"Kau ini benar-benar!" Velina mendengus dengan kesal. "Itu tidak sesusah yang kau pikirkan!" gadis itu kembali berkata setelah dia menghembuskan sebuah nafas panjang, sepenuhnya tak mengerti mengapa Jansen tumbuh menjadi anak yang sangat tertutup.
"Nona…" Sekali lagi, Jansen hanya bisa berkata satu patah kata, sambil ia menatap Velina yang sedang memandangnya dengan tatapan yang kecewa.
"Chika adalah temanku, jadi, aku memilihmu karena aku sangat mempercayaimu," Ucap Velina. Gadis itu meletakkan sebelah tangan pada bahu Jansen, dan menepuknya beberapa kali.
'Jadi? Nona Velina memilih aku karena ia menyukaiku? Bukan karena ia membenciku?'
Jansen berkata di dalam hatinya.
Lelaki muda itu memandangi Velina dengan pandangan yang rumit. Sementara, Velina tetap menatapnya dengan tatapan yang dipenuhi oleh harapan.
"Baiklah," ucap Jansen akhirnya.