Descargar la aplicación
2.04% GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM / Chapter 1: 1. LEMARI KE NEGERI LIYUE
GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM original

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Autor: Gugi_Ihsan

© WebNovel

Capítulo 1: 1. LEMARI KE NEGERI LIYUE

Pagi yang indah, gedung sekolah SD banyak siswa siswi melaksanakan tugas upacara yang merupakan rasa nasionalisme hingga seluruh murid menghormati sang sasakalah bendera merah putih di langit biru. Usai upacara, para siswa pergi ke dalam kelas melaksanakan belajar yang penuh Semangat hingga seterusnya, salah satu siswa yang sedang mengerjakan tugas, memberi materi, dan memberi evaluasi latihan yang sudah diberikan dari guru. Di kelas, Panji Purnama Syahputra telah menyelesaikan tugas dari guru hingga mengumpulkan di atas mejanya bersama teman-teman lain dan menunggu hasil nilai soal bahasa Indonesia.

"Hahahahaha, itu gampang sekali", ujar salah satu teman Panji yang selalu sombong kepada Panji dan semua orang

Panji hanya sunyi saja melihat pemandangan tersebut sambil kembali duduk dan beristirahat dengan tenang, menjelang istirahat Panji, melihat orang-orang sedang asyik berpose kesana kemari untuk mencari suasana yang indah, tenang, dan menyenangkan bahkan, melihat di sisinya banyak orang-orang yang bermain sepak bola, petak umpet, main ucing kena, dan main bercandaan. Tidak hanya itu, melihat kawan-kawan Panji sedang memainkan sesuatu didalam handphonennya, Mobile Legends, Free Fire, PUBG, dan tidak lupa dengan permainan tidak asing di pikiran orang-orang, Genshin Impact. Tidak ada anak-anak seperti Panji yang tidak suka dalam permainan asing tersebut maupun permainan tradisional, iya pergi kedalam kelas karena, bel akan berbunyi pada jam setengah sepuluh hingga murid-murid diluar kelas masuk kedalam kelas. Hingga siangnya, semua murid pulang sekolah dengan menggendong tas dan handphone didalam saku celana, Panji melihat mereka berlari-lari kemana mereka suka sambil melihat handphone yang di pegang olehnya. Panji pergi berjalan tanpa kawan, melewati rumah-rumah kecil disetiap sampingnya, hingga menyeberangi sungai dengan jembatannya. Lalu, sampai dirumah bertemu sang Ibunda Panji, Rosa. Panji melihat sang Ibu sedang sibuk untuk merapihkan kain pakaian untuk dijadikan seragam maupun pakaian layak untuk diajang fashion terkenal, dia pergi ke kamar hingga melanjutkan mengerjakan tugas dari sekolah dirumah. Panji menghadapi tugas-tugas dari sekolah dengan bantuan internetnya dengan 4 G, bahkan mengerjakkannya sendirian tanpa kawan. Lalu, melihat seisi kamarnya hanya tempat tidur dan lemari pakaian kecil yang sudah rusak hingga iya pun mengerjakan tugas dari sekolah hanya matematika yang paling tersulit baginya namun, hanya beberapa bagian yang bisa mengerjakan soal-soal tentang FPB dan KPK. Sang Ibunda Panji, Rosa melihat sebuah truk berukuran besar tampak seperti membawa barang yang sangat berat yang ternyata lemari pakaian untuk Panji yang sudah rusak hingga pergi ke kamar tidur Panji.

"Panji! Panji! Panji! Ayo keluar!!!"suara teriak dari luar kamar tidur Panji

"iya Mamah sebentar, aku keluar dari tempat tidur"melihat Rosa tersenyum ke arah dirinya,"kenapa Mah?",lanjutnya

"ada lemari baru untukmu nak, sekarang kita bongkar pakaian didalam lemari yang rusak itu", ujar Rosa sambil pergi melihat lemari pakaian baru untuk Panji

"iya Mamah",ujar terakhir Panji kepada Rosa

Panji membongkar seluruh pakaian yang ada didalam lemarinya hingga satu persatu maupun beberapa tumpukkan yang Panji kumpulkan untuk diangkat dan disimpan di atas tempat tidur hingga Rosa menyuruh Panji dan tukang angkat lemari mencoba membawa lemari tua yang rusak untuk disingkirkan keluar rumah dan menyimpannya didalam pikup truk besar. beberapa saat, dua orang mengangkat lemari besar akan diantar kedalam ruang kamar tidur panji yang sangat luas hingga Panji melihat lemari pakaian besarnya sangat indah dan misterius dibandingkan dengan lemari pakaian sebelumnya.

"apakah lemari itu sudah tua?"ujar dirinya didalam hati."kenapa ada lemari pakaian itu ada ukurannya sebesar itu? ini aneh dan aku belum pernah melihatnya sebelumnya", serius ke arah lemari tersebut

"apakah tertarik Panji lemari barumu?", ujar sang Rosa dengan penuh senang kepada Panji yang biasa saja

"aaaah, iya tentu. Bolehkah lemari itu bergeser ke arah kanan?"ujar Panji dengan balas kepada Rosa

"ooh, boleh"membalas dengan baik kepada Panji

Panji akan membereskan bersama tukang angkat lemari sebelum mereka pergi, hingga Rosa sang Ibunda Panji melihat kegiatan Panji yang sudah tau meletakkan lemari maupun benda lainnya yang sedang dirapihkan olehnya dibereskan. Lalu, Panji melihat kerapihan yang sudah di bereskan bersama para tukang pengangkat lemari hingga Panji senang termasuk Rosa.

"kau punya imajinasi untuk merapihkan barang-barangmu di tempat kamarmu"ujar Rossa dengan wajah senangnya,"Ibu lihat kerapihan ditempat sini sama dengan pikiran Mamah",balas lagi

"iya, karena aku tau lemari besar itu cocok di sebelah kiri bukan dekat toilet",ujar Panji dengan balas kepada Rosa

"baiklah, Mamah pergi untuk membayar lemari itu",ujar Rosa ke arah Panji dan pergi bersama tiga orang pengangkat lemari pakaian

Panji melihat mereka pergi bahkan, melihat lemari sambil membuka lemari besar tersebut hingga membereskan semua pakaian dari tempat tidurnya kedalam lemari baru membuat Panji sedikit senang dan sedikit kebingungan serta serius melihat lemari pakaian yang dibeli oleh sang Ibu. Lalu, mencium aroma tidak sedap baginya seperti aroma tanah tua didalam lemari pakaiannya membuat dia kebingungan sehabis mencium tanah didalam lemari tersebut hingga menggunakan semprotan anti bau didalam lemari. Panji menggunakan alat tersebut serta baunya menghilang dan melanjutkan merapihkan pakaian didalam lemari besarnya. Lemari pakaian ditutup dengan rapih. Dia melanjutkan pekerjaannya sampai menjelang siang, dimana Dia telah mengerjakan tugas dari sekolah walaupun hanya matematika yang merupakan tugas terakhir dan tugas yang paling sulit untuk dihadapinya. Kemudian, Dia menelepon kepada kawan-kawannya untuk mengerjakan bersama namun, tidak ada jawaban hingga berbaring di tempat tidur setelah mengerjakan tugas dari guru.

"Haaaah, BETE!!!!",ujar didalam hati yang selalu cemburu karena tugas matematika,"sulit mengerjakan KPK dan FPB rupanya",lanjutnya

Panji mencoba melupakan tentang tugas yang diberikan dari guru dan melupakan kejadian tadi dimana teman-teman Panji tidak diangkat sama sekali untuk membantu dalam tugas matematika. Lalu, Dia melihat lemari yang dibeli dan mencium aroma orang tua dibandingkan mencium bau tidak sedap pertama kalinya hingga membuka pintu lemarinya terbuka lebar dan melihat seluruh pakaiannya rapi di atas kepala Panji yang terdapat rak baju namun, bau tanah tercium kembali hingga Panji pergi kedepan sendirian dan menemukan sebuah katepel di bawahnya membuat Panji kebingungan dan berjaga dari kondisi tidak enak baginya. Dia melihat sebuah cahaya didepannya tampak seperti cahaya menuju jalan dari keluarnya kegelapan, berjalan kedepan dengan jalan kakinya tak lama berlari kencang dan keluarlah dari dalam gua. Panji melihat pesona alam yang luar biasa membuatnya heran dan terpesona keindahan alam dimana pun berada.

