"Apakah kau lelah?" Tanya Velina sambil dia menoleh melihat adiknya yang sedari tadi menyandarkan kepalanya di bahunya tak lama setelah mereka menaiki helikopter.
Saat ini mereka sedang terbang menuju ke villa pribadi milik mendiang ibu mereka yang berada di tepi pantai, tak jauh dari Vel's Countryside Club.
Tangan gadis belia itu melingkari lengannya, seakan-akan ia tak akan pernah mau untuk melepaskannya.
Nadine menggeleng perlahan. Ia tetap saja menempel pada kakak perempuannya itu dalam diam.
Marino, yang duduk di seberang mereka, melirik Nadine, yang sepertinya masih syok akan kejadian pagi ini yang menimpa Velina, lalu ia menatap adik pertamanya itu.
Pikirannya tiba-tiba saja melayang jauh ke masa lalu.
Waktu ketika mereka berdua masih remaja dan harus mengalami latihan fisik yang begitu berat, tak kalah sulitnya dari pelatihan tentara tingkat elit.
Velina yang merupakan seorang perempuan, tak akan pernah mau menyerah, dan mengalah begitu saja.