"Aku mau," kataku dengan suara gemetar.
"Aku mencintaimu sayang. Kemarilah." Dia membuka tangannya lebar-lebar dan menarikku mendekat.
Ya, sebagian dari diriku merasa seperti orang brengsek karena akulah yang seharusnya menghiburnya. Aku datang untuk menunjukkan dukungan ku dan mengirimnya pergi dengan senyum dan ceria "Kamu punya ini." Sebaliknya, dialah yang memberi tahu aku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan karena aku lebih membutuhkannya daripada dia, aku berpegangan erat-erat.
Aku meremas kelopak mataku untuk menghindari genangan air. Ketika aku pikir aku telah bersama, aku mencium pipinya dan melepaskannya. "Aku mencintaimu, Bu. Jika kamu butuh sesuatu sama sekali, hubungi aku. Aku akan meninggalkan semuanya dan—"