Enel berdiri di tengah-tengah reruntuhan dengan kakinya di atas Gan Fall, menjulang di atas pria itu. Tiga kru topi jerami serta Wiper mengawasi dari kejauhan, ke arah dua pria yang saling berhadapan.
Enel baru saja menenangkan dirinya dan menatap lawannya yang tidak bersenjata.
'Bagaimana dia bisa kebal terhadap seranganku?' pikir Enel sambil mengertakkan giginya. 'Tidak ada makhluk hidup di dunia ini yang tidak takut dengan petir ... kecuali aku. Karena aku tuhan. "
Enel menatap Luffy, yang terus menatapnya.
"Aku melihatnya memelarkan tubuhnya. Aku tidak tahu benda bernama karet ini, tetapi tampaknya itu memberinya kemampuan untuk memelarkan tubuhnya cukup jauh. ' dia pikir. 'Itu kemampuan buah iblis, kemungkinan besar Paramecia.'
"kau tahu." Ucap Luffy dan mengejutkan Enel dari pikirannya. "Ada banyak orang di laut biru yang bisa mengalahkanmu."
Luffy menyeringai.
"Namun kau menyebut dirimu tuhan, Enel." Luffy selesai. Enel kesal mendengar ini.
'Bocah kurang ajar.' pikir Enel. Mereka saling menatap selama beberapa saat. Enel sepertinya enggan menyerang. Dia tahu pria di depannya memiliki kekebalan terhadap kekuatan petirnya.
Setelah beberapa saat, Luffy menyeringai dan memelarkan tangan kanannya ke belakang.
"Gomu Gomu no ..." Luffy mengumumkan dan berlari ke arahnya. Enel menggelengkan kepalanya berulang kali.
'Tenang, tenang.' Enel berpikir sendiri. 'Bahkan jika dia kebal terhadap kekuatanku, serangan fisik tidak akan mempan pada tubuhku!'
"... Pistol!" ucap Luffy dan memberikan pukulan keras ke perut Enel. Serangan itu tidak menggunakan Haki, tetapi masih bisa mengenai tubuh petir Enel.
Enel terlempar dari pria tua yang di injaknya dan menabrak reruntuhan. Luffy membantu lelaki tua itu bangkit kembali.
"Bagaimana kau bisa memukulnya?" Gan Fall bertanya dengan heran. Luffy nyengir.
"Aku manusia karet." Luffy menjawab dengan riang. Gan Fall memandangnya dengan bingung, tetapi kemudian menggelengkan kepalanya dan menuju ke arah penonton lainnya.
"Hei, bagaimana dia bisa memukul Enel?" Wiper bertanya pada Zoro. "Apakah dia punya kairoseki (seastone) padanya atau apa?"
Zoro menggelengkan kepalanya.
"Dia tidak memiliki hal seperti itu." Zoro menjawab dan menyeringai. "Dia hanya karet."
Wiper menatapnya dengan bingung.
"Karet apa ini yang terus kau bicarakan?" Wiper bertanya. Robin menatapnya.
"Mengejutkan bahwa kau tidak tahu tentang itu." jawab Robin. "Tapi pada dasarnya, karet adalah zat yang tidak menghantarkan listrik. Jadi, petir tidak dapat membahayakan Luffy."
Mereka melihat kembali ke adegan pertempuran, di mana Enel akhirnya berdiri lagi.
"Jangan sombong!" Enel berteriak dan menyerang Luffy dengan tongkat emasnya. "Jika aku melihat sesuatu tidak akan berhasil, maka aku hanya perlu mengubah strategiku!"
Enel berusaha memukul kepala Luffy dengan tongkat, tetapi Luffy menunduk. Kemudian dia mencoba untuk memukulnya ke bawah, tetapi Luffy melompat ke udara. Enel menyeringai dan mengarahkan tongkatnya ke atas, memukul Luffy langsung ke selangkangan.
Semua penonton meringis dan Zoro tanpa sadar melindungi selangkangannya dengan tangannya yang bebas.
"Enel benar-benar iblis!" Gan Fall berkomentar dengan salah satu matanya terpejam. Tampaknya untuk sesaat dia bisa merasakan sakitnya Luffy.
"Kau yang mengatakannya, pak tua." Zoro setuju, memakai ekspresi yang sama.
Luffy dikirim terbang ke udara oleh pukulan kuat itu dan setelah beberapa saat dia berhenti dengan menendang udara.
"Aku ingin tahu apakah Kapten-san masih bisa memiliki anak setelah ini." Robin berkomentar dengan nada datar.
"kau wanita sialan!" Geram Zoro. Robin terkekeh. "Itu tidak lucu! Itu sakit sekali!"
"Untuk kali ini aku setuju dengan Zoro!" Kata Nami dengan mata melebar. "Itu memang terlihat menyakitkan."
Luffy mendarat di tanah. Meskipun telah dipukul, dia tampak tidak kenapa-napa. karena dia karet. Luffy memelototi Enel.
'Mengarahkan serangan ke selangkangan pria lain agak ... well, gay.' Luffy berpikir sendiri. Enel berlari ke arah Luffy dengan tongkatnya dan menghantamnya, tetapi Luffy menghindarinya. Orang yang memanggil dirinya sendiri tuhan itu kemudian mengangkat tongkatnya dan mengarahkan tonghkatnya ke samping, mencoba untuk memukul kepala Luffy. Tongkat itu di tangkis oleh tangan kanan Luffy. Enel kemudian mengangkat tangan kirinya, yang bebas pada saat itu, dan mengarahkan telapak tangannya ke Luffy.
"El Thor!" Enel berteriak dan ledakan listrik besar dilepaskan dari telapak tangannya langsung ke arah Luffy, yang berada di depannya. Sekarang, Enel tahu bahwa kilat tidak akan menyakiti Luffy, tapi itu bukan niatnya.
Ledakan listrik itu membuat Luffy jatuh ke belakang, tetapi Luffy dengan cepat kembali ke posisinya. Namun itu adalah niat Enel. Dia dengan cepat bearada di depannya, lalu mengangkat tongkatnya dengan kedua tangan dan memukul kepala Luffy dari bawah sehingga membuat Luffy terbang ke kejauhan, namun Enel tidak berhenti di situ. Ketika Luffy akan menabrak reruntuhan, Enel muncul di atasnya menggunakan kecepatan kilatnya dan memukul Luffy ke tanah.
Nami, yang sedang menonton, memandang Zoro dengan ragu, tetapi Zoro hanya menyeringai, jadi Nami tidak mengatakan apa-apa.
Enel melompat mundur, menjauh dari Luffy. Dia pikir setidaknya dia telah melukai lawannya. Dia tidak berpikir bahwa di sudah mengalahkan Luffy dengan serangan itu, tetapi Enel berpikir bahwa dia setidaknya akan membuat Luffy kesulitan berdiri atau akan sedikit berlumuran darah.
Apa yang tidak dia sangka adalah Luffy melompat kembali ke posisi berdiri tanpa ada luka sedikit pun. Tentu, dia tampak kotor dan pakaiannya sedikit hangus karena kilat, tetapi dia tampa baik-baik saja.
"Itu juga tidak akan berhasil." Luffy menyeringai. Mata Enel membelalak.
"Petir tidak akan bekerja." gumamnya. "Serangan fisik tidak berhasil. Benda apa itu yang bernama Karet?"
Enel menghela nafas.
"Tidak, tunggu. Dia Paramecia yang sederhana. Aku sudah melihat apa yang bisa dia lakukan." dia melanjutkan dengan tenang, percaya bahwa Luffy tidak mendengarnya.
Bajak laut itu menyeringai. dengan observasi hakinya aktif, pendengarannya telah meningkat pesat. Lagipula, langkah pertama untuk menguasai observasi adalah melatih indera kalian.
Enel tertawa.
"Jika aku tidak bisa melukaimu dengan tongkat, maka aku akan menggunakan sesuatu yang lain." Enenl mengumumkan dengan sombong. Petir mengelilingi tongkat emas miliknya.
"Gloam Paddling!" dia mengumumkan dan tongkatnya berubah bentuk menjadi trisula.
"Aku tidak punya waktu untuk bermain dengan orang-orang seperti kau!" Enel berteriak dan menyerang Luffy, yang menghindari trisula.
"Yahahaha! Seperti yang aku duga, kau lemah terhadap banda tajam!" dia mengumumkan dengan suaranya yang arogan.
"Ya." Luffy mengkonfirmasi.
Nami menepok jidatnya setelah mendengar itu.
"IDIOT!" Nami berteriak dengan gigi berubah tajam. "JANGAN KATAKAN ITU!"
Zoro terkekeh.
"Tenang, Nami." Zoro memberitahunya. "Bukan berarti dia bisa mengalahkan Luffy."
Luffy terus menghindari trisula selama beberapa saat dan kemudian ketika dia akhirnya bosan menghindari, Luffy memelarkan kedua tangannya dan bersiap untuk menyerang.
"Gomu Gomu no Bazooka!" Luffy berteriak ketika lengannya menembak ke depan untuk melakukan serangan normalnya yang paling kuat. Dewa yang memproklamirkan diri bergerak mundur dengan kekuatan pencahayaan dan berhasil menghindari pukulan itu.
Luffy menyeringai. Dia agak merilekskan posturnya, membiarkan lengannya menggantung.
"Jadi, bagaimana kau memanggil pria yang mengalahkan tuhan?" Luffy bertanya dan tersenyum. Lawannya mengertakkan gigi dalam kemarahan dan menerjang maju, nyaris meleset dari Luffy dengan senjata tajamnya.
"TIDAK ADA MANUSIA MACAM ITU!" Enel berteriak marah. Luffy memelarkan mundur tinju kanannya.
"Armament." Luffy bergumam dan tinjunya menghitam. Dia meninju ke depan, tetapi Enel berubah menjadi kilat, menghindari pukulannya dan muncul di belakang Luffy.
"Tuhan tidak bisa dikalahkan oleh manusia biasa, apalagi Paramecia sepertimu!" Enel menyeringai dengan arogan dan menusuk ke depan dengan trisulanya. Luffy mengangkat kaki kanannya dan menendang udara di bawahnya. Saat melakukan itu, dia masih menggunakan terlalu banyak kekuatan dan secara tidak sengaja membuat dirinya terbang ke udara, tetapi dia menghentikan dirinya dengan membalikkan badan dan menendang udara di atasnya dengan kaki kanannya yang terentang. Sekali lagi, Luffy menggunakan jumlah kekuatan yang tidak pas karena dia masih tidak tahu tentang berapa banyak tenaga yang dibutuhkan agar bisa melakukan Geppo.
Dia membuat dirinya sendiri terbang ke arah reruntuhan. Tepat ketika dia akan jatuh, Luffy meraih salah satu bangunan besar yang hancur dan menghentikan dirinya sendiri. Luffy memelintirkan tubuhnya dengan cara yang tidak wajar bagi siapa pun kecuali dia dan melemparkan dirinya ke arah Enel.
Enel muncul di hadapannya di udara dengan trisula menunjuk ke arahnya, mengharapkan Luffy untuk menusuk dirinya sendiri. Luffy namun menendang udara di bawahnya dan dengan begitu dia melemparkan dirinya ke atas Enel, mencegah dirinya sendiri menusuk senjata Enel.
Enel berubah menjadi kilat dan muncul di atas Luffy dan menghujamkan Trident nya ke bawahnya, tetapi Luffy menangkis dengan meraih trisula dari samping, mengangkatnya ke udara bersama dengan Enel dan melemparkan keduanya ke tanah.
Enel tidak menabrak tanah, karena dia berubah menjadi kilat sesaat sebelum menabrak tanah. Enel kembali ke arah Luffy lagi. Pria karet itu kemudian merentangkan kaki kanannya ke samping dan mencambuk Enel dari kanan dengan kakinya.
Enel akhirnya terkena serangan Luffy dan memuntahkan darah ketika, lalu berhenti di udara. Dia memelototi Luffy, yang memberi isyarat dengan tangannya agar Enel datang untuk menyerang.
Enel lalu menerjang ke arah lawannya dengan trisula. Luffy lagi-lagi menghindari serangannya, tetapi kemudian meninju ke depan dengan tangan kanan. Enel lalu berubah menjadi kilat dan bergerak mundur, tetapi meskipun ia mampu menghindari sebagian besar serangan, ia masih terkena sedikit serangan Luffy. Enel membentuk tubuhnya kembali dan memuntahkan lebih banyak darah.
Zoro menyeringai ketika dia menyaksikan ini dari reruntuhan.
'Bajingan petir itu tidak punya peluang melawan Luffy.' pikir Zoro. 'Dia bahkan tidak bisa mengikuti gerakan Luffy.'
"Bagaimana pertempuran ini bisa terjadi?" Gan Fall bertanya ketika dia melihat Luffy menghentikan dirinya dari jatuh dengan menendang udara, yang secara tidak sengaja membuatnya terlempar ke arah Enel, yang baru saja menenangkan dirinya setelah terkena serangan sebelumnya. "Bagaimana dia bisa bertarung di udara?"
"Kapten-san menjadi mampu menggunakan teknik berjalan di udara." Robin menjawab, menyebabkan Gan fall memandangnya dengan heran. Setelah beberapa saat mereka kembali melihat ke pertempuran, di mana Luffy menghindari serangan trisula dengan menendang udara, meskipun dia lagi-lagi menggunakan kekuatan yang terlalu besar daripada yang diperlukan, jadi itu membuatnya menabrak pohon raksasa terdekat.
Robin berkeringat melihat ini.
"... meskipun dia masih belum mahir dalam hal itu." Robin menambahkan setelah beberapa saat. Gan fall lalu mengangguk beberapa kali.
Kembali di medan perang, Enel muncul di belakang Luffy, yang berusaha membebaskan kepalanya dari batang pohon. Enel menusukkan Trisulanya ke depan dan Luffy menggunakan observasi hakinya untuk menghindari tusukan itu. Karena Enel juga menggunakan observasi, dia mengantisipasi gerakan Luffy, jadi Enel merubah gerakannya secara berbeda. Apa yang terjadi kemudian adalah Luffy terkena tusukan di samping tubuhnya oleh salah satu bilah trisula. Namun Luffy berhasil menghindari yang terburuk.
Enel mengeluarkan trisula dari tubuhnya dan bersiap untuk menyerangnya lagi, tetapi Luffy melapisi kepala bagian belakangnya denga Armament haki dan menarik kepalanya keluar lalu menyerang dada Enel dengan Gomu Gomu no Backwards Bell atau semacamnya.
Enel terlempar ke reruntuhan dan Luffy berbalik lalu melompat mengejarnya.
Setelah beberapa saat, Enel bangkit lagi, meskipun kali ini ia sedikit ke susahan. Enel lalu memuntahkan lebih banyak darah.
"Yahahaha! Aku mengenaimu!" Enel mengumumkan dengan arogan, seolah dia sudah menang dengan satu tikaman itu. Dia menunjuk ke arah Luffy.
"Oh itu?" Luffy bertanya ketika dia mengangkat kain baju di sisi kirinya, menunjukkan luka yang tampak parah, dari luka itu darah mengalir dengan bebas. Tiga kru topi jerami meringis saat melihat ini. Nami menutupi mulutnya dengan tangan karena terkejut.
"Jangan berpikir kau menang hanya dengan memberiku luka kecil." Luffy melanjutkan dengan mengejek. "Aku bahkan nyaris tidak merasakan itu!"
"Luka kecil katanya ..." Nami bergumam tak percaya.
"Jika kau tuhan, maka bukankah seharusnya kau sudah membunuhku sekarang?" Luffy bertanya dan menyeringai. "Alih-alih kau sangat sombong hanya karena salah satu serangan mu berhasil."
Luffy maju selangkah.
"Aku masih berdiri." Luffy menambahkan. Enel mengertakkan gigi dan menyerang lagi. Kali ini, Luff menghindari tusukan yang dicoba lagi, tetapi kemudian mencengkeram senjata emas enel dengan tangan kanannya dan memelarkan kebelakang lengan kirinya dan melapisinya dengan armament.
