Aku berdehem sekali dan bersenandung, lalu bernyanyi.
"Aku tidak dapat menemukan keajaiban ketika kamu tidak di sini. Aku sangat tersesat tanpamu. Tapi aku percaya pada kesempatan kedua. Aku harus percaya belum terlambat untuk menemukan keajaiban. Katakan padaku belum terlambat untuk menemukan keajaibannya." "Itu laguku," katanya pelan. "Aku pikir itu lagu kami. Aku pikir aku membutuhkan kata-kata mu untuk mendapatkan ritme yang benar. " "Apa yang kamu katakan?" "Aku bilang ... aku mencintaimu." Dia mengerucutkan bibirnya dan tersenyum. "Ya?"
Aku menahan pandangannya dan melanjutkan. Kuat tapi rendah, terarah tapi halus. Itu berjalan dengan baik sampai dia bergerak lebih dekat. Ketika ritme saya goyah, aku menyelipkan tongkat saya ke saku belakang ku dan berdiri.