"Vir, bagi ilmu dong, gimana caranya kamu bisa gituan sama si pangeran kucing itu!"
Suara Morin membuyarkan lamunan Virna yang sudah sampai ke mana-mana.
Ini membuat wajah Virna semakin merah.
Morin jadi tersenyum usil melihatnya.
"Waktu kalian begitu, kamu pasif atau aktif, Vir, atau kamu bisa jadi brutal tanpa aku kira kalau lagi nafsu? Ayolah, aku itu bingung, karena khawatir ntar bikin Farhan trauma!"
"Trauma?" ulang Virna terbata.
"Iya, Farhan itu orangnya polos, malu-malu, aku sering ngerjain dia waktu masih pacaran, dia itu ngegemesin, makanya kalau menurut kamu aku harus gimana? Aku harus aktif atau pasif? Bee menyentuh kamu gimana? Ayolah, sharing, kita sahabat, kan?"
Morin menjerit ketika Virna mencubitnya dengan penuh kekuatan. Semakin dibahas, semakin malu rasanya Virna. Meskipun sudah berulang kali melakukan hal itu dengan sang pangeran, tetap saja, Virna tidak bisa menceritakan masalah itu dengan santai, Virna merasa salah tingkah.