Descargar la aplicación
6.6% Ketika Cinta Menemukan Tuannya / Chapter 74: Belum Memulai

Capítulo 74: Belum Memulai

Nana mengangguk tanpa kata, "Apakah aku harus membuatnya hancur agar kamu bisa merasa lega?" lanjut Lion.

"Kalau kamu melakukan itu, terus apa bedanya dia denganku?" sahut Nana.

"Kalau begitu dengarkan aku baik-baik, ketika aku mengatakan cinta padamu maka itulah kenyataannya, tidak akan berubah sekarang ataupun nanti maka aku mohon tolong percaya padaku karena aku bukan Raka" pungkas Lion sambil menyeka air mata Nana.

"Bagaimana mungkin aku bisa memberimu kepastian, sedangkan perasaanku ke kamu itu seperti puisi yang tidak bisa aku mengerti maknanya, oleh karena itu sebelum rasa kita berubah makin dalam sebaiknya kita berhenti di sini" Lanjut Nana.

"Kita belum mulai jadi bagaimana bisa kita berhenti?" Lion mulai kehilangan ketenangan.

"Tolong jangan katakan apa-apa lagi, aku ini bukan cinderella bahkan tidak pernah bermimpi menjadi cinderella agar bisa menemukan pangeran, aku tau siapa diriku, gadis biasa dari Indonesia yang yang tidak memiliki koneksi"

"Apapun yang kamu katakan itu bukan urusanku, karena bagiku ketika aku mengatakan mencintaimu maka selamanya tempat terindah di hatiku hanya akan menjadi milikmu apapun yang terjadi" Lanjut Lion.

Nana benar-benar tidak tau harus berkata apa lagi pada lelaki keras kepala seperti Lion, secara dia akan merasa semakin sakit apabila dia terus meminta Lion untuk menyerah.

Setelah obrolan berat itu, keadaan kembali hening, Nana melepaskan diri dari pelukan Lion dan berpaling menatap keluar lewat kaca mobil, Lion hanya menarik nafas dalam melihat gelagat Nana yang tidak berselera.

Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya sampai di bandara, sebelum masuk ke bandara Lion berhenti dan berbalik melihat Nana.

Lion menarik kedua pundak Nana agar bisa menghadap kearahnya.

"Mukamu jelek banget he " ucap Lion sambil membantu Nana membersihkan bekas air mata di pipi Nana, setelah itu Lion merapikan rambut Nana, melihat itu Nana hanya menatap kosong kearah Lion dengan cemberut.

"Sudah rapi, sekarang senyumlah biar orang bisa melihat betapa cantiknya senyummu" bisik Lion.

Nana langsung tersenyum meskipun itu terpaksa, tapi dia cukup nyaman dengan perhatiaan Lion hari ini, dia berfikir benar kata Audric kalau Lion memiliki sisi unik yang hanya diketahui oleh orang terdekatnya.

Setelah selesai Lion langsung menggandeng tangan Nana masuk ke bandara, namun sebelum itu dia memakai kaca mata hitamnya dan menutup mulutnya dengan masker seraya memakai mantel hitamnya.

"Kenapa penampilanmu begitu " tanya Nana dengan heran.

"Biar tidak ada yang mengenaliku" jawab Lion sambil merapikan penampilannya, karena baginya biarpun tidak ada yang mengenalnya tapi dia harus tetap tampil semenawan mungkin.

Nana baru menyadari kalau mereka akan menggunkan pesawat dengan kursi berada di kelas bisnis, bukankah Lion punya pesawat pribadi? lalu kenapa dia harus repot-repot menggunakan pesawat lain?

Sambil menunggu di kursi bandara, Nana kembali mengecek handphonnya tepat saat itu pesan dari Jeha datang.

📩" Pagi Nana, bagaimana keadaanmu? "

📩"Aku baik, oh iya aku minta maaf atas kejadian malam itu, karena aku, kamu dan Lion jadi berantem"

📩"Jangan di bahas lagi, sekarang kamu di mana? aku akan menemuimu"

📩"Aku kembali dari Jerman kemarin, tapi sekarang aku akan segera terbang ke London"

📩"Ngapain di London? "

📩"Mau menghadiri resepsi pernikahan"

"Ngobrol sama siapa? " Tanya Lion yang sedari tadi memperhatikan Nana sibuk mengetik.

Nana langsung menutup handphonnya ketika mendengar pertanyaan Lion, dia tidak mau membuat Lion cemburu lagi hingga membuat dia dan Jeha bertengkar, meskipun bagi Nana Jeha hanyalah teman tidak lebih tapi tidak bagi Jeha.

"Tidak ada"Jawab Nana.

"Oke" Ucap Lion datar, meskipun sebenarnya dia menaruh curiga dari gelagat Nana yang tampak kaget ketika dia ditanya.

Setelah lama menunggu, mereka berdua akhirnya naik ke pesawat, dan selama perjalanan Nana tertidur di bahu Lion, dengan penuh kasih sayang Lion membuka Jasnya dan menyelimuti tubuh Nana.

Setelah lama menunggu, mereka berdua akhirnya naik ke pesawat, dan selama perjalanan Nana tertidur di bahu Lion, dengan penuh kasih sayang Lion membuka Jasnya dan menyelimuti tubuh Nana.

Lion menatap wajah mungil Nana yang memiliki kulit kuning langsat khas Indonesia, seketika itu Dia merasakan jantungnya berdebar hebat, dari itu Lion semakin menyadari kalau dia telah jatuh terlalu dalam di hati Nana.

Dengan lembut Lion membelai rambut Nana sambil berkata, "Kamu adalah gadis istimewa bagiku, terlebih ketika kamu mulai tersenyum dan bersikap kesal karena sering kali aku membuatmu kesal, bagiku bertahan mencintaimu itu terlalu mudah. Namun yang sulit bagiku adalah memiliki hati dan cintamu, Nana aku ingin bersamamu, hanya ingin menua bersamamu, ! "

Tanpa Lion sadari, Nana mendengar semua perkataannya.

"Aku juga telah mencintaimu Lion, kamu sudah memiliki porsi tersendiri di hatiku, namun aku merasa lelah bila harus beberapa kali mengulang hubungan dengan orang baru, beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mulai mencintai lagi dari awal, apalagi penghalang di antara kita begitu nyata" Gumam Nana.

»London«

Waktu bergulir begitu cepat, Nana dan Lion akhirnya sampai di salah satu hotel berbintang di London, kali ini dia memesan dua kamar.

"Kalau kamu butuh sesuatu tinggal telpon saja, sekarang istirahatlah karena besok jadwal kita cukup banyak !" Ucap Lion.

Nana mengangguk, setelah itu mereka langsung masuk ke kamar masing-masing, ketika sudah ada di kamar Nana langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Perjalanan yang melelahkan" Gumam Nana sambil menikmati kenyamanan yang di berikan oleh tempat tidurnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C74
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión