Lorong gelap itu berkelok-kelok. Angele terus mempercepat gerakannya. Ia hanya mendengar suara tapak kaki dan nafasnya yang bergema di seluruh lorong.
Bola api kuning melayang di sebelah kirinya, sehingga menerangi area di sekitarnya.
'Aneh, mengapa lorong ini sangat berantakan?' Walaupun Angele sedang berlari kencang, ia masih bisa berpikir jernih.
Ia merasa seperti sedang berusaha menyusuri tempat yang berubah-ubah. Walaupun ia telah meminta Zero untuk menciptakan peta reruntuhan ini sejak lorong itu pertama kali muncul, ia telah menemukan dua jalan yang tidak tergambar di peta. Tanpa mantra pelacakan, ia pasti sudah tersesat.
Ia terus berlari dan memikirkan situasi saat ini.