Malam semakin dalam, angin semakin menghembus tanpa penghalang. Jiwa kinan yang semakin hari semakin kelam merasakan betapa hidupnya telah hancur karena amarahnya yang tidak bisa ia kendalikan setelah bertemu kembali dengan ayah yang sedari kecil ia tunggu kedatangannya.
Kinan dan Bayu telah berada di ruang tengah rumah bayu.
Bayu membuatkan Kinan teh agar dia tidak terkena flu keesokkan harinya sambil bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa ayahmu kembali menghubungimu???".
Kemudian kinan menjawab tanpa fokus pada apa yang bayu tanyakan padanya.
"Apa tidak masalah bagimu jika kita benar-benar menikah, tapi bukan karena cinta yang kita miliki, tapi karena aku ingin membalaskan rasa sakitku ini kepada ayahku?????".
"Apa yang membuat itu menjadi berbeda bagimu???? bukankah akhirnya kita menikah??? Apa kamu berpikir aku hanya akan mementingkan hubungan intim suami istri di dalam hubungan pernikahan kita nanti????? Aku akan menunggumu sampai kamu siap untuk segalanya, kamu tidak perlu memilah perasaanmu dan kesiapanmu untuk menikah, biarkan perasaanmu berkembang sendiri dan kesiapanmu tumbuh dengan berjalannya waktu. Aku akan menunggu itu".
Bayu menjawabnya yang kemudian memeluk kinan, air mata tak bisa tertahan dari mata kinan, dia tersentuh dengan cinta yang bayu miliki untuknya.
Ketulusan bayu padanya seperti ternodai oleh niat kinan membalaskan dendamnya pada sang ayah,Kinan merasa bersalah pada bayu, namun dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa pada kenyataannya dia senang saat bayu terdengar begitu siap menikahi dirinya dengan segala situasinya.
Malam berlalu dengan ketenangan yang mulai menyerap ke dalam hati kinan karena bayu terus memeluknya malam itu hingga mereka berdua terlelap di sofa ruang tengah rumah bayu.
Hingga pagi tiba dan kinan sudah siap untuk berangkat ke kantor mengurus izin cutinya, Kata-kata bayu semalam saat sebelum akhirnya mereka tertidur di atas sofa, membuat kinan tak bisa melupakannya sampai saat itu.
"Apa memelukmu seperti ini bisa aku lakukan saat kita sudah menikah nanti??? bukan hanya saat kamu bersedih seperti malam ini, tapi kapanpun aku mau, entah itu pagi, siang, atau malam, hanya memelukmu seperti ini, tidak lebih dan jangan sampai kurang".
Bayu mencoba mencairkan suasana semalam, saat kinan akhirnya berhenti menangis di dalam pelukannya.
Pagi itu bayu dan kinan berangkat bekerja seperti biasa, Mr.Henry baru akan tiba di Jakarta sore nanti.
Kinan telah menelpon ibunya, memberitahukan bahwa malam nanti akan ada keluarga bayu ke Bandung.
Ibu langsung mereservasi restoran untuk menyambut calon besannya yang telah dia ketahui dari Keysa bahwa keluarga bayu adalah keluarga kaya raya yang tidak pernah terbayangkan oleh mereka sama sekali, melihat bagaimana bayu terlihat seperti orang-orang biasa lainnya ketika hidup bersama mereka di bandung dulu.
Keysa mencari informasi tentang nama belakang Bayu yaitu keluarga Anggara dari internet.
Sampai pada siang hari, kinan yang hari itu datang ke kantor hanya untuk mengajukan cuti akhirnya bisa pulang, bayu yang sudah berdiri di depan kantornya segera melambaikan tangan ketika kinan keluar.
"Apa semuanya lancar???". Bayu membukakan pintu untuk kinan sambil bertanya padanya.
"Lancar, supervisor dan HRD ku tidak mempersulit cuti ku karena mereka sudah tahu dari sebelumnya aku akan ijin mulai hari ini".
Kemudian mobil mulai berjalan, kinan segera menelpon ibunya dan memberikan kabar bahwa ia telah dalam perjalanan ke Bandung.
Bayu melihat kinan terlihat sudah mulai sedikit tenang di bandingkan dengan semalam saat kinan betul-betul dirundung kecemasan dan kesedihan.
"Sebenarnya aku tidak bisa mengantarmu ke Bandung, aku akan datang dengan ayahku nanti, jadi sekarang kamu berangkat dengan supir, kita dalam perjalanan menuju rumahku dan nanti kamu berangkat dari sana, barang-barang yang tadi aku bawa dari rumahmu sudah ada di dalam mobilmu semua".
"Baiklah, lakukan apapun yang menurutmu baik". Kinan menjawab Bayu sambil membaca pesan yang masuk ke ponselnya.
"Adam mengirimiku pesan, apa aku harus menjawabnya???". Pesan yang masuk ke ponsel kinan saat itu ternyata dari Adam.
"Kenapa bertanya padaku???? itu pesan untukmu, aku bukan tipe calon suami yang overprotective, kamu bisa kapan saja membalas pesan dari adam jika kamu mau".
Kemudian kinan memutuskan untuk tidak membalas pesan itu.
Adam bertanya soal kepastian kinan yang akan bertunangan dengan Bayu. Kinan berpikir tidak perlu menjawab itu karena sudah tidak ada urusan lagi antara dirinya dengan adam, yang sekarang sudah menjadi milik orang lain.
Di hotel tempat adam berbulan madu dengan Klarissa.
"Kapan kita akan pulang??? aku pikir tidak perlu sampai satu minggu kita menghabiskan waktu seperti ini, besok pagi kita pulang dan langsung menuju apartemenku, jika kamu masih mau bersantai seperti saat ini, kamu bisa melakukannya di apartemenku nanti".
Adam merasa tidak ingin berlama-lama di Singapur, meskipun ia bisa bersantai disana tanpa gangguan ayahnya, namun adam tidak bisa menyembunyikan kecemasannya pada rencana kinan dan bayu.
"Apa ada yang membuatmu begitu terburu-buru ingin pulang ke jakarta??? bukankah kita menikmati ini kemarin, jauh dari orang tua dan bisa bebas melakukan apapun yang kita inginkan, bahkan kamu bisa sampai mabuk tak sadarkan diri di sebuah club malam bersama teman-temanmu".
Klarissa mencurigai niat adam yang ingin segera pulang ke jakarta setelah beberapa saat dari sejak adam bangun dia terus memandangi ponselnya seperti menunggu balasan pesan atau menunggu telpon masuk.
"Sudahlah, kita tidak perlu membahas itu, jika kamu masih ingin terus disini silahkan, aku tidak akan melarangmu, tapi besok pagi aku pastikan akan pulang. Aku sudah meminta klara sekretarisku untuk mengurus tiket kita".
Adam kemudian meletakan ponselnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari bau alkohol yang sangat melekat di tubuhnya.
"Baiklah, lakukan apapun yang kamu mau".
Kemudian klarissa keluar dari kamar dan pergi menuju kolam renang yang berada di depan kamarnya.
Kamar VVIP yang memiliki fasilitas kolam renang pribadi merupakan tempat mereka berdua menginap, kamar yang sangat cocok untuk mereka yang sedang menikmati bulan madu, namun itu tidak berarti apa-apa bagi adam dan klarissa.
Saat Klarissa menikmati matahari yang mulai berani menyombongkan sinarnya di tengah kolam renang, adam keluar dari kamar mandi dan mendapati Istrinya sedang berenang lengkap dengan baju renangnya yang memperlihatkan lekukan tubuh klarissa yang belum pernah adam lihat sebelumnya.
"Apa yang dia lakukan di siang bolong seperti ini". Adam menutup gorden jendela dan pintu kaca dari kamarnya yang membuat dia tidak bisa melihat klarissa yang sedang berenang disana.
"Apa dia sedang tebar pesona padaku???? aaah itu tidak mungkin".
Adam memikirkan hal konyol dalam kepalanya saat melihat klarissa yang sedang berenang tadi.
Namun tak berlangsung lama dia kembali fokus pada ponselnya yang tidak juga berdering tanda ada pesan atau telpon masuk.