*** *** *** *** ***
(PERINGATAN!!! Bab ini mengandung adegan dewasa. Pembaca diharapkan bijak. Silahkan lewati bab ini jika merasa tak nyaman. Terima kasih).
*** *** *** *** ***
.
.
"Berikan aku satu kesempatan,"
Chika mendengar ucapan yang baru saja dikatakan oleh Marino dengan penuh keyakinan untuk membuktikan perkataannya.
"Baiklah, tuan," Akhirnya, Chika menjawab dengan lirih sambil menundukkan kepalanya.
Antara malu, dan juga… penuh harap, semoga Marino tidak berbohong padanya.
"Benarkah?!" Marino betanya dengan tidak percaya.
Seketika itu juga lelaki itu menoleh untuk membaca ekspresi wajah Chika.
Tampaknya, wajah gadis itu telah merona sepenuhnya, memerah seperti sekor kepiting rebus.
Chika menjawab pertanyaan Marino hanya dengan anggukan kepalanya saja.
Ketika Marino telah merasa yakin akan jawaban pasti dari Chika, akhirnya lelaki itu bisa kembali mengembangkan sebuah senyuman di wajahnya.
Tahan besok ya, lanjutannya, Hihihihi...