"Jangan sisakan siapapun sampai Erg berlutut padaku," desis Lucas dengan rahang mengetat.
"Siapa lagi yang hendak kau bunuh, Tuan Batu? Kau suka sekali menghilangkan anggota keluarga orang lain," ucap Zoa yang melihat Lucas menyimpan kembali ponselnya.
Sebenarnya ia sedikit ragu sebelum mengucapkan kata-katanya, tetapi rasa cemasnya juga tak bisa ia pungkiri. Ia benar-benar cemas jika saja terjadi sesuatu pada Lucas maupun orang-orangnya jika musuh memiliki rencana lain untuk melenyapkan nyawa mereka. Musuhnya tak mungkin hanya menggunakan senjata mainan bukan? Tentu mereka akan mengeluarkan berbagai senjata api untuk melenyapkan nyawa Lucas dan semua anak buahnya. Ia tak mau melihat itu terjadi, maka dari itu ia bertanya meski berakhir dengan kata kurang tepat yang ia lontarkan pada Lucas. Sungguh ia cemas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun bukan berarti Zoa merelakan semua orang yang terbunuh juga dari senjata api Lucas.
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^