"tempat apa ini?",ujar Panji sambil berjalan dan tampak kebingungan,"aku dimana? Hallo..... apakah ada orang ditempat sini?",ujar Panji sambil melanjutkan perjalanannya sambil berteriak di hutan

Beberapa saat, Dia pergi kehutan belantara walaupun ditempat tersebut suasana siang yang sangat cerah dan panas, melihat burung-burung berterbangan mencari arah dan mencari makanan untuk sore nanti. sungai yang mengalir dapat didengar oleh Panji, hingga mengikutinya kemana air mengalir dengan cara berlari secepatnya kemudian, melihat kedepan terdapat kota yang indah tampak seperti kota tua yang masih hidup dan kuno. Dia melihat orang-orang sekitarnya dengan pakaian adat tiongkok, Jepang, dan adat asia lainnya sambil berjalan kedepan melihat orang-orang sedang membeli serta menukar uang dengan barang-barang yang penting di tempat tersebut. Begitu ramenya kota, Panji kebingungan mencari seseorang hingga berbaris maupun berpencar kemana mereka pergi ke arah tujuan, Panji kebingungan untuk mencari seseorang dan bertanya ke salah satu orang diantaranya dengan satu kata saja, "Liyue" yang merupakan pelabuhan bagian timur Teyvat hingga tempat yang indah dengan keindahan pamandangannya sampai kota Liyue. Itulah menurut kata orang, Panji hanya bengong sambil mencari ke Mbah Gugel dan ditelusuri tidak ada namanya Liyue di internet.

"Kok tidak ada namanya kota Liyue",ujar Panji dengan kebingungan sambil mencari informasi

Panji berjalan sambil menanyakan lagi tentang keistimewaan kota Liyue dan pergi mencari dan berpetualang di kota tersebut, bahkan, Dia pergi keluar dari kota Liyue, pergi kehutan yang ada di depan mata. Namun, dia melihat empat orang sedang mengeluarkan sihir yang mengerikan ke arah makhluk besarnya dan mengerikan, ditempat tersebut mereka melompat maupun menghindar dari serangan jarak jauh maupun dekat. Dia melihat mereka mengeluarkan kekuatan yang berbeda-beda diantara mereka, Panji mencoba membantunya dengan katepelnya dan bersiap mengeluarkan serangan satu batu. Dia berusaha untuk menghindar sambil mengeluarkan beberapa batu ke arah monster tersebut dan mengenai kepala monster yang mengerikan dan mati langsung.

"bagus, dia kena!!!",ujar Panji dengan semangat

Panji melihat mereka sedang lari dan mengeluarkan kekuatan api pada perempuan rambut pendek dan badan tinggi dengan pakaian khas seperti api, serta melihat laki-laki sedang bertarung jarak dekat hingga berhasil dilumpuhkan, Panji melihat mereka telah pergi meninggalkan medan perang serta berpencar membuatnya kebingungan. Namun, ada salah satu perempuan yang tidak mau pergi hanya pergi ke suatu tempat, ke tempat berbukit yang dipenuhi rerumputan hijau hingga Panji mengikutinya dari belakang.

"perempuan itu..... pakaiannya indah sekali", ujar Panji heran."dia..... cantik dan seksi, aduhai pasti wajahnya cantik",tambahnya

Perempuan tersebut duduk hingga memandang kedepan disiang hari, Panji mencoba untuk mendekatinya dari belakang dan melihat sesosok perempuan mulai tidur hingga Dia tidak menyadarkan diri. Panji melihat perempuan tersebut tertidur nyenyak, serta melihat berpakaian hitam putih serta menyentuh punggung seperti terasa berkulit sutera putih, bertali merah di pinggangnya, tinggi, rambut biru, dan bertanduk. Panji melihat tanduk hitam bergaris merah yang dia miliki, lalu mencoba untuk memegang tubuh perempuan tersebut dari tangan kanannya, hingga pipinya membuat Panji malu rasanya. kedua paha Panji berada dibawah kepala perempuan tersebut sambil melihat perempuan misterius dari negeri Teyvat. Lalu Panji melihat kedua tanduk yang dimilikinya bahkan, mencoba untuk memegangnya dan merasakan sesuatu kejanggalan aneh pada tanduk di kepala perempuan tersebut membuat Panji pening dikepala dan merasakan kedinginan di dalam tubuhnya. Bahkan, perempuan misterius membuka kedua matanya sambil terbangun hingga, menatap Panji hingga dia marah membuat Panji gugup melihat amarah perempuan tersebut.

"siapa kau? apa maumu?",ujar perempuan tersebut dengan lantang

"aku..... aku....",tidak bisa menjawab karena rasa sakit yang keras akibat memegang tanduk tersebut dan pingsan dalam bekukan es didalam tubuh Panji

"kau... kau tidak apa-apa kan?",ujar perempuan misterius ke arah Panji

Panji tidak bisa menjawab dari perempuan misterius, dan tiba-tiba muncul monster yang mengerikan dihadapan perempuan misterius, Panji melihatnya namun, kedua mata Panji merasakan pening dan kunang-kunang yang sangat kuat serta tidak bisa berjalan hanya pingsan secara tiba-tiba dan menutup kedua matanya. Beberapa saat, kedua mata Panji terbuka sambil memandang kelangit serta, Panji berkedip matanya hingga melihat wajah perempuan tersebut mirip dimana dia tidur di atas rumput. Perempuan tersebut melihat dirinya sudah terbangun, namun bagi Panji merasakan enak di kedua paha perempuan yang misterius berasal di negeri Teyvat.

