Descargar la aplicación
65.71% Dropping In A Dream / Chapter 23: Saling Menghargai

Capítulo 23: Saling Menghargai

Eira merasa menyesal sudah mengatakan hal itu, karena dia tahu jika dirinyalah yang tidak bisa bangun tepat waktu. Eira langsung bangun dari tidurnya dan mengambil ponselnya yang berada di meja balkon untuk memasang alarm. Senyum penuh arti pun keluar dari raut Yara.

"Ayo kita pergi sayang, besok kita akan menikmati perjalanan pulang kita berdua saja!" kata Yara pada Geo berniat meledek Eira.

"Yara, kau serius?" tanya Eira.

Yara hanya senyum dan meninggalkan Eira. Eira yang merasa khawatir pun langsung berusaha untuk tidur malam itu.

Di dalam tidurnya, seperti biasa Eira pun memimpikan belahan jiwanya yang selalu menemani tidurnya itu.

"Kau di sini Ra?" tanya Lord yang sedang duduk santai membaca novel di atas sofa.

Eira terdiam sejenak melihat keberadaan Lord lalu mendekati Lord dengan senyum di wajahnya.

"Em, apa yang sedang kau lakukan Lord?" jawab Eira dan bertanya balik pada Lord.

"Seperti biasa aku sedang membaca novel kekasihku yang terbaru," jawab Lord.

"Kau memilikinya?" tanya Eira.

"Tentu saja, aku akan memiliki semua novel yang di tulis oleh kekasihku, itu baru namanya sepasang kekasih bukan?" tanya Lord.

"Kau benar Lord, baiklah aku akan membuatkan kamu jus," kata Eira.

"Tunggu!" mata Lord pun terbelalak seketika saat mendengar Eira mau membuat Jus di dapur Lord.

"Kenapa Lord?" tanya Eira.

"Biarkan aku saja yang membuatkanmu jus, dududklah di sini dan menungguku ya," kata Lord.

"Apa kau takut aku akan merusak dapurmu?" tanya Eira.

"Sebenarnya iya, tetapi apa kau bisa membuat jus?" tanya Lord.

Eira pun menggelengkan kepalanya.

"Nah itu juga alasan aku untuk tidak membiarkan kamu membuatnya sendiri, nanti jika kau kenapa-kenapa bagaimana? Aku saja yang buat ya?" kata Lord.

"Terserah kamu saja kalau begitu aku tunggu di sini, lagi pula aku juga tidak yakin menggunakan dapurmu yang super keren dan bersih ini," jawab Eira tidak merasa kesal.

"Kau tidak marah bukan?" tanya Lord.

"Kenapa aku harus marah?" tanya Eira.

"Baiklah kalau begitu jus akan siap dalam lima menit dari sekarang," kata Lord dan segera menyiapkan jus.

Eira melihat Lord yang sedang sibuk dengan buah dan blender itu, Eira tersenyum.

"Lebih baik menikatinya dari pada menyiakan waktu yang ada, bukankah aku harus seperti itu? lagi pula seperti ini cukup menyenangkan untukku," gumam Eira.

Lord pun kembali ke tempat Eira yang sedang tersenyum padanya.

"Ini jusnya, apa sekarang kau sedang bahagia?" tanya Lord.

"Ya," jawab Eira.

"Kenapa?" tanya Lord.

"Karena memilikimu," jawab Eira.

Lord menatap Eira dan tersenyum.

"Lord kenapa jus ini asam?" tanya Eira.

"Karena itu kan jus orange, jelas asam," jawab Lord.

"Ahh benar, tapi segar aku suka," kata Eira menghargai apa yang sudah dibuat oleh Lord.

"Aku bahagia jika kamu seperti ini Ra, apa kau sudah dengan senang hati menerimaku?" tanya Lord.

"Aku tidak ingin mempermasalahkan hal ini lagi Lord, aku ingin menikmati semua yang terjadi padaku saat ini, itu saja sudah cukup untukku," jawab Eira.

"Baiklah mari kita tetap bahagia Ra," kata Lord.

"Emm, kau lanjutkan membaca aku akan ada di sampingmu, kau peluk aku ya," kata Eira.

"Baik," jawab Lord.

Eira pun menemani Lord membaca novel, selepas dari itu Eira menatap Lord dengan penuh kemesraan, sepertinya Eira terbawa suasana, Eira merasa panas di sekujur tubuhnya karena hasrat yang di pendamnya. Lord pun merasakan hal yang sama tetapi dia menahannya, dengan melihat Eira memeluk dan menciumi pipinya membuat hasrat Lord tidak tertahankan lagi. Lord meletakan bukunya di atas meja, tangannya mulai meraih leher Eira dan mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Eira, pada akhirnya mereka pun terhanyut dalam hasrat yang memanas, mereka pun berganti posisi menjadi bersandaran di sofa dengan Lord berada di atas tubuh Eira. setelah gelora yang ada pada mereka berdua meluap Lord pun menggendong Eira ke kamar dan melanjutkan hasratnya di dalam kamar, di atas ranjang dengan penuh kemesraan.

"Apa kamu suka?" bisik Lord di dekat telinga Eira lalu menggigitnya.

"Ahh…Lord apa yang kau lakukan?" tanya Eira.

"Aku hanya bertanya denganmu apa kamu suka seperti ini?" tanya Lord.

"Em, aku suka," jawab Eira dengan malu dan wajah memerah.

"Kenapa wajahmu memerah, bukankah ini bukan yang pertama kalinya kita seperti ini?" tanya Lord.

"Bagaimana tidak, jangan menanyakan hal yang tambah membuatku malu," kata Eira.

"Baiklah baiklah," jawab Lord dengan tawa gemas di wajahnya.

"Lord apa aku boleh bertanya?" tanya Eira.

"Tanyalah jika itu pertanyaan yang tidak sulit aku akan menjawabnya," jawab Lord.

"Kenapa saat kita melakukan hal ini di sini saat aku bangun tidak ada perubahan di dalam tubuhku?" tanya Eira.

"Ini hanya di dalam mimpimu Ra, tidak terjadi di dunia saat kamu membuka matamu," jawab Lord.

"Tapi," kata Eira.

"Sudah jangan di bahas lagi ya, apa kau mau berjanji sesuatu padaku?" tukas Lord.

"Jika janjinya tidak beresiko untukku ya aku mungkin bisa berjanji Lord," jawab Eira.

"Kau bisa menjaganya untukku, aku ingin jadi yang pertama juga di duniamu, jangan pernah tidur dengan lelaki lain ya," kata Lord.

"Ahhh masalah itu, sejauh ini memang tidak pernah seperti itu Lord, kau bisa tenang," jawab Eira.

"Baiklah aku akan mempercayaimu," jawab Lord.

"Ayo kita keluar dari kamar Lord," kata Eira.

"Apa kau lelah?" tanya Lord.

"Tidak selesah kamu," jawab Eira.

"Mau kah kau mandi bersamaku?" tanya Lord.

"Hah!" Eira pun terkejut.

Lord langsung bangun dan menggendong Eira masuk ke kamar mandi, mereka pun melakukannya lagi dan mandi bersama pada akhirnya. Setelah puas memenuhi hasrat keduanya, mereka keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian lalu kembali duduk di ruang santai. Mereka kembali menonton televisi.

"Apa kau lapar?" tanya Lord.

"Emm sedikit Lord," jawab Eira.

"Apa kau mau makan?" tanya Lord.

"Mau, tapi aku ingin ikut memasak denganmu apa kau keberatan?" tanya Eira.

"Baiklah kau bisa membantuku, ayo ke dapur," jawab Lord.

"Lalu bagaimana jika hasilnya tidak seperti yang kau bayangkan?" tanya Eira.

"Aku akan tetap memakannya karena itu kamu yang memasak," jawab Lord.

"Lalu bagaimana jika makanan yang aku buat tidak sesuai seleramu?" lanjut Lord bertanya.

"Aku juga akan tetap menyantapnya, karena apa yang kau masak akan terasa sangat enak," jawab Eira.

"Baik, kalau begitu mari memulainya," kata Lord.

Mereka pun masak bersama dengan penuh tawa dan canda di dalam proses nya, walaupun pada akhirnya dapur mereka berantakan tetapi sudah menjadi kesepakatan mereka untuk membereskan semua seperti semula. Eira terlihat sangat bahagia dengan kebersamaan mereka pada hari itu, rasa tidak ingin bangun pun mulai di pikiran Eira.

"Eira, hentikan pemikiranmu seperti itu, jangan serakah!" kata Lord menghentikan pikiran Eira.

"Kenapa Lord?" tanya Eira.

"Kau harus kembali ke duniamu," kata Lord dan menjentikan tangannya.

Eira pun menghilang dari dapur itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C23
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión