Velina keluar dari dalam mobil dengan wajah yang terasa panas dan menundukkan wajahnya karena dia merasa sangat malu dan dia juga merasa bahwa seakan-akan semua mata sedang mengawasinya saat ini.
Semua itu karena tingkah konyol Daniel!
Ingin sekali dia menghajar lelaki itu mati-matian karena telah membuat jantungnya berdebar-debar, namun dia juga merasa sayang jika harus memukuli wajah yang tampan itu.
"Ish! Kamu apa-apaan sih!" ujar Velina sambil menepuk tangan Daniel dengan sedikit keras karena merasa malu.
Sementara itu, Daniel yang merasa telah berhasil membuat Velina memerah, merasakan suka cita di dalam hatinya. Ia cengar cengir sambil mengikuti Velina memasuki restoran.
"Selamat pagi, ada yang bisa aku bantu?" tanya seorang resepsionis wanita yang berwajah cantik sambil tesenyum.
Ia melirik lelaki yang berdiri menjulang di belakang Velina. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa kaku, tersihir akan ketampanan Daniel.