"Coba aja tadi kalian ikutin pendapat gue, mungkin kita udah dapet info"
"Tolol!. Jelas pendapat dan petunjuk gue yang paling bener"
Arin memutar bola matanya jengah. Irona dan Adara tidak berhenti bedebat, membuat telinganya terasa panas.
"Kalian berdua ribut mulu, deh! Kasian Arin, dia pusing denger kalian ribut" ucap Susi melerai.
"Huu.. Tau nih si Irona, nggak mau ngalah banget!" cibir Adara.
"Apaan! Kan lo--"
"Stop! Gue gak mau denger kalian ngoceh lagi!" sela Arin dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Lo, sih"
"Lo"
Irona dan Adara malah saling siku saling menyalahkan. Susi satu-satunya yang masih normal pun melenggang pergi mengikuti langkah Arina.
"Dosa apa gue punya temen kayak mereka"
***
Bruk!
Arin menghampiri meja yang di tempati oleh Daffa dan teman lelakinya yang lain.
"Kamu kenapa?"
"Irona mana?" ucap Aksa menyela.
Arin bungkam. Ia mengambil jus jeruk milik Daffa dan meneguknya hingga tandas.
"Kamu kenapa, sih?" tanya Daffa lagi