Descargar la aplicación
59.37% Do anything for love / Chapter 38: terbongkar (1)

Capítulo 38: terbongkar (1)

Pagi pun tiba, saat naysila menuruni anak tangga rumah itu sudah kembali rapi hanya saja rumah itu tampak kosong karena beberapa guci besar yang biasanya menghiasi ruangan telah hilang apalagi vas bunga yang sengaja di letakan oleh naysila di berbagai sudut ruangan juga telah hilang,

Naysila sudah berpakaian dengan rapih, dia mengenakan dres selutut dengan lengan pendek, dres itu berwarna biru dongker dengan bintik bintik bintang kecil yang bertaburan di dres itu, memang terlihat sedarhana, namun ketika naysila yang menggunakanya, itu tampak anggun dan cantik saat di pandang, naysila mengikat rambutnya seperti kuncir kuda, dengan make up tipis dia sangat mempesona.

Devian tengah duduk di meja makan saat naysila datang, naysila ragu pada awalnya saat mendekati devian tapi melihat devian yang terkesan cuek dan mendiamkan nya membuat hatinya sedikit sakit.

naysila duduk di sebelah devian, tegang itu yang dia rasakan, devian akhirnya menatap naysila, dengan sorot mata yang dingin, naysila melihat lingkaran hitam di kantung mata devian, apa devian kurang tidur akhir akhir ini? memang kemarin juga ada lingkaran hitam tapi tidak terlalu jelas seperti sekarang.

"aku tidak akan bertanya kemana kemarin kamu pergi"devian angkat bicara setelah keheningan beberapa saat, "tapi aku mau kamu mulai dari sekarang jauhi adrian, apapun alasannya, jangan pernah berhubungan denganya lagi"nada bicara devian terdengar datar, tapi mengandung ketegasan di dalamnya.

"tapi kenapa ?"tanya naysila, yang malah memancing kemarahan devian yang sudah meredam.

dengan keras devian langsung menggebrak meja

"brakk.." suara gebrakan itu sangat keras, naysila sempat tersentak kaget, sementara para pelayan langsung penasaran akan apa yang terjadi, karena sebelumnya ketika devian marah pada naysila dia tidak akan semarah itu,

"naysila jangan pernah melewati batasmu,"teriak devian penuh amarah "aku tidak tau bahwa perempuan yang aku pungut sekarang telah berani membangkang, apa kamu tidak tau caranya berterima kasih?" teriak devian dengan amarah yang meluap luap

kata kata devian langsung menusuk hati naysila, apa benar selama ini devian menggap nya hanya sebatas anak pungut, itukah jawaban dari setiap peetanyaan nya karena devian selalu posesiv pada nya, karena devian hanya ingin mengendalikan dirinya, karena naysila tidak lebih dari seorang yang telah di pungut dan di beri kehidupan supaya bisa melayaninya,

ari mata mulai mengalir di wajah cantik naysila, hatinya sangat sakit, devian sendiri tidak menyadari kata katanya, karena dia telah di selimuti oleh api amarah, naysila langsung bangun dari duduknya

"lalu kenapa kamu memungut ku, aku tidak pernah memintanya, kenapa kamu tidak membiarkan aku di tinggal di panti asuhan saja, kenapa kamu malah menyuruh kedua orang tua mu untuk membawaku, jika aku hanya menjadi beban untukmu kenapa tidak mengusirku saja dari dulu, setidaknya aku tidak akan pernah menjadi istri pria seperti mu"raung naysila, airmatanya terus mengalir deras "kenapa kamu tidak membiarkanku dulu, kenapa kamu malah membawaku kesini, andai dulu aku tidak pernah bertemu dengan mu mungkin hidupku juga tidak akan semenyedihkan ini... "

Plakk..

Suara tamparan itu langsung membuat semua orang tercengang, naysila langsung memegang sebelah pipinya dengan tanganya, naysila tidak tau harus bereaksi apa, dia terlalu terkejut, akhirnya setelah sekian lama devian akhirnya menggunakan kekerasan fisik pada nya, semua orang juga sangat terkejut, semarah marahnya devian pada naysila, dia hanya akan mengeluarkan bentakan dan teriakan saja tapi ini, devian sendiri juga terkejut dengan apa yang telah di lakukanya, melihat naysila yang sedang memegang pipinya, hatinya langsung sakit tepat ketika devian ingin berbicara, naysila sudah berlari keluar dengan tangisannya, melihat itu devian langsung mengutuk dirinya sendiri, apa yang telah dia lakukan? dengan takberdaya devian kembali terduduk di kursinya sambil menatap tangan yang telah di gunakan untuk menampar naysila.

Devian bingung, gelisah, sedih, dan marah juga pada dirinya, kenapa dia bisa seperti itu, devian sangat frustasi, naysila sudah pergi dan dia tidak bisa berbuat apa apa, tak lama aji datang dengan memegang ponselnya,

"tuan muda maaf, " kata aji tidak enak karena tau situasi devian saat itu tapi dia juga tidak berdaya, "tuan ada telepon dari tuan pura " seketika raut kesedihan di wajah devian langsung sirna, kesedihan itu langsung berubah dengan tampang dingin, devian langsung menerima ponsel yang di sodorkan aji,

"halo kakek... "

....

Naysila terus berlari tangisan nya semakin menjadi, sakit di hatinya membuatnya tidak ingin berhenti berlari. devian benar benar menamparnya, apa sebegitu buruknyakah dirinya, orang yang selama ini selalu menjaga dan melindungi nya kini malah balik menyakitinya, saat itu juga dunia seakan berhenti berputar, orang yang selama ini naysila andalkan ternyata tidak benar benar tulus menyayanginya, tiba tiba pandangan naysila tampak kabur, dia tidak bisa melihat jelas, rasanya dia seperti melayang dan berputar setelah itu naysila langsung tak sadarkan diri.

di sebuah kamar naysila tampak terbaring di tempat tidur yang cukup besar kamar itu di desain dengan begitu elegen menampakan kemewahan bagi sang pemilik kamar, diding kamar itu di cat dengan warna emas dan silver, menambah kesan elegen.

perlahan mata naysila terbuka, dia sangat pusing dan bingung saat melihat sekelilingnya, perasaan tadi dia pingsan di tengah jalan tapi kenapa sekarang dia berakhir di kamar ini, naysila berasuha bangun tapi rasa sakit di kepalanya benar benar tak tertahankan, tanganya pun langsung menegang kepalanya,

cklek..

terdengar suara pintu di buka, dan tampaklah adrian yang baru saja datang dengan membawa nampan yang berisi makanan dan segelas jus, melihat naysila yang sudah sadarkan diri adrian pun langsung bergegas, dia langsung menaruh nampan nya di atas nakas di samping tempat tidur

"syukurlah kamu akhirnya sadar nay"adrian langsung duduk di samping naysila, memperhatikanya dengan seksama.

"bagaimana aku bisa berada di sini, dan di mana ini?" tanya naysila

"tadi saat sedang dalam perjalanan pulang aku menemukan mu tengah pingsan di jalanan, lalu aku membawa mu ke apatemen teman ku, karena kebetulan dia sedang keluar kota" jelas adrian, "tapi bagaimana kamu bisa berakhir pingsan di tengah jalan?" mendengar pertanyaan itu wajah naysila kembali murung, kesedihanya kebali lagi, tapi mengingat adrian sedang bersamanya dia berusaha menahan air matanya

"mungkin karena aku kelelahan saja" naysila berbohong untuk menjawab peryanyaan adrian

"oh syukur lah, oh iya ini makan dulu, kamu pasti lapar"adrian langsung mengambil piring yang berisi makanan yang di bawanya tadi, saat naysila ingin mengambilnya adrian malah menahan nya,

"biar aku saja, kamu pasti masih lemah"

Naysila ingin menolak tapi dia tidak berdaya, dengan canggung dia pun langsung menerima makanan yang di suapi adrian, makanan itu berisi nasi, sayur, telur dan ayam.

naysila makan dengan lahap saat sedang menyuapi naysila adrian terus tersenyum, yang mana malah membuat naysila tidak enak dan sedikit canggung.

Mendapat perlakuan itu naysila kembali teringat akan devian, saat dia sakit devian akan dengan sigap menjaganya, menyuapinya dan memberikan perhatian penuh padanya. mengenang hal itu naysila kembali bersedih.

Dan untuk devian sendiri saat ini dia tengah panaik di kantornya, dia terus mondar mandir mengkhawatirkan naysila, saat dia menghubungi rumah orang rumah bilang kalau naysila belum kembali, dia sampai mengerahkan orang propesional untuk mencarinya, tapi sampai hari sudah berganti malam devian belum mendapat kabar apapun, dan seperti biasa alex datang tiba tiba dengan tergesa gesa

"aku menemukan sesuatu,"ucap alex saat dia sudah sampai di ruang kerja devian, "setelah susah payah aku mencari akhrinya aku menemukan sesuatu, aku tidak tau kenapa dia sangat menutup dirinya, bahkan untuk mendapatkan informasi tentang malah pribadinya itu sangat sulit, aku bahkan harus mengeluarkan uang banyak dan mempekerjakan orang properesional hanya untuk informasi sederhana ini" alex bercerita sambil menyerahkan sebuah dokumen pada devian.

devian langsung mengambilnya saat dia membaca dokumen itu dia tampak terbelalak, alex bisa melihat dengan jelas keterkejutan devian tapi dia tidak tau hal apa yang membuat devian terkejut.

"aku baru tau kalau dia adalah anak kedua dari tuan Aslan, aku dengar dia pemilik dari perusahaan properti yang cukup terkenal dulu, tapi setelah kecelakaan itu yang merenggut nyawa tuan aslan dan istrinya, perusahaan itu di biarkan begitu saja sampai perusahaan itu terlilit hutang lalu bangkrut, dan aku juga baru tau kalau sebelum tuan aslan kecelakaan saat itu putri pertama nya mengalami kecelakaan juga dia menjadi korban tabrak lari dan dia juga koma untuk waktu yang lama, tapi setelah itu tidak ada kabar lagi tentang dia, bahkan putra keduanya, sampai saat ini, adrian baru kembali dan malah datang dengan misterius"

devian tidak mepedulikan ocehan alex dia malah fokus akan satu nama

"Nadia anatasya,"devian menggumamkan namanya "apa kamu punya biodata nadia ini?" mendengar pertanyaan itu alex sedikit bingung tapi kemudian dia mengambil dokumen lain lalu menyerahkan nya pada devian.

devian langsung mengambil itu, mebukanya lalu membaca dengan teliti,

"jadi benar dia, sekarang aku tau alasanya"ucap devian misterius yang membuat alex bingung, devian langsung melempar dokumen itu pada alex, setelah itu dia berjalan menuju meja kerjanya duduk di sana lalu termenung, karena penasaran alex langsung membaca isi dokumen itu, begitu dia membacanya dia sangat terkejut, sebelumnya alex memang tidak memeriksa biodata nadia karena di fikir itu tidak penting tapi saat dia membacanya.

"ini tidak mingkin, tunggu dulu nadia tidak pernah bilang kalau dia anak dari tuan aslan, dan.., ah ini membuatku bingung"teriak alex fustasi " tapi bagaimana dia berakhir dengan sebuah kecelakaan, pantas saja setelah hari itu aku tidak pernah melihat dan mendengar kabar nya lagi aku kira dia sudah pindah keluar negri karena patah hati"

"aku tidak peduli tentanya, lagi pula hubunganku denganya sudah berakhir sejak dia mengutarakan perasaan nya, aku hanya peduli pada keselamatan naysila"sorot mata devian langsung menghitam sekerika, suasana berubah menjadi dingin alex bisa merasakan hal itu, tapi mengingat tentang nadia dia jadi teringat masa sma nya dulu, nadia dulu adalah gandis paling cantik di sekolanya, dia juga balik hati dan periang namun sayang dia malah salah paham akan kebaikan devian padanya, andai dulu dia..

tapi mengat hal itu dia jadi bungung tentang apa yang di katakan devian dengan sekarang dia tau alasanya, apa hubunganya dengab itu tapi tiba tiba dia teringat dengab adrian dan kecelakan yang menimpa nadia, apa jangan jangan ini sebuah balas dendam, alex langsung menatap devian, dan tepat saat itu juga devian langsung menatapnya mereka seperti berbicara melalui matanya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C38
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión