Descargar la aplicación
45.04% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 109: Merasa kehilangan

Capítulo 109: Merasa kehilangan

Bandung pagi itu sangat cerah, seseorang berjalan menyusuri jalanan lembab bukti betapa sejuknya pagi itu.

Pak setya berusaha mencari alamat rumah mantan istrinya sesuai dengan petunjuk dari orang bayarannya.

Sampai dia tiba di suatu ruko dua lantai berukuran sedang di jajaran ruko lain yang lumayan cukup ramai pagi itu.

Terpampang banner di samping pintu kaca yang terbuka bertuliskan "Cafe & Cake Family" .

Perlahan langkah pak setya mulai terhenti saat dia melihat sesosok perempuan yang kurang lebih sebaya dengannya yang masih terlihat sama dimata pak Setya seperti terakhir kali kurang lebih 10 tahun lalu.

"Ranti??????".

Pak setya berpikir itu mantan istrinya yang masih seperti dulu, tidak banyak yang berubah darinya, hanya saja wajah mantan istrinya itu kini memperlihatkan rasa lelah yang teramat sangat karena berjuang menafkahi anak-anaknya sendiri.

Pak setya membuka kaca matanya dan berusaha memperjelas penglihatannya karena itu jarak yang lumayan jauh.

Tak lama muncul mobil dan memarkirkannya tepat di depan ruko Itu.

Keysa dan putrinya Tisya yang sudah biasa datang ke sana untuk mengunjungi ibunya, tisya yang sudah mulai bisa berjalan mengikuti ibunya dari belakang dan masuk ke cafe itu.

"Apa itu cucuku???? Bagaimana bisa Keysa sudah memiliki putri sebesar itu???? apa ini sudah terlalu lama???? kenapa aku bahkan tidak memikirkan jika salah satu putriku sudah menikah dan memiliki seorang putri".

Pak setya mengurungkan niatnya untuk menemui bu ranti karena ada keysa yang datang ke cafe itu.

Pak setya berpikir anak-anaknya mungkin tidak akan bisa bersikap dewasa jika melihatnya muncul secara tiba-tiba di hadapan mereka. Apalagi Keysa, dia adalah putri satu-satunya yang mengerti situasi ayah dan ibunya di masa lalu dan dia juga tidak pernah akur dengan pak setya semenjak tahu bahwa ayahnya memiliki wanita simpanan lain di luar sana.

Kemudian pak setya pergi dengan segera memasuki mobilnya yang di parkir jauh dari ruko ibu ranti.

Di dalam mobil tak terasa air mata menetes, ia sungguh ingin menyapa anaknya namun semua itu tidaklah mudah mengingat semua kesalahan yang telah ia perbuat.

Dia memutuskan untuk menemui kinan, dalam perjalanan dia meminta alamat kinan ke orang suruhannya dan tidak butuh waktu lama untuk dia bisa mendapatkannya.

Suasana di kantor kinan siang hari, jam istirahat sudah tiba. Kinan sudah menyelesaikan beberapa pekerjaannya.

Banyak senior yang membantunya jadi kinan tidak mendapatkan banyak kesulitan dalam pekerjaannya.

"Kinan apa kau akan mencari makan siang di luar atau pesan seperti biasa???".

Seorang senior menanyakan makan siang kinan. Tapi kinan menolak karena merasa tidak lapar dan ia memilih untuk beristirahat di lantai atas dimana tempat itu sangat tenang dan terbuka.

"Tidak kak terimakasih, aku belum lapar. Aku akan pergi ke lantai atas jadi silahkan duluan saja jika mau pesan makanan".

kinan segera bangkit dari kursinya dan pergi ke tempat yang ia sebutkan tadi. Tidak lupa membawa ponsel yang sedari tadi terus ia perhatikan karena menunggu seseorang menelponnya untuk memberi kabar. Sampai-sampai kinan kurang fokus pada pekerjaannya hari itu .

"Hallo kak genta, apa kau sudah dikantor???? jam berapa tadi kamu berangkat dari rumah??? apa bayu datang ke rumahku sebelum kamu berangkat tadi pagi????".

Karena kinan belum bisa juga menghubungi sahabatnya itu dia memutuskan untuk menanyakan pada genta yang tadi pagi masih di rumah saat kinan berangkat kerja.

Bisa saja bayu datang tadi pagi setelah kinan berangkay. Itu yang sesaat ada dipikiran kinan.

"Tapi jika memang dia ke rumah, kenapa juga tidak meneleponku, aaah tidak masuk akal. Sebenarnya kemana dia??????, apa aku perlu mendatangi tempat kerjanya??? apa itu tidak berlebihan???".

kinan berbicara dengan dirinya sendiri karena terlalu banyak pertanyaan soal bayu yang juga tidak ada kabar selama dua hari ini.

"Baiklah, pulang kerja aku akan ke tempat kerjanya. Tapi aku tidak tahu jelas dimana lokasi tempat kerjanya, aku akan cari di internet, setidaknya aku tahu nama perusahaannya".

Kemudian kinan sibuk dengan ponselnya untuk mencari alamat kantor tempat bayu bekerja.

Saat dia sibuk dengan semua itu ada telpon masuk ke ponselnya.

"Dengan siapa ini???? hallo".

kinan menjawab telpon itu tapi tidak ada suara di ujung telpon sana.

"Bayu??? apa ini kamu???? hallo kenapa tidak bicara?? ada apa???".

Kinan berpikir bahwa yang menelponnya adalah bayu sahabatnya. Namun dari telpon itu tetap tidak terdengar suara jawaban.

Kinan terus memanggil-manggil sampai akhirnya sambungan telpon itu mati.

"Siapa sebenarnya yang menelponku???? kurang kerjaan, itu tidak mungkin bayu".

kinan melanjutkan pencariannya di internet dan akhirnya dia menemukannya.

Kinan seperti merasa kehilangan dalam dirinya saat bayu selama beberapa hari tidak ada kabar. meskipun dari dulu bayu selalu menghilang di waktu libur seperti sabtu dan minggu namun kadang dia masih memberi kabar meskipun via sms.

Tapi ini sudah dua hari tanpa kabar sedikitpun, kinan mulai khawatir, mulai merasa kehilangan. Rasa itu tidak secara sadar dia rasakan. Namun dari kecemasan dia yang terus menghubungi bayu memperlihatkan bagaimana ia tidak bisa lama-lama jauh dari bayu atau tidak mendapat kabar dari bayu.

Persahabatan itu sudah terlalu lama sampai-sampai kinan sendiri tidak tahu rasa apa sebenarnya yang ia miliki untuk bayu selama ini.

Dia hanya tidak pernah memperdulikan dimana letak bayu dalam hatinya. Karena bayu selalu ada bersamanya setiap waktu, jadi hal-hal seperti itu tidak pernah terpikirkan olehnya.

Sampai akhirnya pada hari itu, kinan benar-benar di buat kacau karena bayu sulit untuk di temui dan di hubungi. Pertama kali dalam perjalanan mereka bersahabat selama 4 tahun ini.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C109
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión