Bola mata itu meleleh dan berubah menjadi cairan merah, sebelum akhirnya menyatu menjadi bola darah seukuran kepala yang melayang-layang di tengah lingkaran sihir tersebut.
Permukaan bola darah itu bergelembung dan terus mendidih.
Angele mengangkat tangannya dan menggoreskan rune-rune di udara dengan jarinya.
Titik-titik cahaya biru di depan matanya menjadi semakin terang saat rune-rune yang ia goreskan menyatu pada bola darah tersebut. Keringat menetes melalui dagunya.
Saat rune-rune itu menyatu, bola darah tersebut menjadi semakin kecil.
Warna bola darah tersebut menjadi semakin terang. Cahaya merah bersinar menerangi seluruh ruangan itu.
Setelah satu jam, akhirnya Angele selesai menggoreskan rune.
Rune terakhir melesat cepat, menjadi kilat merah, dan menyatu dengan bola darah tersebut.
Bola darah itu masih mengecil.
Duk! Duk!
Terdengar suara mirip detak jantung manusia.