"Gomu Gomu no Pistol!" Luffy mengumumkan dan menyerang ke depan. Enel terlalu berkonsentrasi untuk menarik trisula dari tangan Luffy, jadi ketika dia menyadari apa yang akan dilakukan Luffy, dia tidak punya waktu untuk menghindari pukulan itu.
Selanjutnya, Enel dikirim terbang. Tanpa senjatanya. Luffy menatap trisula emas dan menyeringai.
"Tongkat yang bagus." Luffy berkomentar. "Kurasa aku akan menyimpannya."
Sekarang, Enel sangat kesusahan untuk berdiri. Dia memuntahkan lebih banyak darah dan mencengkeram dadanya.
Wiper menyaksikan dengan tak percaya.
'Seberapa kuat pria ini?' dia pikir. 'Semua pejuang yang telah melawan Enel sejauh ini telah dikalahkan dengan mudah, termasuk Kamakiri, namun ...'
"J-Jangan berpikir ini sudah berakhir, kau M-mortal b-bajingan!" Enel menggeram. Dia sepertinya sudah kesulitan berbicara. Luffy tertawa.
"Belum ini belum berakhir." Luffy membalas. Luffy melemparkan trisula kembali ke musuhnya, yang menyebabkan setengah dari penonton berteriak ketakutan. Paling kencang berasal dari Nami.
"KENAPA KAU MELAKUKAN ITU?!" Nami berteriak dari belakangnya. Zoro menggelengkan kepalanya.
"Itu adalah penghormatan." Zoro memberitahunya. "Dia membiarkan Enel bertarung dengan senjata pilihannya."
Nami menghela nafas dan menepok jidat penuh kekesalan.
Enel menangkap senjata itu dan kemudian listrik mengelilingi senjatanya.
"Gloam Paddling!" Enel mengumumkan. Semua orang memandang dewa untuk mengantisipasi apa yang akan dia lakukan. Senjata itu lalu berubah menjadi tongkat dan semua orang berkedip kebingungan. Kemudian listrik mengelilinginya lagi dan setelah beberapa saat, entah bagaimana Enel mulai menembakkan peluru emas panas dari tongkatnya ke arah Luffy.
Luffy menghindari emas panas yang melesat ke arahnya dengan kecepatan super, yang dimaksudkan untuk menembus tubuhnya. Luffy terus bergoyang ke kiri dan ke kanan, dengan mudah menghindari sebagian besar dari mereka. Beberapa serangan mengenai pakaiannya, tetapi tidak ada yang bisa mengenai tubuhnya.
"Bagaimana dia melakukan itu?" Nami bertanya dengan kaget.
"Sepertinya itu yang dimaksud dengan menguasai observasi haki." Jawab Zoro, namun dia juga kaget dengan aksi Luffy.
Setelah beberapa saat menghindar, Luffy memutuskan bahwa itu sudah cukup. Dia mengaktifkan Soru dan menerjang maju, memelintir dan memelarkan lengannya ke belakang.
"Armament! Gomu Gomu no ..." Luffy mengumumkan. "Peluru" emas mengenai bahunya, tetapi Luffy mengabaikannya.
"... Rifle!" Luffy menyelesaikan nama serangannya dan memukul dada Enel dengan sangat kuat. Enel yang menerima serangan ini pun terlempar ke reruntuhan di belakangnya, dan tidak berdiri lagi.
-------------
Akhirnya Arc Sky Island Selesai ..... Maaf ya kalau updatenya akhir-akhir ini jadi bolong-bolong, Gara-gara wabah yang melanda Dunia saat ini, kita jadi di beri banyak tugas wkwkwk.
Buat teman-teman yang masih beraktifitas di luar jaga kesahatan yaa, semangat terus buat menjalani aktifitas kalian, jangan negatif thinking, jalani kegiatan kalian dengan pikiran positif biar imun tubuh kalian selalu bekerja maksimal.
Dan yang terakhir semoga kita di lindungi yang maha kuasa dan wabah ini segera berakhir.
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña