Descargar la aplicación
33.33% Gagal Mempersunting Wanita Terbaik / Chapter 7: Pertemuan Resi dengan Fiva

Capítulo 7: Pertemuan Resi dengan Fiva

Hari sabtu telah tiba. Resi teringat pernah menanggapi Vera menjanjikannya untuk segera memberikan informasi kepadanya terkait janji pertemuannya pada hari minggu.

'Tilililing tilililing' bunyi telepon Vera berdering.

"halo Vera. Besok aku bisa bertemu denganmu di tempat yang telah kamu sebutkan. Jam berapa kamu memintaku tiba disana?" tutur oleh Resi.

"hai Resi, sebelumnya aku sangat berterima kasih kepadamu karena telah bersedia memenuhi permintaanku. Jam 9 pagi saja kamu datang ke tempat itu" sahut oleh Vera.

"oke baiklah. Sampai jumpa di keesokan harinya" sapa Resi sebelum akan menutup teleponnya.

Hari minggu pun tiba, tepat jam 09.00 Resi telah tiba di restoran yang berada di kota Annecy. Sejauh ini, ia tak pernah terlambat dalam menghadiri acara apapun dan selalu tepat waktu, karena baginya ketepatan waktu akan melatih menimbulkan kedisiplinan dari dirinya. Bahkan prinsip tersebut sudah ia tanamkan ketika dirinya masih berusia kanak-kanak.

Vera datang ke kota Annecy tidak sendirian, namun ditemani oleh Fiva. Sontak, Resi pun merasa heran dan kaget melihat Vera membawa wanita yang tidak ia kenali, ia bertanya-tanya dalam hatinya untuk apa Vera membawa orang lain dalam pertemuan antara keduanya.

"halo Resi" sapa oleh Vera empat langkah sebelum duduk di kursi sambil melambaikan tangan.

"hai Vera" sapa balik oleh Resi.

"kenalkan dia adalah Fiva, orang yang pernah aku ceritakan kepadamu, dia yang menemaniku di Paris" tutur oleh Vera.

"oh begitu. Hai Fiva, perkenalkan aku Resi dan aku teman barunya Vera" ujar oleh Resi sembari mengulurkan tangannya untuk mengajak Fiva bersalaman.

"aku Fiva, senang bertemu denganmu Resi" sahut oleh Fiva sembari menjabat tangannya Resi. 'ternyata laki-laki ini tampan dan terlihat cool juga' gumam dalam hati Fiva sembari masih menjabat tangan Resi.

"mari kita pesan makanan lalu makan bersama, dan kita lanjut ngobrol santai" sahut oleh Vera.

Resi memanggil pelayan pengantar makanan, dan pelayanan pengantar makanan menyodorkan buku di meja makan yang berisi informasi menu makanan dan minuman. Mereka bertiga sama-sama sibuk memilih menu makanan kesukaannya masing-masing. Resi yang merupakan muslim taat, berusaha menghindari memesan makanan yang berbahan dasar daging, karena ia belum tahu apakah daging tersebut disembelih dengan dibacakan doa atau tidak, karena hal itu Resi hanya memesan makanan dengan lauk aneka ragam sayuran dan ikan saja. Hal yang sama dilakukan Resi juga dilakukan oleh Fiva, karena Fiva merupakan umat muslim taat maka ia pun juga tidak memesan makanan berbahan dasar daging. Setelah pelayan mengantarkan makanan yang telah dimasak, maka mereka segera melahap makanannya masing-masing

"Resi. Aku memintamu datang kesini hanya untuk memperkenalkan kamu kepada Fiva. Penting bagiku memberitahu dan melaporkan kepada temanku untuk setiap orang yang aku kenali di Paris, sekaligus untuk menambah teman" ujar Vera di sela-sela mereka sedang menikmati makanannya masing-masing.

"aku setuju dengan apa yang kamu lakukan. Demi keamanan, penting untuk mengenalkan orang-orang baru kepada orang terdekat dari kita" sahut oleh Resi.

"benar itu, kita mengobrol santai saja sembari makan" balas oleh Vera sembari tersenyum.

"Fiva, dalam hal apa kamu datang ke Paris bersama Vera?" tanya oleh Resi.

"dalam hal pekerjaan yang membawaku datang ke negara ini. Sebenarnya bukan direncanakan, tapi ini semua memang sudah kehendak, aku dan Vera terpanggil datang ke negara ini untuk urusan masing-masing" jawab oleh Fiva.

"sudah berapa lama kamu tinggal di Paris? Apakah kamu juga tinggal saat pertama kali Vera berada disini?" lanjut tanya oleh Resi.

"aku lebih dulu datang kesini setahun sebelum Vera berada disini, tidak menentu berapa lama aku harus tinggal disini. Kadang selang beberapa bulan, aku pulang ke Indonesia dan menetap sementara disana, lalu selama beberapa minggu kemudian harus kembali lagi ke Paris" jelas oleh Fiva.

"Resi, Fiva" panggil oleh Vera sehingga Fiva dan Resi menoleh ke hadapannya, "aku harap dari obrolan kita pagi ini, dapat lebih menjalin keakraban antara kita bertiga" lanjut pembicaraannya.

Resi dan Fiva merespons perkataan Vera dengan menganggukkan kepala dan tersenyum hangat. Setelah puas mengobrol, mereka bertiga berpisah dan pulang menuju rumah penginapan masing-masing karena siang hari mulai tiba dan mereka harus beristirahat. Sesampainya di rumah penginapan, Resi menelepon ibunya untuk sekedar menanyakan kabarnya.

"halo ibu, bagaimana kabar ibu sekarang?" sapa dan tanya oleh Resi kepada ibunya.

"hai Resi. Kabar ibu baik, kabar dari kamu sendiri bagaimana?" balas dan tanya balik oleh bu Lia.

"aku juga baik-baik saja bu. Karena sekarang hari libur dan tidak ada tugas yang harus diselesaikan, maka aku sempatkan untuk menelepon ibu" jawab dan jelas oleh Resi.

"jaga kesehatanmu ya nak, ibu sangat sayang kepadamu. Pulanglah nanti ke pelukan ibu dalam keadaan baik-baik saja, setiap saat ibu selalu berdoa menginginkan hal terbaik menyertaimu" ungkap Bu Lia dengan suara yang terdengar berderu seperti menahan tangis kerinduan kepada anaknya yang mulai tak terbendung.

"baik bu, aku akan selalu jaga diri untuk ayah dan ibu" balas oleh Resi. "aku akhiri panggilannya ya bu, aku mau beristirahat terlebih dahulu, dan aku akan menelepon ibu saat malam nanti agar aku juga bisa mengobrol dengan ayah, assalamu'alaikum" ujar oleh Resi.

"baiklah nak, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" balas oleh Bu Lia.

Benar saja, air mata kerinduan menetes dari mata Bu Lia, seorang ibu selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, apalagi Resi ialah anak satu-satunya yang dimiliki oleh Bu Lia. Sesungguhnya, tidak ada seorangpun ibu yang rela melepas anaknya untuk pergi jauh dari sisinya, kenangan ketika masih bersama dengan anaknya merupakan suatu hal yang dianggap istimewa, namun siap ataupun tidak maka orang tua akan ditinggalkan oleh anaknya untuk menjemput takdirnya dan mulai membangun kehidupannya sendiri.

Hari demi hari berlalu, Bu Lia hidup tanpa adanya lagi tawa dan perbincangan bersama Resi yang membangun suasana keramaian di rumah. Bu Lia mengambil foto Resi yang terpajang di pigura dari dalam lemari koleksi, ia tak habis memandangi wajah imut Resi ketika masih kecil, mengingat dulunya Resi ialah anak yang cengeng dan mudah menangis. Puas memandangi foto masa kecil, hingga Bu Lia tertidur dengan posisi duduk disofa ruang tamu sembari memeluk pigura foto masa kecil Resi. Pak Beni yang baru saja pulang dari acara hajatan, melihat Bu Lia tengah tertidur pulas disofa, maka ia menggendong istrinya dan membawa ke kamar tidur, Pak Beni berbadan tegap dan gagah walaupun ia sudah tua karena rutinnya ia berolahraga, buktinya ia masih kuat untuk menggendong tubuh Bu Lia. Setelahnya, Pak Beni menuju ruang kerjanya, menyelesaikan pekerjaan kantor yang masih sedikit menumpuk. Sama seperti anaknya, daripada menunda waktu maka ia lebih memilih melaksanakan dan menyelesaikan hal ataupun permasalahan diawal waktu ketimbang terlambat. Walaupun diakhir pekan ia masih disibukkan mengurus pekerjaan kantor yang terkadang masih belum terselesaikan, ia tak lupa untuk meluangkan waktu bagi istrinya. Sungguh seorang suami dan ayah yang sayang serta peduli terhadap istri dan anaknya, hingga ia menjadi idola terbaik bagi putra tunggalnya. Sikap atau perilaku Resi juga menurun dari sikap atau perilaku ayahnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C7
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión