Descargar la aplicación
4.68% Do anything for love / Chapter 3: Panik

Capítulo 3: Panik

sesmpainya di kamar, naysila langsung bergegas untuk mandi, tak lama setelah itu devian masuk kedalam kamar dia melihat kamar itu kosong tapi terdengar suara dari dalam kamar mandi, devian langsung melepaskan jasnya lalu melempar dengan sembarangan ke atas tempat tidur setelah itu dia langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa, devian tampak sangat kelelahan, pintu kamar mandi terbuka dan tampaklah naysila yang baru selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya dari dada sampai paha, dia berjalan dengan santai menuju lemari pakaian tanpa menyadari keberadaan devian yang dari tadi tengah memperhatikannya, saat naysila hendak melepaskan handuknya devian berdehem dan betapa terkejutnya naysila saat dia baru menyadari kalau ada orang selain dia di kamar itu.

" apa kamu ingin mengodaku dengan telanjang di depan ku " naysila yang menyadari itu adalah suara devian dia semakin bertambah panik, saking paniknya dia langsung berlari menuju kamar mandi lagi, namun sialnya karna terlalu panik dia sampai tidak meperhatikan kalau ada sedikit genangan air di lantai saat kakinya menginjak genangan air tersebut tubuhnya langsung menghantam laitai dengan begitu keras hingga rasa ngilu dan sakit mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, devian yang melihat hal itu langsung menghampiri naysila wajahnya tidak menunjukan ekspresi panik atau khawatir, tapi perkataannya yang menanyakan kondisi naysila apa dia baik baik saja atau tidak, jelas sangat terlihat dari cara dia bertanya dan berbicara kalau dia sedang mengkhawatirkan naysila,

naysila hanya diam tanpa mengeluarkan satu katah pata pun, devian yang merasa di abaikan langsung menggendong naysila dan membaringkannya ke tempat tidur, naysila tidak memberontak atau berbicara rasa sakit dan malu yang ia rasakan cukup membuatnya tak berdaya

" kita kerumah sakit! " itu bukan sebuah pertanyaan itu seperti sebuah penyataan,

" tidak..., tidak usah aku baik baik saja, rasa sakitnya sudah hilang kok" naysila akhirnya membuka suara, dia tidak mau karna sebuah insiden kecil saja dia harus pergi ke rumah sakit, naysila melihat ke arah devian yang terdiam karna mungkin tidak percaya dengan perkataan nya " aku beneran baik baik saja, " naysila berusha meyakinkan, devian menatap naysila beberapa saat

" tersrah, aku mau mandi dulu, lain kali lebih berhati hatilah jangan ceroboh " setelah berbicara devian langsung berlalu menuju kamar mandi.

setelah memakai pakaian tidur nya naysila membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dia tampak gelisah dia terus membulak balikan posisi tidurnya tiba tiba dia mendengar pintu kamar mandi terbuka ekspresinya bener benar tegang dia semakin panik saat mendengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat jantung nya serasa ingin copot saat merasakan seseorg berbaring di sampingnya keringat dingin serasa mengalir di sekujur tubuhnya, dengan posisi tidur membelakangi devian dia berusaha menyembunyikan ke gugupan dan kepanikan nya,

" tidak perlu berpura pura tidur aku tau kamu belum tidur " devian bangkit dari tidurnya dan langus duduk menghadap naysila, " bangun "

perintah devian bagaikan sebuah sihir bagi naysila entah itu saat dia masih kecil atau saat sekarang setelah dewasa, ketika naysila di perintah devian dia akan dengan cepat menurutinya, kini devian dan naysila sudah saling berhadap hadapan karna gugup naysila terus menundukan kepalanya dan membuat devian mengerutkan keningnya,

" berbalik " awalnya naysila bingung dengan perintah devian tapi setelah itu dengan cepat dia menurutinya " buka baju nya " naysila langsung membelalakan mata nya dia sangat terkejut dia terdiam karna naysila terlalu gugup hal itu membuat geram devian " mau buka sendiri atau aku yang membukakan nya " devian berbicara dengan nada sedikit tinggi membuat naysila merasa takut.

tangan naysila mulai meraba kancing kancing bajunya lalu satu persatu kancing bajunya terbuka setelah itu dia melepaskan pakaian nya dari tubuhnya, setelah bajunya di buka yang tersisa di tubuh nya hanya sebuah bra hitam yang membalut tubuhnya, tangan naysila betgetar saat dia merasakan devian tengah memperhatikan tubuhnya tiba tiba...

" AaaWwww.... " naysila merintih kesakitan kala devian menyentuh punggung nya

" apa itu sakit " naysila menjawab pertanyaan devian dengan hanya menganggukan kepalanya saja, lama devian menatap punggung naysila yang saat itu mulai membiru, karna insiden tadi tak herah jika punggung naysila menbiru karna benturan nya sangat keras apalagi posisi naysila saat terjatuh tubuhnya melayang dan punggungnya lah yang pertama menghantam laintai.

devian meraih ponselnya lalu dia menelepon seseorang tak lama pintu kamar di ketuk devian langsung bergegas saat dia kembali, dia kembali dengan membawa kantung plastik yang berisi beberapa obat devian duduk kembali di tempatnya tadi, dia mengambil sesuatu dari kantung plastik dan mengeluarkan sebuah salep, denga lembut dan hati hati dia mulai mengoleskan salep itu ke tubuh naysila yang membiru, naysila sedikit merintih kesakitan tak kala devian mengoleskan salepnya pada tubuh naysila, setelah selesai mengobati luka naysila dari luar, devian pun langsung menyuruh naysila untuk meminum beberapa obat.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión