Siang itu, dua belas murid mengikuti pelajaran tambahan untuk persiapan dalam olimpiade di Bali bulan depan. Mereka semua tampak antusias menyambut kompetisi bergengsi itu.
Terlebih Felicia, sejak masuk ke dalam ruangan itu ... dia terus saja mengembangkan senyuman di wajahnya. Tampak sinar kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Seakan gadis itu baru saja mendapatkan sesuatu yang membuatnya berbunga-bunga.
"Felicia!" panggil James saat mencoba menjelaskan sebuah materi penting yang mungkin akan ditanyakan saat olimpiade. Dia melihat murid baru yang menjadi kekasihnya itu tampak tidak berkonsentrasi pada materi yang diajarkannya.
Gadis itu sama sekali tak mendengarkan panggilan dari gurunya. Felicia terlalu sibuk dengan lamunan yang telah membuainya ke langit ke tujuh. Hingga Maya terpaksa harus memukul pelan bahu sahabatnya itu.
"Fel! Pak James memanggilmu." Maya mencoba untuk menyadarkan sahabat. Dia tak mau jika Felicia terlihat bodoh di hadapan murid berprestasi lainnya.