Sepertinya Wili berbicara dengan jujur atas kata maaf yang dia lontarkan.
"Aku yakin kamu pasti sedang berpura-pura," elak Jeni tak mau percaya.
"Ya ampun, Jeni Sapitri! Kenapa sulit sekali sih membuat kamu percaya lagi sama saya," gerutu Wili sambil mengacak-acak rambutnya.
"Itu karena ucapan kamu yang kemarin sudah meyakinkan perasaanku kalau kamu tidak memcintaiku lagi," tegas Jeni. Tanpa sedikit pun senyuman di bibir, ia berbicara dengan ketus setelah itu Jeni segera masuk kembali ke dalam kamarnya karena waktu sudah terlihat gelap.
"Ya ampun, Jeni!" Wili tampak menggelengkan kepalanya merasa kewalahan sendiri.
Wili kini sadar kalau meluluhkan hati Jeni memang tidak mudah. Memorinya kala itu kembali diingatkan pada masa-masa dimana dia harus menunggu selama tiga tahun dalam meluluhkan hati Jeni hingga menjalin hubungan kekasih.