeluknya.
Kinan yang masih terbawa suasana kata-kata bayu yang terus terdengar begitu tulus di telinganya membuatnya hanya diam tak berkata apapun pada kakaknya yang sangat antusias dengan restu yang telah ibu berikan padanya.
Saat suasana semakin cair, keysa mengajak semua orang untuk makan malam.
Malam itu berjalan cepat hingga semua rencana yang telah bayu dan kinan buat untuk acara pertunangannya telah melangkah pada fase berikutnya.
Tantangan pertama mereka akhirnya lolos yaitu restu dari ibu dan kelaurga kinan.
Bayu langsung meminta izin membawa kinan ke singapur untuk di pertemukan dengan keluarganya disana.
Bayu telah menceritakan detail tentang keluarganya yang sudah mengetahui soal kinan dan keluarganya selama ini.
Karena apa yang bayu lakukan selama penyamaran itu juga di ketahui oleh keluarganya di singapur.
"Jam 2 malam ini kita berangkat, aku sudah yakin ibu pasti merestui hubungan kami, jadi aku bahkan sudah mempersiapkan tiket untuk keberangkatan kita nanti malam".
Keysa, genta dan ibu tertawa, kinan sedikit merasa malu untuk ikut bercanda dengan semua orang disana.
Kinan merasakan apa yang bayu rasakan saat melihat ibu dan kakak-kakaknya sangat bahagia karena rencana pertunangan dirinya dan bayu yang sebenarnya hanya pura-pura itu.
Perasaannya terganggu karena rasa bersalah, namun kinan berpikir semuanya telah terjadi, kinan hanya harus berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua yang ia lakukan untuk membuat ayahnya sadar bahwa harta tidak menjamin segalanya.
Kebahagiaan tidak bisa di ukur oleh kekayaan, namun cinta keluarga bisa sangat lebih berharga dari kekayaan apapun di dunia ini.