Seorang pemuda tampan tengah berjalan di tengah koridor yang ramai. Langkah kakinya tergesa. Di tangan kanan pemuda itu, ada sebuah surat yang terbungkus dalam amplop cantik. Kertas putih itu memiliki ukiran indah di setiap sudut-sudutnya.
Brakk.
Terdengar suara pintu yang terbuka.
"Ayah, ada surat dari Kakak." si pemuda tampan masuk ke dalam kamar kerja sang ayah tanpa mengetuk pintu.
"Sudah berapa kali Ayah bilang. Ketuk pintu sebelum masuk, Antonio." balas lelaki paruh baya yang dipanggil ayah oleh pelaku penerobosan pintu.
Sang pemuda menunjukan senyum malu kepada pemilik ruangan. Membuat amarah sang ayah tidak bisa bertahan lama. Dengan nada tegas namun hati lembut, sosok lelaki paruh baya itu memerintahkan sang putra, "Bawa kemari surat Kakakmu."
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña