"Ti-dak, i-tu tidak benar, Rail!" Kata Ardina mengelak semua ucapan Asmodeus. "Aku dipaksanya!" Katanya lebih menegaskan pada Rail.
"Hei, kenapa kamu bilang begitu di depan calon suamimu, sayang?" Tanya Asmodeus memasang wajah kecewa, lalu jarinya menarik dagu Ardina agar selalu memandangnya. Kemudian Asmodeus mendekatkan wajahnya ke wajah Ardina, hembusan napasnya sangat terasa di kulit wajah Ardina. "Kamu tau kan aku mencintaimu, Ardina" kata Asmodeus cukup meyakinkan Ardina. tatapannya sangat mendalam.
Rail sudah muak dengan percakapan mereka berdua. Ia mendorong Asmodeus. "Jangan harap aku akan membiarkan pernikahan itu terjadi, Asmodeus! Aku tau niat busuk sebenarnya dengan pernikahan itu!" Tebak Rail, tetapi itulah kenyataannya. Ada tujuan lain yang memang Asmodeus rencanakan untuk pernikahaannya dengan Ardina.
"APA?" Pekik Ardina cukup kaget. Kata tujuan Asmodeus membuat Ardina menjadi murka. "Tujuan apa itu, Asmodeus?" Tanya Ardina.