"Kau… mengapa kau memberikan aku sebuah kemeja?" tanya Daniel dengan lirih. Suaranya hampir tak terdengar oleh telinga manusia biasa.
Velina menoleh ke arah Daniel yang sama sekali tak mau menatapnya sambil mengernyitkan dahinya.
Hal tersebut seketika membuat gadis itu merasa muak dan kesal.
"Kalau kau tidak suka, kau boleh membuangnya sesukamu," Velina menjawab dengan dongkol.
"Bukan itu maksudku," Kali ini, Daniel menatap Velina dengan tatapan yang nanar, membuat gadis itu terkejut ketika dia melihat wajah Daniel yang hanya dalam hitungan detik sudah terlihat sangat sedih.
Velina yang semula merasa kesal, merasakan jika tenggorokannya menjadi tercekat, "Aku.."