Descargar la aplicación
15.02% JANJI / Chapter 29: Omaha, Nebraska

Capítulo 29: Omaha, Nebraska

Ke esokan harinya, meri di sibukkan dengan persiapan menuju ke belanda. Dia sudah pulih, dan memutuskan akan segera mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri.

Ayah dan ibu meri tentu setuju tak perduli kemanapun dia akan lanjut kuliah, selama itu tidak bersama dengan andre. Meri menenangkan mereka bahwa jackob akan bersamanya di sana.

Inilah kesepakatan yang jackob dan meri sepakati. Meri memberikan tawaran untuk membuat jackob bebas dan sebagai balasannya, jackob akan tetap berada di samping meri tak peduli itu dimana. Mendengar penjelasan meri yang melakukan itu agar ibunya percaya bahwa dia benar-benar di belanda awalnya membuat jackob menolak, namun setelah mengatakan dia memang akan ke belanda dan akan memberi penjelasan kepada ibunya bahwa dia akan berkuliah di harvard sebagai salah satu universitas medis terbaik di dunia.

Selain itu, karirnya akan terjamin di boston karena banyak perusahaan medis dan badan penelitian obat-obatan di sana. Meri tahu ibunya akan curiga jika dia memutuskan ke Amerika tapi setidaknya dia tidak memilih ke new york city tapi memilih massachusset untuk mengurangi kecurigaannya itu.

Meri juga sudah meminta bantuan jackob untuk mengurus berkas di catatan sipil dan di kantor urusan agama. Dia tidak akan melanggar perkataannya kepada ibunya, dan tidak akan melanggar janjinya untuk datang kembali ke sisi andre tak peduli berapa waktu yang di butuhkan.

Saat ini, meri hanya berharap andre tidak berbohong dengan menyebutkan nama perusahaan terbesar ke lima di dunia sebagai tempat dia bekerja.

Jackob menjemputnya pukul 7 pagi karena jadwal pemberangkatan mereka pukul 8.45 pagi itu. Jackob membantu membawa koper meri ke bagasi mobil dan melihat gadis itu berpamitan kepada seluruh anggota keluarga yang hadir.

"aku kecewa kau tidak melanjutkan study mu di Los Angeles. Padahal universitas terbaik di dunia standford university berada di negara bagian yang sama dengan Los Angeles" ujar rafa

"kakak, aku hanya ingin mencari pengalaman baru di Eropa. Aku akan mempertimbangkan ucapanmu nanti" jawab meri kemudian pergi bersama jackob menuju bandara.

Mereka tiba di bandara tepat waktu, jackob menyerahkan semua berkas yang meri minta dan segera memasukkannya ke dalam tas ransel pemberian rafa yang dia bawa.

Meri membawa semua pemberian berharga saudaranya yang bisa dia bawa bersamanya. Tapi merasa paling bersyukur dengan pemberian randy. Dia memberikan alamat e-mail andre kepadanya. Hanya randy yang tahu mengenai hubungannya dengan andre dan segala rencananya. Kakaknya itu bahkan membantu mengurus data andre di catatan sipil pusat jakarta dan berkas di kantor urusan agama. Sejak awal randy tidak menyukai jackob, dia berusaha menjauhkan meri dari pria itu sampai meri harus memberi tahunya semua rencana yang sudah dia buat.

Meri awalnya khawatir kakak sulungnya itu tidak akan setuju atau memdukungnya. Di luar dugaan, randy menyetujuinya, baginya terlahir dari keluarga seperti apa seorang anak tidak bisa memilihnya. Namun dia bisa memilih akan menjadi keluarga seperti apa dia kelak. Randy mendukung meri karena dia tahu rasanya membenci seorang ayah yang buruk karena diapun tak ingin mengingat ayah kandungnya. Saat ini, ayah meri yang merupakan ayah tirinya adalah ayah terbaik mengalahkan ayah kandungnya sendiri.

Setelah menempuh perjalanan selama 14 jam, mereka tiba di amsterdam. Meri keluar bandara dan mencari sosok maria yang sudah berjanji akan menjemputnya. Tak lama, maria menghampiri mereka dengan dandanan ala none belanda.

"kau sudah datang" sapa maria sambil memeluk meri.

"iya" jawab meri. Saat itu di belanda masih pukul 5 sore. Berbeda dengan di Indonesia yang sudah pukul 11 malam. Meri memutuskan mengirim pesan kepada rido bahwa dia sudah tiba di amsterdam.

"maria kenalkan ini jackob" ujar meri

"aku tahu" balas maria dengan nada dingin. Maria sama sekali tidak menyukai jackob dan sebagai pribadi yang spontan, dia tidak perlu berpura-pura ramah di depannya.

Jackob mengerti dengan kebencian maria kepadanya setelah mengetahui betapa dekat maria dengan meri.

"jackob, maria ini kakakku. Dia anak ayah tiriku" ujar meri memperkenalkan maria kepada jackob.

Jackob hanya membalas dengan senyuman yang tak di tanggapi oleh maria. 'mereka memang terlihat mirip namun temperamen mereka bagai air dan api' batin jackob melihat betapa dinginnya sikap maria.

"meri, apa kau ingin beristirahat sebentar di sini? Rumahku dan ayah tidak jauh dari sini. Dia akan senang jika kau datang berkunjung"

"tidak maria. Aku harus ke nebraska secepatnya. Aku akan berkunjung lain kali. Apa kau membawa yang kuminta?" jawab meri merasa sungkan karena harus menolak.

"tentu, aku sudah menyiapkannya sejak kau memintanya hari itu" maria menyerahkan sebuah amplop berkas kepada meri yang kemudian memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

"terimakasih maria. Aku akan mengunjungimu saat liburan tiba"

Mereka kemudian berpisah. Meri dan jackob kembali ke bandara untuk chek in tiket menuju nebraska yang di berikan oleh maria. Dan menunggu sejenak di ruang tunggu sambil meregangkan otot-ototnya.

Pemberangkatan mereka masih 45 menit lagi, jadi meri meminta jackob berjaga sedang dia akan tidur. Dia sangat kelelahan karena duduk selama 14 jam di kursi kelas ekonomi. Jackob awalnya protes karena tidak terbiasa berada di kabin ekonomi, namun meri tetap bersikeras jadi dia harus mengalah.

Meri berbaring di kursi panjang yang berada di ruang tunggu. Tak memperdulikan sorotan mata pria yang menatap kaki jenjangnya. Jackob bahkan harus melepas jacketnya untuk menutupi lutut sampai ujung kaki meri yang terbuka.

Meri terbangun saat jackob menyentuh pipinya dan memanggil namanya. Ternyata sudah waktunya berangkat. Meri bergegas bangun dan mengambil tisu basah dari tasnya dan mengusap wajahnya dengan asal.

Perjalanan dari amsterdam ke nebraska tak jauh berbeda. Kelelahan yang sangat di rasakan oleh meri, sedang jackob masih merasa bugar. Itu karena jackob sudah terbiasa setelah beberapa kali mengunjungi meri ketika di Los Angeles.

Berada 10 jam di pesawat membuat tulang punggung dan belakang meri terasa kaku. Di tambah bokongnya terasa kebas. Akhirnya, mereka tiba di omaha.

Saat itu di omaha sudah jam 9 malam. Jadi meri dan jackob mencari hotel terdekat dari bandara. Mereka memesan dua kamar yang berbeda. Jika itu andre maka akan berbeda pilihannya.

Saat masih pukul 5 pagi, meri mengirim pesan kepada jackob agar menunggunya di hotel karena dia akan keluar mencari andre ke perusahaan tempat andre bekerja. Masih pukul 6 saat meri berada di sebuah bangunan megah bertuliskan berkshire hathaway. Bangunan megah namun juga nampak minimalis itu sangat menenangkan. Meri menunggu di pintu masuk, beruntung ini adalah musim semi jadi meri tak akan terlalu kedinginan saat menunggu terlalu lama di pagi-pagi buta.

Meri menggunakan pakaian kasualnya, dengan dres sampai lutut lengan pendek serta outfit yang menutupi lengan dan tubuh belakangnya sampai ke lutut. Meri awalnya ingin menggunakan long jacket tapi karena terletak di susunan paling bawah di kopernya, dia memutuskan memakai outfit yang berada di susunan teratas.

Meri menunggu dengan sabar dan sesekali berjalan mondar mandir sambil menghentakkan kakinya agar tidak merasa kaku karena dinginnya cuaca pagi. Walau bagaimanapun, cuaca pagi tetaplah dingin meskipun bukan musim salju.

Suasana semakin ramai dengan pekerja yang mulai datang ke kantor tempat dia menunggu. Meri tak mengalihkan pandangannya sekalipun kepada orang-orang yang datang satu per satu.

Melihat jam di tangannya sudah pukul 7.30, meri semakin khawatir karena sosok yang di carinya belum juga muncul. Sementara jam kerja sudah akan di mulai.

'apa dia membohongiku lagi' batin meri hampir putus asa.

Dia kembali melihat orang-orang yang datang dengan setengah berlari karena hampir terlambat. Dia tak ingin putus asa secepat ini, jika hari ini tidak bertemu, meri bertekad akan menunggunya selama satu minggu. Jika selama itu andre tak juga muncul maka dia akan pulang ke amsterdam.

Meri sudah mengirim email kepada andre yang mengatakan dia berada di omaha saat ini. Namun tak kunjung ada balasan, dia awalnya bersemangat karena memiliki satu media komunikasi denga andre, walaupun di indonesia penggunaan email sebagai saran komunikasi sudah mulai di tinggalkan dan beralih ke media sosial lainnya.

Hari itu, meri tak bertemu dengan andre. Dia pulang dengan perasaan kecewa. Namun tidak putus asa, dia akan datang lagi besok dan besoknya hingga dia bisa bertemu dengan kekasihnya itu.

Selama tiga hari menunggu, dia tak juga bisa bertemu dengan andre dan sisa harinya setelah pulang dari bekshire hanya di habiskan untuk berjalan-jalan bersama jackob sebagai pengalihan.

Hari ke empat meri kembali menunggu, kali ini belum pukul 6 dan dia sudah berada di sana. Hari itupun masih sama, meri menggunakan dress selutut tanpa lengan dengan bagian leher tertutup sempurna. Meri hanya menggunakan outfit untuk menutupi lengannya dan sebagian tubuh belakangnya. Dengan sepatu boots berwarna hitam dan dres warna merah itu menjadi paduan yang sempurna.

Meri menunggu dengan sabar dan tak ingin terlihat putus asa, dia begitu semangat berharap hari ini tak akan sama dengan tiga hari sebelumnya. Jackob selalu menawarkan diri untuk menemaninya namun meri menolaknya karena tak ingin momen pertama dia bertemu, kekasihnya melihatnya dengan pria lain.

Setelah dua jam menunggu, sebuah mobil vw berhenti di pinggir jalan raya, menurunkan penumpang pria di kursi belakang. Meri menatap pria yang turun dengan setelan jas klasik berwarna hitam dan kemeja putih didalamnya. Dia terlihat sangat tampan. Seketika hatinya seakan merasakan kehangatan melihat pria itu akhirnya datang.

Meri terdiam di tempatnya dan pandangan mereka bertemu. Seakan merasakan kebahagiaan yang sama, pria itu terpaku di tempatnya beberapa detik sebelum akhirnya berlari mendekat dan semakin dekat hingga tak ada jarak diantara mereka.

Meri menangis di pelukan pria yang begitu di rindukannya itu.

"mengapa kau baru datang" ujar meri setelah andre melepaskan pelukannya.

"aku mendapat tugas menangani proyek di cabang" andre menangkup wajah kekasihnya itu dan menghapus air matanya. Andre menggenggam tangan meri dan merasakan betapa dingin tangan itu. "sudah berapa lama kau menunggu?" tanya andre curiga.

"sudah dua jam" meri menjawab sambil terisak karena merasa terharu melihat kekasihnya akhirnya datang.

"kau harusnya menggunakan pakaian sporty jika menunggu dari pagi buta jadi tak perlu kedinginan. Lihatlah, tubuhmu hampir saja beku karena berdiri di sini terlalu lama" andre melepas jasnya dan menyampirkannya menutupi tubuh atas meri.

"andre" panggil seorang wanita berambut pirang berkulit putih mulus seputih salju. Dari sudut pandang meri, wanita itu sangat cantik dengan khas wajah orang amerika. "who is she?" tanya wanita itu sambil menatap meri.

"oh, she is my girlfried" jawab andre sambil menyampirkan tangannya di bahu meri.

Mereka berbicang-bincang dalam bahasa inggris hingga akhirnya wanita itu masuk ke kantor yang sama dengan tempat andre bekerja. Meri tentu saja mengerti dengan percakapan mereka, dia menyimpulkan bahwa wanita itu adalah rekan kerja andre di divisi yang sama karena mereka membicarakan perkembangan pertemuan mereka dengan pimpinan cabang yang berada di buffalo tiga hari yang lalu.

"ini kunci apartemenku, kembalilah ke rumah dan tunggu aku. Aku akan pulang jam 5 sore nanti. Kita akan mengambil barangmu di penginapanmu nanti malam bersama. Kau bisa menunggu kan?" ujar andre setelah wanita asing itu pergi.

"aku kemari bersama jackob. Dan dia pasti khawatir jika aku tidak pulang sampai sore" jawab meri merasa tidak nyaman mengatakannya.

Andre mengerutkan keningnya dan menurunkan alisnya menatap tajam ke arah meri seakan meminta penjelasan lebih panjang.

"kirimi dia pesan kalau kau sudah bertemu denganku, dan akan mengambil barangmu nanti malam. Setelah itu beritahu agar dia kembali ke Indonesia dan menjauh darimu sejauh yang dia bisa" ucap andre tegas.

Meri hanya mengangguk, andre akan terlambat jika meri menjelaskan semuanya sekarang. Jadi dia memilih patuh dan menunggu andre pulang untuk mengatakan semuanya.

Andre memberhentikan taxi dan memberikan alamat serta nomor telfonnya kepada meri. Meripun pergi menuju alamat yang diberikan andre.

Apartemen andre berada tak jauh dari kantornya, terletak di lingkungan elite dan pengamanan ketat. Meri sampai harus membiarkan security itu berbicara dengan andre melalui telfonnya. Security itupun mengantar meri ke apartemen andre yang berada di lantai 8.

Apartemen mewah dengan dua kamar tidur, dapur dengan peralatan yang lengkap , balkon yang menyajikan pemandangan kota bisnis dengan gedung-gedung tinggi. Kamar mandi bersih dengan desain modern bernuansa putih, lengkap dengan bath up dan shower. Ruang bersantai dengan layar televisi lebar, serta terdapat mini bar di samping meja makan. Sangat nyaman dan penuh kemewahan.

Meri membuka kulkas dan memakan apa yang bisa di makannya untuk menutup mulut cacing yang sedari tadi berteriak meminta jatah makan siang. Meri dengan sabar menunggu andre pulang dengan bersantai menonton tv. Dia sudah mengabari jackob bahwa dia akan pulang malam bersama andre untuk mengambil barangnya. Meri belum memberi tahu bahwa dia berencana membuat jackob tinggal bersamanya dan andre di apartemen andre karena terdapat dua kamar. Meri menunggu persetujuan andre terlebih dahulu untuk rencananya itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C29
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión