Rosa duduk termangu di dalam mobil. Wajahnya kacau, matanya merah dan bengkak, hidungnya pun demikian. Di sampingnya, Andhika duduk diam sambil sesekali melirik Rosa, hatinya sakit melihat Rosa menangis. Seakan ikut bersedih, gerimis sudah turun sejak beberapa menit yang lalu.
"Kenapa kamu nyulik aku kaya gini?" tanya Rosa dingin.
"Kalo aku gak nyulik kamu, kamu gak akan bisa melihat pemakaman orangtua kamu" jawab Andhika.
"Kenapa aku harus melihat pemakaman mereka?" tanya Rosa.
"Kamu gak suka dengan itu?" tanya Andhika.
"Mana ada orang yang suka melihat orang tuanya dikuburkan?" tanya Rosa dengan suara tercekat. Andhika menghela napas.
"Kamu akan lebih menyesal lagi kalau sampai gak melihat pemakaman mereka"
"Siapa kamu sampai bisa memutuskan seperti itu?!" ujar Rosa dengan nada tidak senang.
"Aku memang bukan siapa-siapa buat kamu, tapi kamu adalah seseorang yang berharga buat aku"