Kekecewaan yang Lord rasakan sangat dalam dari kemarin hingga sekarang dia menahannya saja tanpa mengatakan apa-apa pada Eira.
"Tidak papa, biarkan aku seperti ini sebentar ya Lord."
Lord terdiam sejenak.
"Ra, hari ini adalah hari terakhir aku menemuimu."
"Kenapa kau bicara seperti itu?"
Eira terkejut dengan apa yang Lord katakan.
"Maafkan aku Ra, aku ingin sendirian dulu aaku ingin memikirkan berbagai pikiran yang ada di otakku."
"Tapi aku tidak ingin jika kau tidak menemuiku, apa kau ingat saat kau tidak menemuiku beberapa hari dulu, aku sangat sedih dan khawatir, aku tidak mau seperti itu lagi," kata Eira menolak.
"Maafkan aku Ra, kali ini kau tidak akan bersedih karena kau tidak akan kesepian, banyak orang yang menemanimu tidak memiliki mimpi seperti ini tidak akan mengubah apapun di dalam hidup Ra," kata Lord.
"Apa yang kau rencanakan? Kau membuatku jatuh hati padamu dank au akan meninggalkan aku tanpa penjelasan seperti ini?" tanya Eira.
"Aku tidak akan lama Ra, aku akan segera kembali kedalam mimpimu lagi suatu saat nanti."
"Suatu saat nanti?" tanya Eira tak percaya.
"Aku tidak mau!" tegas Eira.
"Maafkan aku, Eira sampai bertemu kembali!" kata Lord dan mengembalikan Eira di dunianya.
"Tunggu Lord aku ingin jujur padamu, Lord, Lord kembalilah padaku!" teriak Eira.
Eira pun terbangun.
"Tidak, tidak ini tidak nyata bukan Lord tidak mungkin pergi begitu saja, apa ini salahku, apa ini karena aku membohonginya? Apa kah dia pergi karena kecewa padaku?" tanya Eira sambil merinti menangis.
Ibu dan ayah Eira pun berlari masuk ke kamar Eira dengan kunci cadangan.
"Ada apa Nak, apa kau bermimpi buruk?" tanya Ibu.
Eira hanya bisa menangis tersedu setelah melihat kedua orang tuanya pun Eira langsung memeluk sang Ibu.
"Ibu ini hanya mimpi bukan, dia tidak akan meninggalkan aku bukan?" tanya Eira pada Ibu.
"Ini hanya mimpi sayang, kau sedang bermimpi buru, tenanglah ibu akan mengambilkan air minum untukmu," jawab Ibu dan beranjang pergi mengambilkan segelas air.
"Kau bermimpi apa putriku?" tanya Ayah mendekati Eira.
"Lord tidak pergi meninggalkan aku tanpa penjelasan sama sekali ayah, ini salahku, aku sudah membohonginya, aku sudah tidak jujur padanya, apa yang harus aku lakukan ayah aku ingin berbicara padanya dan mengatakan semuanya yang aku alami di sini," kata Eira.
"Tenanglah putriku, mungkin dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaannya saja, di dalam mimpimu apa dia bekerja?" tanya Ayah.
"Tidak, dia tidak bekerja dia bisa melakukan apa saja tanpa bekerja, dia sangat kaya Ayah dia tidak perlu bekerja apa saja yang dia inginkaan akan dia dapatkan dengan mudah karena memiliki kekuatan supranatural," jawab Eira.
"Apakah putriku memag kena mental?" tanya Ayah dalam hati.
"Ayah tidak percaya padaku?" tanya Eira.
"Percaya, ayah percaya, tenanglah sayang," jawab Ayah mencoba menenangkannya.
Ayah Eira tidak habis pikir jika putrinya benar-benar percaya pada mimpinya seperti apa yang selama ini sudah di ceritakan Yara pada ayahnya.
"Ayah, ini nyata yah, saat aku tidur aku akan bertemu dengan Lord, Lord adalah kekasihku sesungguhnya Ayah, aku tidak ingin berpisah dengannya seperti ini yang bahkan aku tidak sempat mengatakan sebenarnya, dia marah padaku ayah," kata Eira menjelaskan.
"Apa aku coba mempercayai anakku saja ya?" gumam Ayah dalam hati.
"Kau harus percaya padaku Ayaah, aku mohon aku sedang berbicara dengan sesungguhnya," tegas Eira.
"Baiklah Ayah percaya padamu."
Ibu pun datang dengan segelas air.
"Minumlah dulu Nak," kata Ibu.
"Minum dan tidurlah, sekarang masih jam dua pagi Nak," sahut ayah.
Eira pun meminum air yang di berikan oleh Ibu Eira dan sedikit tenang setelah minum. Eira berpikir untuk tidur dan bisa menemui Lord kembali, harapan Eira seperti itu. ibu dan ayahnya pun pergi dari kamar Eira. harapan untuk bertemu Lord pun sirna Eira tertidur hingga pagi tetapi sama sekali tidak bertemu dengan Lord, di dalam mimpinya hanya ada ruangan kosong dan gelap hingga dia tidak tahu harus berjalan kearah mana saking gelapnya, pada akhirnya mimpi itu pun hilang dan tidak ada mimpi selanjutnya yang ada saat membuka mata hari sudah pagi mataharilah yang menyambutnya. Hati Eira pun kecewa pada dirinya sendiri, dia menyesal karena tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada Lord.
"Eira apa kau sudah bangun?" tanya Ibu membawa kan susu hangat untuknya dan kue.
"Aku baik-baik saja bu, aku harus siap-siap bekerja," kata Eira.
"Jika kau masih syok dengan mimpimu sebaiknya kau istirahat saja di rumah," kata Ibu.
"Tidak Bu, aku tidak ingin mimpi buruk lagi, lebih baik aku berangkat ke kantor saja."
"Baiklah terserah kamu saja, jika kau merasa baik-baik saja, cepatlah mandi dan turun karena Nak Vee sudah ada di bawah sarapan dengan kami, mandi dan makanlah kue ini, kau turun dan langsung berangkat dengan Vee."
"Dia sungguh kemari? Tapi aku sedang tidak mood Bu," jawab Eira.
"Tidak masalah kau begegaslah," kata Ibu.
"Baiklah sebentar."
Eira pun langsung beranjak dari ranjangnya dan mandi, setelah mandi dia makan dan minum susu yang sudah di bawakan oleh ibunya. Setelah semua siap dia pun turun dan benar dia melihat Vee sedang berbincang dengan ayah Eira.
"Kau sudah siap Ra?" tanya Vee.
"Emm, kau sudah dari tadi Vee?" tanya Eira balik.
"Lumayan, apa kita berangkat sekarang?" tanya Vee.
Eira hanya mengangguk saja.
"Kalau begitu Om, Tante, kami berangkat dulu ya, aku akan mengantar Eira tepat sebelum jam sepuluh malam," kata Vee.
"Memangnya kita mau kemana Vee?" tanya Eira.
"Baiklah nak Vee, bawalah Eira bersenang senang," jawab Ibu.
"Jaga dia baik-baik," sahut Ayah.
"Baik Om, Tante, kami permisi," kata Vee dan mengajak Eira keluar.
Vee membukkan pintu mobilnya dan Eira pun masuk kedalam mobil. Ibu dan Yara sudah berkompromi untuk mendekatkan mereka jadi Yara tidak lagi mengusik Eira di pagi hari, hanya saja Yara masih tetap menungguinya di depan pintu, kali ini dia menunggunya di depan pintu lobi kantor bukan di depan pintu lift ruangan mereka.
Di dalam mobil Vee pun bertanya pada Eira.
"Apa kau baik-baik saja Ra, kenapa terlihat murung?" tanya Vee.
"Aku baik-baik saja Vee," jawab Eira.
"Kata Ibu kau mimpi buruk? Apa kau tidak apa-apa?" tanya Vee.
"Tidak Vee, jangan bahas mimpiku, kau mungkin sudah di kasih tahu Ibuku, jadi jangan bahas hal ini ya, aku tidak ingin berbicara ngegas padamu, tolong bahas yang lain saja," kata Eira.
"Baiklah kalau begitu, aku nanti ingin mengajakmu bermain di mall dan makan malam setelah bekerja, apa kau keberatan?" tanya Vee.
"Aku tidak keberatan, lagi pula aku tidak ingin cepat pulang, aku tidak ingin cepat tertidur," jawab Eira.
"Baiklah aku akan menjemputmu tepat pukul enam seperti kemarin ya," kata Vee.
"Tapi aku tidak membawa baju ganti."
"Tenang saja nanti aku bawakan kau baju."
Eira pun mengangguk dan mereka pun sampai di kantor Eira.