Crashh!!!
Bacokan golok datang lagi dari sisi yang lain. Bacokan golok itu berhasil mengenai tangan kirinya dengan telak.
Ia menjerit keras sampai menggema di tengah udara hampa. Tangan kiri Wakil Ketua Perguruan Bukit Merah langsung kutung.
Tangan kirinya jatuh tepat di sisi tubuhnya. Darah segar langsung mengalir dengan deras. Rasa sakit yang tidak bisa dibayangkan telah mendera seluruh tubuhnya.
Wajahnya langsung pucat pasi. Keringat dingin telah mengucur membasahi seluruh tubuhnya.
Slebb!!!
Ketika ia sedang merasakan rasa sakit itu, mendadak sebuah tusukan golok datang kembali. Jantungnya menjadi sasaran telak. Ia mengeluh tertahan, darah segar langsung memenuhi mulutnya. Matanya melotot. Seakan ia tidak percaya dengan kematian yang datang begitu cepat.
"Sekarang, mampus kau tua bangka," kata pendekar pilih tanding yang menjadi pemilik golok itu.