Descargar la aplicación
6.54% Lelaki cantik itu Amanda / Chapter 32: Rumah sakit

Capítulo 32: Rumah sakit

"Nona bagaimana kau bisa mengenal Arya..?"

"Dia temanku kami punya bisnis bersama. Yang satunya tadi namanya Dirga,Merea berdua sahabatku."

"Tapi apakah nona tau siapa Arya..?"

"Tentu. Dia pemilik PT sagara rasa."

"Tapi.."

Belum sempat Pak Harun menyelesaikan kalimatnya mobil sudah berhenti di pelataran rumah sakit dan Amanda langsung berlari masuk. Masih jelas diingatan Pak Harun Arya adalah putra dari Surya Kusama Atmaja. Calon suami yang di tolak Amanda. Dan putra dari orang yang ingin menghancurkan perusahaan Danudirja.

Amanda bertanya pada segerombolan suster tentang ruangan Bima Danudirja. Amanda segera berlari menyusuri lorong lorong dingin rumah sakit. Di ujung ruangan dilihatnya Aditya dan Adinda yang sedang menunggu diluar kamar. Sementara Mama Ani di dalam menemani suaminya yang sedang terbarinh lemah tak berdaya.

"Kakak...kau kak Manda kan?? Kakak dari mana saja..kenapa baru pulang. ." suara Adinda gadis cantik yang kini menginjak remaja.

"Kau..apa kau puas sekarang..?? Ayah begini tuh gara gara kakak." kini suara sinis dari Aditya adik yang kini sudah mulai kuliah.Beranjak dewasa dengan emosi yang mudah meledak.

Amanda tak menjawab pertanyaan dari adik adiknya perlahan dia memasuki ruangan Ayahnya. Tampak mama Ani duduk disamping suaminya. Sementara Pak Bima yang lemah dengan segala peralatan yang menempel pada tubuhnya untuk menunjang hidupnya.

Amanda berjalan perlahan mendekat lalu bersimpuh di kaki sang mama. "Maafkan Manda maa...ini semua gara gara amanda. Ayah begini gara gara Manda.." Amanda menumpahkan tangisnya di lutut wanita paruh baya yang tampak lesu.

"Akhirnya kau pulang juga nak...kami sudah lama menantimu. Lihatlah yah putri kesayanganmu sudah datang." Amanda menggenggam jemari ayahnya pucat. Perlahan mata ayahnya terbuka tapi tak mampu berucap. Airmata amanda menetes di jari jari ayahnya.

"Maafkan Amanda yah...sekarang Manda sudah disini ayah ..ayah..harus mau dioprasi..hiks hiks.."Amanda tak mampu membendung tangisnya suaranya sampai tercekat menahan emosional dalam dirinya.Rasa penyesalan melihat kondisi ayahnya yang tak berdaya.Pak Bima pun tampak terharu dan butiran butiran air mata lolos dari matanya yang sendu.

Mama ani menghubungi dokter agar segera memulai operasi suaminya. Dokterpun memeriksa kondisi pak Bima dan meminta perawat untuk segera menyiapkan ruang Operasi.

Didepan Ruang Operasi Aditya kembali menyindir Kakaknya.

"Semua ini gara gara kakak. Kalau kakak gak kabur semuanya gak akan seperti ini. Ayah gak akan sakit dan perusahaan juga gak akan goyah. Dan lagi penampilan macam ini .." Aditya melihat kakaknya dari ujung kepala hingga kaki nampak jijik.

Amanda yang memang menyadari kesalahannya hanya bisa menangis. Kini dirinya menyesal dan merasa malu.

"Sudah cukup kalian ini seharusnya berdoa agar operasinya lancar.. Bukan malah saling menyalahkan. Sekarang yang penting kakakmu sudah pulang semuanya akan baik baik saja." Mama Ani menengahi perselisihan antara anak anaknya.

"Amanda janji maa mulai sekarang Amanda yang akan bertanggung jawab pada perusahaan. Amanda akan berjuang mengambil kembali saham kita dan membuatnya maju seperti dulu."

"Jangan cuma ngomong, buktikan.." Aditya menyindir lagi.

"Oke kau bisa pegang kata kataku.." Amanda tak mau kalah.

Dokter keluar dari ruang operasi dan mengabarkan bahwa operasinya berjalan dengan lancar. Pak Bima akan dipindahkan ke ruang perawatan dan meminta agar pak Bima istirahat total selama beberapa bulan dan jangan sampai banyak pikiran atau pun mendengar berita yang mengejutkan. Dokter pun pergi setelah memberikan penjelasan.

"Kalian dengar kan..mulai sekarang Mama gak mau kalian berantem apa lagi di depan Ayah." Ketiga anaknya hanya mengangguk.

****

Pagi ini Amanda memacu mobilnya menuju ke suatu tempat. Amanda berjalan tergesa gesa menyusuri lorong lorong sebuah perusahaan menuju kesalah satu ruangan penting pemiliknya. Seorang wanita mencegahnya masuk karna beluk membuat janji, tapi Amanda tak peduli dia tetap masuk dengan emosi menyelimuti.

BRAKK Amanda memasuki ruangan Direktur utama KA GROUP.

"Siapa kau..?" pria paruh baya dengan sedikit wajah arab berdiri seketika.

"Tak akan aku biarkan kau menghancurkan perusahaan ayahku.. aku bersumpah akan merebut kembali saham yang kau rebut dari ayahku." Amanda bicara penuh emosi sambil menunjuk wajah Surya kusuma Atmaja.

Prok prok prok.. Pak surya bertepuk tangan. "Owh..waow.. Rupanya ini putri kebanggaan DANUDIRJA??" Pak surya mengamati penampilan Amanda. "Inikah yang disebut sebut anak yang baik dan sopan..yang telah menolak putraku bahkan sebelum bertemu dengannya?? tampang sudah mirip preman begini ternyata.." suara tepuk tangan kembali terdengar.

"Rambut cepak,kaos oblong,tampang lusuh. Aku heran dimana Bima memungutmu."

"Aku bersyukur putraku tak jadi menikah denganmu. Aku tak sudi memiliki menantu sepertimu."

"Owh ya..justru aku yang beruntung telah menolak anakmu. Aku yakin putramu pasti lebih menjijikan dari pada Kau.." Amanda kembali menunjuk pak Surya.

"Beraninya kau bicara seperti itu diruanganku, pergi kau dari sini..security cepat seret dia dari sini."

Dua security langsung datang dan menarik paksa Amanda. "Aku bersumpah akan membuatmu menyesal..aku akan merebut kembali saham saham yang kau curi, aku akan membuat DD GROUP bangkit..CAMKAN itu.." suara amanda menghilang saat dirinya diusir dari ruangan tersebut. Entah dari mana keberanian itu muncul. Amanda tak pernah seperti ini sebelumnya.

Amanda kembali kerumah sakit dan ternyata ayahnya sudah sadar. Kini ayahnya sudah bisa tersenyum senang melihat putrinya.

"Ayah sudah sadar..? Sekarang ayah jangan khawatir mulai hari ini aku yang akan mengurus perusahaan kita, seperti yang ayah harapkan dulu..ya kan..?"

"Aku akan menyelesaikan kuliahku dan membangun DD GROUP lebih berkembang. Amanda janji yah."

"Maafkan ayah juga yang mungkin terlalu mengengkangmu dulu. Ayah terlalu mengatur hidupmu. Ayah janji kini apapun yang membuatmu bahagia ayah akan mendukungmu." Amanda menangis di pelukan ayahnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C32
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión