Descargar la aplicación
2.98% Hasrat Terpendam / Chapter 8: HARI YANG INDAH

Capítulo 8: HARI YANG INDAH

Waktu demi waktu terus berjalan, hari demi hari terlewati dengan sendiri tanpa di sadari, libur panjang yang akan berakhir akan memulai ceritaku yang baru di sekolah nanti, tak terasa 3 hari lagi kami akan masuk sekolah untuk memulai semester baru dan bertemu dengan teman-teman dan belajar bersama lagi.

Dimana hari ini tepat pada tanggal 15 April, yang dimana aku akan merayakan ulang tahunku yang ke-19 tahun, seperti janji ayah dan ibuku, aku boleh memilih pergi kemana saja yang aku mau, dan aku sudah memutuskan untuk jalan-jalan ke Pulau Bintan bersama keluarga ku yang dimana salah satu resort terkenal disana yang memiliki pantai yang sangat bagus.

Pukul sudah menunjukkan 07.00 pagi, keluargaku sudah berberes untuk membawa apa saja yang perlu kami bawak untuk menginap salah satu Resort yang berada disana, kami sudah sepakat untuk menginap dua malam di Palau Bintan.

Keberangkatan kapal kami menuju Bintan pukul 10.30 pagi, masih tersisa dua jam lagi untuk kami bisa memebereskan barang-barang kami.

"Assalamualaikum,,Radit...Radittt seseorang memanggilku dari depan rumah yang aku tidak tau itu siapa, akupun beranjak dari kamarku untuk melihat kedepan, dan tak kusangka yang memanggilku adalah Bima.

"Walaikumsallam, Bima ada apa bim ?, tumben pagi- pagi datang kesini," ujarku membalas salam dari Bima, dan sedikit kaget tidak biasanya Bima pagi-pagi datang kerumahku.

"Aku dengar kamu ulang tahun dan mau jalan-jalan dengan keluarga mu ke Bintan ya, happy birthday ya Dit, semoga panjang umur dan apapun yang kamu harapkan bisa tercapai, Dit " ujar Bima mengucapkan selamat ulang tahun dan doa kepadaku beserta memberi sebingkis kado yang di pegangnya,"

" Ya Allah makasih banyak Bim, kok tau sih aku ulang tahun hari ini dan mau pergi jalan-jalan sama keluargaku," ujarku berterima kasih dan memberi pertanyaan kepadan Bima karena sedikit bingung, karena entah dari mana Bima tau aku akan pergi ke pulau dengan keluarga ku.

" Mau tau aja atau mau tau banget ni, aku tau info dari mana kamu ultah hari ini dan akan pergi jalan-jalan bersama keluargamu ?" ujar Bima seakan memberiku sebuah teka-teki.

Jujur tidak ku sangka Bima akan datang sepagi ini kerumahku dan membawa bingkisan kado untuk di berikan kepadaku.

"Hahahah aku mau tau banget dong, pasti dari anak-anak yang lainkan ?" ujarku menerka-nerka Bima tau info dari mana.

" Gak lah, karena ini hari bahagiamu aku gak mau bohong, kemaren aku ketemu ibumu di jalan dan sedikit mengobrol, eh ibumu bilang besok kamu ulang tahun dan bakal jalan-jalan hari ini," ujar Bima kepadaku.

"Hahahah..pasti ngerumpi in aku kan kemaren sama ibuku ?, oh iya kamu kok bawak tas Bim.? emang mau kemana ?, pergi jalan-jalan juga ya ?" ujarku penasaran karena mataku tertuju kepada Bima yang menyandang tasnya.

"Gak akukan mau ikut kamu juga pergi ke Bintan," ujar Bima dengan menunjukan senyuman manisnya.

"Haaaaaaa.... serius ?, jangan bohonglah. Buat aku kaget aja," ujar ku kaget mendengar pernyataan Bima.

"Aku serius kok, kalau gak percaya tanya Ibumu," ujar Bima dengan tersenyum.

Akupun berteriak dari depan dan menanyakan kepada ibuku yang sedang sibuk membungkus beberapa makanan yang akan kami bawak. " Buuuuu... Bima juga ikut ya sama kita.?" tanyaku dari depan rumah dengan teriakan.

" Iya Dit biar kamu ada temannya disana ngobrol-ngobrol nantinya, gak apa-apakan ?" tanya ibuku dengan meminta izin.

Jujur aku sangat kaget tau Bima akan ikut bersama kami dan begitu penasaran kenapa ibuku mengajak Bima tanpa bertanya kepadaku, tapi dari hati paling dalam aku sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama-sama bersama Bima.

Apa lagi di ulang tahunku ini, mungkin ini akan jadi cerita yang paling indah di hari ulang tahunku selama ini. Tapi aku berpura-pura menahan kebahagiaan ini di depan Bima seakan aku tidak mengharapkan dia ikut bersama kami.

"Gimana aku boleh ikut ?" kalau ngak aku balik aja kerumah," ujar Bima dengan raut muka yang sedih.

"Ya ngak gitu Bim, aku senang kok kamu ikut jadi aku punya teman ngobrol disana nanti," ujarku dengan memberikan senyuman kepada Bima, oh iya emng orang tuamu ngizinin kamu ikut sama kami, ?" kita bakal nginap dua hari loh disana ?" ujarku ke Bima dengan rasa penasaran.

" Boleh dong akukan udah gede, udah bisa jaga diri sekalian nanti kamu aku jagain disana biar gak diculik nantinya, hahahah," ujar Bima dengan candaannya.

" Hahahaha..enak aja emang aku anak kecil yang harus di jagain terus? " ujarku dengan Bima dengan hati yang senang

" Hahaha..kan emang masih kecil kan masih kelas XII SMA sekarang, beda sama aku yang udah kuliah semester 2 sekarang," ujar Bima dengan ledekannya.

"Iyalah Abang awak, ya udah jadi bodigatku ya nanti jadi kamu jangan jauh-jauh dari aku," ujarku menggoda Bima.

"Hahah ..siappppp gak bakal ku lepas, kalau perlu aku ikat badanmu dengan badanku dimana aja, biar gak lari kemana-kemana," ujar Bima dengan membalas godaanku.

Aku pun tersipu malu mendengar perkataan Bima dan hanya bisa tersenyum malu.

" Ya udah sana beres-beres ntar ada yang lupa loh, sini sekalian aku bantu," ujar Bima menawarkan bantuannya kepadaku.

Akupun merasa senang entah kenapa setiap perkataan Bima membuat hatiku berbunga-bunga, tapi aku sadar itu hanya sekedar candaan Bima yang di lontarkannya kepadaku. "Ayokkk masuk", aku mempersilahkan Bima masuk kerumahku dan menuju ke kamarku.

Sesampai di kamar aku mengambil beberapa baju dan celana renang dan menarohnya di atas kasur, sedangkan Bima dengan sigapnya mengambil pakaianku yang akan ku bawak dan melipatnya dengan rapi serta memasukinya ke dalam tas ranselku.

"Apa lagi ya ?" ujarku sambil memikirkan apa saja yang aku mau bawak.

"Gak sekalian bantal, kasur dan lemari,Dit ? ujar Bima dengan candaan.

" Hahahaha ..emang aku mau pindahan bawak perabot segala," ujarku.

" Hahahaha ..lagian kamu kayak mau pindahan aja mikir apa aja mau di bawak, toh cuman dua malam ajakan disana. Dua tiga baju aja udah cukup aku rasa," ujar Bima.

"Hahaha ..ya mana tau ada yang lupakan, makanya aku pikir-pikir dulu sebelum kita berangkat," ujarku.

" Iyadeh pak bos aku ngikut aja yang kamu bilang," ujar Bima lagi-lagi menggoda ku.

Aku hanya tertawa kecil dan tersenyum ketika Bima mencoba menggodaku, tapi terkadang aku merasa Bima hanyalah melontarkan garauan sahaja, tapi terkadang aku juga merasa benar-benar serius dengan ucapannya, tapi entah aku tidak ingin mengambil hati apa yang di katakan Bima,

Karena itu hanya candaan saja untuk mencairkan suasana. Semua yang kuperlukanpun sudah ada di dalam ranselku, akupun sudah siap untuk memulai perjalananku dengan orang-orang yang ku sayangi.

Terasa lengkap rasanya ketika aku tau Bima akan bergabung dengan kami, tak bisa ku bayangkan betapa bahagianya aku disana akan menghabiskan waktu bersama Bima beberapa hari.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C8
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión