Ara kembali merenungi beberapa kalimat yang pernah disampaikan ibu Rania yaitu mengenai kesetiaan. Ara pernah menjadi lelaki yang Sholeh ketika masih sekolah di SMA. Ara menyadari bahwa sesungguhnya dia adalah lelaki yang setia. Kemudian dalam perjalanan hidup nya dia mulai mencari dan mendapatkan cara yang benar untuk mendapatkan seseorang yang akan melengkapi diri yaitu dengan mencintai diri sendiri. Maka saat inilah waktu yang tepat buat Ara berubah menjadi seseorang yang mencintai diri sendiri sebelum mencari pendamping hidup. Ara berkutat pada upaya mencari kemewahan dunia dari adajy pasangan hidup dan itu cara yang tidak tepat, maka dia harus menerima cinta yang sejati yaitu berawal dari mencintai diri sendiri. Kemudian Ara jhga harus berfokus pada upaya suatu saat nanti agar menjadi pasangan yang setia. Hampir semua wanita yang Ara temui tidak ingin mendapatkan kekasih yang tidak setia. Api cinta Ara membara membayangkan bahwa dia ingin bisa ditakdirkan bersama lagi dengan ibu Rania. Ada yang kosong dan sepi pada hidup Ara sejak kehilangan ibu Rania. Rasa rindu itu begitu membara namun Ara mencoba memahami bahwa dirinya emang belum pantas menjalin lagi hububagn dengan seseorang karena secara finansial ,dan karir belum mapan dan tentu saja hal ini akan membuat malu jika dipaksakan melamar wanita yang jelas-jelas sudah sukses dalam kari dan finansial nya. Ara harus menunggu waktu yang tepat hingga dia dan orang tuanya siap untuk membuat Ara bergerak menjadi seorang suami, kemudian pada akhirnya akan menjadi seorang ayah. Ara harus bergerak maju dan memulihkan situasi hidup nya dengan semangat cinta sejati dari ibu Rania.