Ksatria penunggang naga kedua pun meletakkan tangan kanan di depan dadanya dan membungkuk hormat. Walaupun Angele hanyalah seorang pengawas, para ksatria menghormatinya sebagai teman para bangsawan.
Kedua ksatria pengawal kereta terlihat sangat sedih dan putus asa. Perlahan-lahan, pintu kereta terbuka. Terlihat seorang gadis kecil bergaun hitam yang ketakutan. Wajahnya pucat, dan tangannya yang membawa sebuah cermin berbentuk seperti telur bergetar saking takutnya.
Angele melihat ke bawah dan menatap mayat-mayat ksatria berzirah hitam yang berceceran di tanah. Rumput di tempat itu menjadi berbau busuk akibat kubangan darah.
"Cermin Sungai… Aku sudah mendengar pembicaraan kalian… Berikan harta itu padaku." Angele menatap ksatria naga elit itu dengan tatapan dingin.
"Namaku Maharaj, seorang ksatria naga elit. Aku tidak akan memberikan harta itu padamu." Ksatria itu menyeringai keji. "Walaupun kau adalah wujud tersegel, Cermin Sungai itu adalah milikku!"