Descargar la aplicación
0.69% LOVELIST / Chapter 2: Bab 2 : Dua

Capítulo 2: Bab 2 : Dua

Sang pengemudi mobil tersebut terkejut karena mobilnya di tabrak oleh pengendara motor oleh seorang perempuan. Ia lalu keluar dari mobil dan menyuruh pengemudi motor untuk menepi dari jalan.

"Gawat! Yang mengendarai mobil ini ternyata seorang pria," gumam ana pelan sambil melihat pengendara mobil itu berjalan menuju ke arah Ana.

"Emm.. maafkan saya pak, saya tidak sengaja menabrak mobil anda," ucap Ana dengan berwajah lesu sambil memohon dengan kedua tangannya itu.

Sang pengemudi mobil tersebut pun membalas perkataan Ana dengan berwajah dingin.

"Tidak sengaja kamu bilang!!!" ucap pengemudi tersebut.

"Kamu tau mobil yang kamu tabrak ini adalah mobil bos saya, mobil kesayangan bos saya!!!" ucapnya lagi pada Ana tetap dengan wajah dinginnya itu.

Ana yang berada di tengah rasa ketakutannya itu pun tetap menjawab ucapan orang yang didepannya sambil agak gemetar.

"Tapi, saya kan tidak sengaja, Pak. Emm, atau kalau gitu.. saya janji. Saya akan ganti rugi kerusakannya mobil bos anda yang saya tabrak," ucap Ana sambil menundukkan kepalanya.

Sang pengemudi ingin menjawab ucapan Ana tapi sudah di dahului oleh orang yang di belakangnya sambil berjalan kearah mereka berdua.

"Damian jangan memperpanjang waktu untuk urusan yang tidak terlalu penting kita ada meeting penting yang harus kita temui, dan mintalah KTP dia sebagai jaminannya," ucap pria yang lebih dingin itu tepat di samping pengemudi mobil itu yang bernama Damian.

"Ihh... dasar kutub es dan sombong, ya ampun tidak boleh mengatai orang dosa!" batin Ana sambil melihat pria yang memanggil Damian itu.

"Baik, bos!" Jawaban Damian yang tidak berani melawan perintah tuan mudanya itu sambil membungkukkan badannya. Lalu pria yang lebih dingin itu lebih memilih untuk kembali lebih dulu ke dalam mobilnya.

"Maaf nona, saya mau meminta KTP dan nomer telepon anda. KTP anda sebagai jaminan sementara untuk mempertanggung jawabkan kesalahan anda nona," ucap Damian kepada Ana.

Ana tidak membantah karena ia memang salah. Lalu Ana memberikan KTP nya tersebut kepada Damian.

"Ini tuan KTP dan nomer telepon saya, emm... saya minta tolong ya tuan jangan dihilangkan KTP saya itu, itu sangat penting bagi saya," ucap Ana dengan berwajah lesu.

"Baik nona, saya bawa KTP anda sebagai jaminannya," ucap Damian kepada Ana.

"Dan ini kartu nama saya nona hubungi saya nanti! karena saya ada urusan lebih penting," ucap Damian lagi sambil memberikan kartu namanya kepada Ana lalu Ana mengambilnya.

"Ahh... iya tuan nanti saya hubungi anda selepas pulang kerja," ucap Ana sambil mengambil kartu nama Damian.

Damian segera pergi menuju mobil dan meninggalkan Ana yang berdiri di samping motor maticnya dipinggir jalan. Ana yang melihat mobil itu semakin menjauh dari dirinya, lalu ia menaiki dan menyalakan motor maticnya untuk melanjutkan perjalanan ketempat kerjanya.

"Semoga saja biaya yang dibutuhkan untuk ganti rugi kerusakan mobilnya tidak banyak, Amin..." batin doa Ana dengan hati yang sedih di atas motor maticnya.

Sesampainya di tempat kerjaan Ana langsung memarkirkan motor maticnya di tepat parkir sepeda motor. Lalu ia melangkah menuju ke restoran tempat ia bekerja.

Didepan pintu masuk restoran Ana disambut oleh temannya bekerja yaitu keren. Keren adalah teman baik Ana. Dan Ana sudah menganggap keren seperti saudaranya sendiri. Mereka selalu membagi masalah atau bahagia bersama.

Tidak heran jika keren selalu tau setiap semua masalah atau kebagian yang dialami oleh Ana. Dan sebaliknya begitu Ana juga tau semua masalah atau kebahagiaan yang dialami oleh keren.

"Ana.. kenapa dengan mukamu itu?? Kenapa datang kerja dengan muka murung begitu???," Tanya keren kepada Ana dengan wajah khawatir.

"Ren... aku gak sengaja nabrak mobil orang," ucap Ana dengan mata berkaca-kaca.

"Astagfirullah, terus kamunya gak papakan Ana gak ada yang sakit kan atau lecet badanmu??" Ucap Keren sekalian tanya dengan perasaan khawatir.

"Gak papa kok ren gak ada yang sakit maupun lecet tapi aku takut ren orang yang punya mobil minta ganti rugi yang besar sedangkan kau tau aku tak punya cukup banyak uang," ucap Ana dengan sedih.

"Aku saja sangat bersyukur setiap hari bisa makan dengan adikku walau itu lauk yang tidak istimewa," lanjut ucap Ana lagi kepada Keren.

Keren mendekat memeluk Ana untuk mengurangi rasa sedihnya itu.

"Apa gini? aku punya tabungan uang tapi tidak cukup banyak sih.. itu pun bisa membantumu untuk membayar ganti rugi kerusakan mobil yang kamu tabrak" ucap keren kepada Ana.

"Gak usah ren aku gak mau ngerepotin kamu, dan nanti aku telfon pemilik mobilnya selepas pulang kerja," ucap Aisyah melepas pelukan Keren dan bersiap untuk bekerja.

"Aku temenin kamu yah Ana sampai urusanmu selesai? takutnya nanti ada apa-apa." Tanya Keren.

"Baiklah, ayo lanjut kita bekerja nanti kita kena marah" ucap Ana sambil mengajak Keren lanjut bekerja.

**

Alex Sander adalah seorang berdarah campuran Indonesia dan Inggris. Memiliki wajah yang sangat tampan yang diturunkan dari ayahnya. Memiliki sifat dingin dan tegas. Pria tersebut sekarang berumur 29 tahun. Anak pertama dari dua bersaudara. Memiliki adik perempuan. Orang tuanya dan adiknya saat ini memilih menetap di Inggris sedangkan Alex memilih menetap di Indonesia baru baru ini.

Alex merupakan seorang  Presdir di perusahaan yang diwariskan dari ayahnya yang bernama Grand Company.

Grand Company bergerak di bidang usaha otomotif yang memproduksi merk mobil yang cukup terkenal. Grand Company menjadi rajanya dunia bisnis di Asia maupun luar Asia.

***

Di lain tempat terlihat seorang pria tengah berdiri dengan gaya coolnya menatap keindahan kota Jakarta di malam hari dari kaca ruangan direktur utama di gedung Grand Company siapa lagi kalau bukan Alex. Alex sedang menikmati keindahan kota Jakarta yang banyak berlalu lalang kendaraan bermotor maupun mobil.

Terdengar pintu ruangan tersebut diketuk dari luar.

Knock.. knock.. knock...

Dan masuklah seorang wanita dengan pakaian blezernya itu beserta roknya yang agak ketat.

"Permisi tuan!, saya mau mengingatkan hari ini anda sudah tidak ada jadwal pertemuan lagi, anda sudah bisa pulang dan mobil kantor sudah siap di depan pintu lobby tuanya," Ucap sekertaris Alex sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Asisten pribadi Damian sudah menunggu di depan ruangan tuan," lanjut ucap sekertaris itu.

Damian merupakan asisten pribadi Alex. Ia mengurus segala keperluan Alex dan mengurus urusan kantor juga. Berbedanya dengan sekertaris yang hanya bekerja di kantor saja.

Alex pun berbalik badan dan berjalan menuju keluar ruangannya sambil menjawab ucapan sekertarisnya itu dengan berwajah dingin.

"Hemm."

Sesampainya didepan lobby Damian membukakan pintu mobil belakang untuk Alex dan mengemudikan mobilnya itu menuju kerumahnya. Tak perlu waktu lama untuk sampai di rumah Alex cukup membutuhkan waktu 30 menit.

Di tengah perjalanan menuju kerumahnya, Alex membuka pertanyaan untuk Damian.

"Damian apakah sudah ada telfon dari orang yang menabrak mobilku?" ucap Alex kepada asistennya itu.

"Belum tuan, belum ada telfon atau kabar apapun dari orang yang menabrak mobil tuan," ucap Damian membalas pertanyaan tuannya itu.

"Hemm." ucap Alex singkat membalas perkataan Damian.

Setelah itu keadaan hening selama di perjalanan pulang ke rumah.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C2
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión