Descargar la aplicación

Capítulo 3: Two

Catherine yang fokus terhadap penjelasan yang diberikan oleh bu Nesa. Sedangkan Alex yang sibuk dengan pergulatan batinnya.

'Akhirnya kita menemukannya Mac'ucap batin Alex.

'Yah, kau benar. Dia sangat cantik. Tapi, apakah dia bisa menerima kita yang sebenarnya berbeda dengan bangsanya? Aku hanya takut dia akan meninggalkan kita saat dia mengetahui kebenarannya yang sesungguhnya tentang kita'ucap Mac lesu.

'Kau benar. Tapi jika kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu kedepannya bukan'ucap Alex menyemangati jiwa lainnya yang berada didalam tubuhnya.

'Tapi kita adalah werewolf dan dia adalah manusia. Sangat jarang kita menemui takdir seperti kita yang dapat bersama Lex'ucap Mac yang nyatanya merupakan sisi lain dari jiwa Alex.

Salah satu sisi yang berbeda jauh dari sifat sebenarnya. Dimana sisi itu dapat berubah menjadi binatang buas yang kejam tak memandang bulu. Sisi binatangnya yang tak lain serigala dari Alex.

'Kita adalah Alpha dari Redmoon Pack. Pack terkuat di U. S. A. Jadi, tak ada alasan yang dapat membuat kita kalah sebelum maju. Jadi mari kita lihat sampai mana kita dapat maju dan come on Mac, kau bukan serigala yang suka pesimis bukan'ucap Alex penuh tekad dengan akhiran rolling eyes dari Alex untuk Mac.

Hingga sebuah suara menyadarkan Alex dari obrolannya dengan wolf-nya.

"Alex! Attention please!"seru bu Nesa kepada Alex yang tidak memperhatikan penjelasannya.

"Ah! Yes, Miss. I'm sorry"ucap Alex sembari menggaruk belakang tengkuknya yang tak gatal dengan ringisan bersalahnya yang terpatri diwajah putih itu.

"Kerjakan nomor 4 sebagai hukuman untuk mu yang tidak memperhatikan penjelasan saya tadi"ucap bu Nesa kesal.

"Yes, miss"balas Alex sambil berjalan maju kedepan untuk mengerjakan hukumannya tadi.

Tak sampai 5 menit untuk menyelesaikan hukuman yang diberikan kepadanya.

"Sudah bu"ucap Alex dengan pengucapan yang terdengar aneh di pendengaran mereka semua.

"Good! Lain kali jangan melamun saat sedang pelajaran. Mengerti?"ucap bu Nesa yang diakhiri pertanyaan kepada Alex.

"Baik bu"balas Alex masih dengan aksen yang terdengar aneh.

"Sekarang kau boleh duduk ditempat mu tadi. You can back now"perintah bi Nesa yang langsung dilaksanakan oleh Alex.

Tak berselang lama, bel istirahat telah berbunyi. Murid wanita dengan segera langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung mencari tempat untuk mem-mutari Alex dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menurut Alex sangat tidak bermutu. Minus Catherine, Selsa dan Lexsi.

"Cath! Kantin yuk!"ajak Lexsi yang diangguki oleh Selsa.

"Gak deh, lagi males ke kantin"tolak Catherine sambil merapikan bangkunya dan sedikit menjauh dari kerumunan massa itu.

"Ayolah Cath! Kami tahu kau pasti lapar sekarang"rajuk Selsa dengan mata puppy eyes nya yang menurut Catherine sangatlah menjijikkan(?)

"Aish! Ya udah deh!"ucap Catherine kesal sambil beranjak dari duduknya setelah dirasa bangkunya telah rapi.

Tanpa menghiraukan kehebohan yang terjadi dibangku sebelahnya. Mereka bertiga segera pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang mulai terasa kosong.

---

Sesampainya di kantin. Catherine dan kedua sahabatnya segera berjalan menuju meja paling pojok dekat dengan jendela yang memang telah mereka anggap sebagai tempat keramat mereka.

"Kalian pesen apa? Aku yang teraktir untuk kali ini" ucap Lexsi sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Aku pesen bakso dengan jus alpukat aja deh"ucap Catherine dengan senyum yang menawan.

"Ok, kalo kamu Si apa? Mumpung aku baik nih!"ucap Lexsi dengan menaik turunkan alisnya dengan maksud menggoda.

"Kalo aku biasa aja. Mie ayam sama jus sirsak aja mah...."ucap Selsa dengan nada santai sambil bermain hp.

"Ok, tunggu pesanannya nona-nona!!"ucap Lexsi dan pergi meninggalkan mereka berdua yang mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hingga sebuah suara mengganggu kegiatan Catherine dengan hpnya.

"Eh cath. Cowok baru tadi kayaknya naksir kamu deh"ujar Selsa sembari mengalihkan perhatiannya dari hp nya menuju Catherine.

"Gila ya?! Masa baru masuk hari ini udah naksir aja"ucap Catherine sambil melempar tusuk gigi yang berada dimeja kearah Selsa.

"Ya kali. Cinta tuh gak mandang waktu tau. Kalau pertama ketemu kan bisa aja jatuh cinta. Namanya tuh cinta pada pandangan pertama"ujar Selsa dengan semangat 45(?)

"Kamu ya, aneh aneh aja"ucap Catherine dengan santai.

"Kan namanya spekulasi. Jadi wajar dong kalo aku berspekulasi tentang itu. Lagian juga kamu udah menjomblo dari dulu"balas Selsa dengan nada kesal yang sangat kentara.

"Eh...eh...eh...eh...kamu salah kali. Aku itu single bukan jomblo"jawab Catherine dengan menggerakan jari telunjuknya dari kiri ke kanan.

"Lah apa bedanya?"tanya Selsa dengan kernyitan dahi.

"Bedanya itu kalo single itu prinsip, sedangkan jomblo itu nasib. Lah prinsipku itu menyingel hingga selesai sekolah dan dapet pekerjaan yang layak"jawab Catherine bijak.

"Yah...ngakunya sih singel itu pilihan jomblo nasib. Bilang aja kalo sebenernya kamu itu gak laku. Dan tiap malem minggu pasti selalu merenungi kenapa kamu bisa singel sampe sekarang"ucap Selsa sadis.

"Dasar jahat!"umpat Catherine dengan melemparkan papan nomor meja kearah Selsa.

"Sakit bego"umpat Selsa sambil mengelus tangannya yang menjadi bukti kekejaman Catherine.

Tak lama berselang Lexsi datang dengan membawa nampan yang telah berisi makanan yang tadi mereka pesan.

Setelah itu mereka makan dengan di iringi cenda gurau.

"Eh ada apa?"tanya Catherine ketika melihat seluruh kantin diam dan menatap kagum ke arah pintu masuk kantin.

"Itu ada Alex sama satu murid baru. Sumpah demi apa? Mereka ganteng banget!!!"seru Selsa dengan wajah berbinar dan kagun.

"Oh...kirain apa? Ternyata cuman mereka. Dan kamu tadi bilang apa???"tanya Catherin santai yang berakhir dengan nada menyelidik.

"Hehehe...gak kok aku gak bilang apa apa"ujar Selsa dengan cengiran gak jelas.

Tiba tiba mereka-Alex dan salah satu murid baru-jalan ke arah meja Catherine. Terdengar bisik-bisik tentang mereka dari sebagian para penghuni kantin(?)

Saat tiba dihadapan Catherine dkk. Alex dan murid baru itu tampak tidak dihiraukan kehadirannya oleh Catherine.

"Boleh aku duduk sini?"tanya Alex dengan aksen yang terdengar cukup aneh dipendengaran mereka.

"Boleh. Lagian ini tempat juga bukan punyaku"ucap Catherine yang terlampau cuek.

"Jangan di dengerin omongannya Catherine. Dia kebiasaannya emang gitu"ucap Lexsi santai yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Catherine.

"Thanks ya"ucap Alex dan langsung duduk disebelah Catherine dan temennya duduk disebelah Lexsi.

"Kamu siapa ya? Perasaan aku gak pernah ketemu atau ngeliat wajahmu deh?"ucap Selsi dengan nada kepo nya.

"Oh iya. Kenalin namaku Rafael Derasa Warth. Panggil aja Rafael. Aku temennya Alex dari kecil"ucap Rafael dengan senyumannya yang Catherine tanggapi dengan raut datar.

"Oh kamu kelas mana?"tanya Lexsi

"Kelas XII IPS 3" ucapnya

Bersambung...


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión