"Ku pikir akan sangat tak penting jika kau mengetahui tulisan yang penuh kebohongan ini," ucap Nathan, yang kemudian tanpa rencana langsung meremat kertas kecil itu. Telapak tangannya bahkan sampai terkepal kuat, ekspresinya yang praktis kaku, membayangkan seluruh keburukan yang masih tak bisa di terimanya sampai dengan detik ini. Berusaha menghancurkan keseluruhannya dalam satu waktu, sobekan kecil yang memutus kata sambungan yang merangkai pun lantas musnah, tak bisa lagi terbaca.
Berserakan menjadi potongan-potongan kecil, Nathan yang merasa sedikit lega pun menolehkan pandang pada Lisa yang masih terlamun karena intensnya yang terlalu dalam pada kawannya itu.