"Silakan masuk, tuan putri" bisik Aksa.
Irona memukul bahu Aksa pelan. Ia takut jika Selvia mendengarnya.
Aksa memutar tubuhnya dan masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi kemudi dan menjalankan mobilnya.
"Kita mau kemana, Nak?" tanya Selvia.
"Kita makan siang di luar ya, Ma?"
"Lho, kenapa nggak di rumah aja? Apa masakan mama kurang enak?"
"Ah, bukan gitu, Ma. Tapi Aksa sengaja karena mau ngerayain kemenangan Aksa"
"Kemenangan? Kemenangan apa?" tanya Selvia menatap Aksa dan Irona bergantian.
"Jadi, Ma. Aksa itu udah menangin tender kerjaannya. Kerjasama dia dengan pengusaha Amerika sukses" jelas Irona.
"Wah.. Alhamdulillah. Selamat ya, Nak"
"Terimakasih, Ma" cicit Aksa malu.
"Memangnya kamu sambil kerja juga?"
"Iya, Ma. Papa udah pensiun, jadi Aksa yang harus nerusin usahanya"
"Oh.. Berarti kamu sekolah sambil kerja, atuh?"
"Iyah, Ma" jawab Aksa mengusap tengkuknya.
"Hebat. Mama bangga sama kamu"
"Makasih, Ma"