"kau... kau siapa?",ujar Panji yang sudah sadar

"Ganyu, namaku Ganyu",ujar perempuan tersebut menjawab pertanyaan Panji dengan halus."lalu, kau siapa dan dari mana asalmu?",balasnya ke Panji

"aku Panji, Panji Purnama Syahputra panggil aku Panji",balas ke Ganyu,"dan aku berasal dari Bandung"tambahnya sambil memandang Ganyu yang sedang diam

"Bandung? apa itu?",balas kembali dengan halus

"Bandung itu sebuah Ibu Kota Jawa Barat",ujar Panji dengan halus kepada Ganyu,"Kak Ganyu dan Aku memang beda dunia ditempat ini",tambahnya

"aku belum tau dimana kau berada",bingung mendengar Panji tentang daerahnya yang jauh dari tempatnya

"Kakak tidak akan tau, tapi apakah omonganku itu sopan kepada Kakak? Kalau tidak sopan, maaf",menunduk kebawah dengan jawaban lemah

"kau memegang tandukku Panji, seharusnya kau tidak boleh memegangnya beberapa kali",ujar Ganyu ke Panji dengan rauk muka sedih

"maaf, aku tidak sengaja dan aku tidak tau",Ujar Panji dengan dirinya bersalah

"Huuuh, untung saja kau tidak apa-apa. Tadi kau dibunuh sama monster berkepala dua dan aku mencoba untuk menyelamatkannya",balas dengan halus kepada Panji,"dan aku.... kecapean dan.... yaaah, lelah" tambahnya

"disini sungguh indah, kau memang cantik dan lemah lembut",menjawab dengan jujur kepada Ganyu

"oh, aku cantik?",heran mendengar perkataan Panji

"iya, aku,melihatmu sangat cantik",jawab ke Ganyu,"aku tidak bohong dan..... kau baik",tambahnya

"di kotaku sangat indah, apakah mau kesana?",ujar Ganyu dengan lemah lembut

"mau tapi, hanya sebentar saja",jawab dengan sedikit gugup

"kenapa? kenapa hanya sebentar?",ucap Panji kepada Ganyu dengan tak ragu-ragu kepada Ganyu

"tidak, aku tidak..... apa-apa",jawab dengan ragu-ragu kepada Panji karena masih kenal pertama kalinya hingga mengajak Panji untuk pergi ke Kota Liyue

Ganyu dan Panji pergi ke kota Liyue yang merupakan kota kelahiran Ganyu hingga Panji sendiri ingin melihat pesona keindahan kota tersebut, lalu mereka melihat warga di kota yang indah dan menakjubkan yang isinya makanan restoran membuat Panji lapar dan kehausan bahkan, merasakan sakit pada kakinya karena dia tidak memakai sepatu untuk masuk kedunia negeri ini. Kemudian, Ganyu memilih restoran yang sederhana dan modern hingga Panji melihat restoran yang indah masuk kedalam tanpa menggunakan alas sepatu dan alas sandal yang dipakainya.

"aaaah",berhenti berjalan dan gugup,"apakah..... aku tidak apa-apa, aku.... tidak memakai sandal atau sepatu?",ujar Panji dengan gugup

"ya ampun, kau ini. Dimana sepatumu?",ujar Ganyu dengan sikap heran melihat kaki Panji tidak memakai sepatu atau sandal sambil keluar dari restoran

"aku tidak memakainya Kak, aku ketinggalan di kamarku",menjawab dengan jujur dan sopan kepada Ganyu

"huh, harusnya kau pakai sepatumu",menjawab dengan setengah marah dan setengah heran

"iya tapi, aku...",berfikir dengan lama dan bingung untuk menjawabnya

"lain kali kau jangan lupa kalau mau berangkat pakai sepatumu, nanti kakimu kotor",memberi nasehat kepada Panji

"iya Kakak terimakasih",tersenyum bercampur malu ke arah Ganyu

"sekarang, rumahmu dimana?",ujar Ganyu kepada Panji

"di Bandung tapi, bukan disini Kak",menjawab dengan sedikit ragu sambil berjalan kaki ke suatu tempat

"baiklah, Kakak yang akan ngantarmu ke Bandung, Kakak baru tau tentang daerah itu dan disekitar sini tidak ada namanya Bandung",pergi meninggalkan kota sambil melihat Panji yang sedang kesakitan karena, terinjak batu yang tajam di setiap jalan raya

Ganyu dan Panji pergi keluar kota, bahkan mereka akan masuk kedalam hutan yang sangat gelap gulita, lalu mereka saling berpegang tangan agar tidak tersesat dan tidak berpencar kedalam hutan serta, Panji menahan rasa lapar perut yang sudah tidak bisa bertahan untuk memakan sesuatu. Hingga mendengar suara burung-burung berterbangan di udara membuat Panji ketakutan.

"Kakak, suara apa itu",ujar Panji yang sedang gugup

"itu suara burung Panji",menjawab dengan lemah lembut

"aku takut dihutan ini Kak",dengan ucapan gugup melihat dan mendengar suara burung dimalam hari sambil berjalan

"huuh, rumahmu disini bukan?",ujar Ganyu yang sedang kebingungan

"iya, tapi.... aku menetap didalam gua yang merupakan pintu menuju kamarku",menjawab dengan sopan dan sedikit gugup

"kamarmu?",ujar Ganyu

"iya",jawab dengan sopan dan melanjutkan perjalanannya ke depan dan melihat gua tepat didepan mereka dan sampai didalam gua

beberapa saat, mereka sampai di atas bukit hingga melihat dan menemukan gua yang gelap, Panji mengajak Ganyu untuk masuk kedalam gua dan tak lama kemudian, panji sampai di tempat penyimpanan pakaian miliknya hingga membuka pintu lemarinya. Ganyu melihat Panji masuk kamar Panji dan tiba-tiba, Rosa muncul di pintu keluar kamar Panji hingga kaget melihatnya.

"Panji, kau dari mana? dan siapa dia?",ujar Rosa dengan rasa heran terhadap Panji membawa Ganyu kedalam kamar

"hai tante",tersenyum dan sopan kepada Rosa

"tenang Mah, jangan takut, dia Kakak Ganyu dari kota Liyue",ujar Panji

"oh, Mamah heran udah beberapa jam. Kau tidak keluar dari kamar",bingung kearah Panji

"maaf Mamah, ternyata lemari yang dibeliin Mamah ada tempat kemana saja",ujar Panji dengan merasa bersalah dan menjawab tentang lemari pakaiannya

"iya, Aku hanya mengantar Panji kesini",tersenyum ke arah Rossa dan pergi kedalam lemari pakaian Panji

"tunggu dulu, Ganyu",Rosa melihat Ganyu pergi

"iya? ada apa?",ujar Ganyu ke arah Rosa

"aku berterima kasih, kau makan dulu disini",ujar Rosa yang senang bisa mengantarkan Panji pulang kerumah,"kesini dulu Ganyu, yuk ikut makan bersama kami"tambahnya

"aaah tidak usah Tante, itu..... merepotkan",menjawab dengan berhati lemah lembut dan merepotkan

"aaah, tidak usah repot, yuk makan. Aku tau, kau lapar kan habis jalan-jalan sama Panji",ujar Rosa sambil mengajak Ganyu untuk makan bersama di dapur

"yaaah",menjawab dengam malu karena, lapar,"tentu aku lapar",tambahnya

Ganyu diajak sama Panji dan Rosa, Ibundanya Panji sedang membawa makanan dari dapur sebuah makanan tempe goreng, telur, kentang lado, dan sayur kacang hingga Ganyu memilih sayur dibandingkan gorengan. hingga habis dengan nasinya, Panji dan Ganyu sudah kenyang dan membawa Ganyu untuk pulang lewat lemari pakaian Panji.

"baiklah Panji, terimakasih makanannya di tempatmu",tersenyum ke arah Panji

"iya Kak, sama-sama",menjawab dengan senang bercampur sedih

Ganyu melihat Panji mendekat dirinya dan memeluknya, Ganyu tersenyum melihatnya dan melepaskannya sebagai perpisahan antara Ganyu dengan Panji hingga pergi, Panji sedih melihatnya karena, kecantikkannya dan hal-hal lainnya tentang dirinya yang hampir tidak terlupakan. Bahkan Panji pergi ke meja belajar sambil merapihkan baju seragam sekolah SD untuk besok serta merapihkan beberapa buku yang berserakkan di meja belajar dan tidur diatas kasur.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C1
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión