Saat mendengar kecepatan perkembangan Angele, mereka sama sekali tidak terkejut. Taktik-nya dalam menyembunyikan kekuatan membuat kecepatan perkembangannya terlihat lebih lambat dari kenyataannya. Sebagai anak semata wayang Vivian, mereka mengira bahwa Angele akan segera mencapai tingkat 2. Namun, bagi mereka, kecepatan perkembangan Angele sama dengan penyihir-penyihir dengan potensi sihir rata-rata.
Mereka saling berbincang-bincang seraya memasuki reruntuhan di bawah gunung berapi.
Setelah masuk dan melewati lorong, Angele mengajak mereka masuk ke ruangan kecil berdinding batu.
Dinding-dinding batu ruangan itu terlihat halus tanpa cela. tanpa ada satu pun kristal sebagai penerangan.
Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja batu dengan kristal merah yang melayang-layang di atasnya.
Kristal merah bercahaya itu melayang di atas permukaan meja dan mengeluarkan suara-suara aneh, seiring dengan pelepasan gelombang dari kristal tersebut.