"Hanya karena remaja pria itu tahu nama ku, dan kau sudah menuduh macam-macam?"
"Tak ada yang tahu, dia terlihat sangat tertarik dengan mu, ku lihat jelas tatapannya saat berada di klub malam waktu itu. Kau juga meladeninya, kan? Berbicara sesuatu yang sangat rahasia dengan tubuh yang tak berjarak? Pertemuan lanjutan dari hari itu mungkin saja terjadi, terlebih dengan waktu lama saat aku tak memberikan mu batasan, kan?"
Max membalas dengan memicingkan matanya tajam, anggapan awalnya yang tak berarti apa pun, kali ini menjadi semacam permasalahan inti yang membuatnya begitu khawatir.
Demi apa pun, Nathan adalah orang yang membuat dirinya begitu gila. Setelah sekian lama dirinya terkubur dalam memori jauh, dan pria yang saat ini membalasnya dengan seringai mengacaukan itulah yang sanggup membangkitkan dari sikap dominan sesungguhnya.