Descargar la aplicación
11.11% DENDAM MEMBAWA NIKMAT / Chapter 7: Karin Pulang

Capítulo 7: Karin Pulang

Malam itu,

Zaenab security rumah sakit kebagian tugas malam.

Di melewati ruang ICU VIP yang sunyi.

Tidak seperti biasanya, malam ini terasa dingin mencekam.

Zainab bukan seorang penakut. Tapi di merasa ada sesuatu yang aneh dan menariknya masuk ke ruang ICU, tempat tubuh Widya di rawat.

Setahunya, Widya wanita yang koma, dia anak seorang direktur kampus ternama di kota ini. Sekarang gadis itu terpapar tak berdaya. Keluarganya yang orang kaya itu sangat jarang menengoknya.

Widya dibiarkan sendiri. Hanya ada 2 perawat yang menjaganya, mereka di bayar khusus menjaga ruangan itu secara bergantian.

Secara medis Widya di nyatakan hidup, tapi tubuh Widya seperti rongga tubuh yang tak berpenghuni.

Malam ini, Zaenab seperti seperti mendengar suara tangisan seorang wanita. di ruangan ICU.

"Siapa di sana?"

"Halo! Ada orang di sana?"

"Aneh!"_

Tidak ada orang di sana.

"Siapa yang menangis tadi?"

Zaenab masuk ke ruangan ICU.

Sepi.

Perawat yang biasa menjaga ruangan ICU itu pergi entah kemana.

"Mungkin perawat itu berasumsi keluarganya saja tak peduli, jg jadi dia tidak perlu memperhatikan pasien itu lagi. Keterlaluan!" Zaenab marah.

"Perawat itu harus dilaporkan. Perawat itu harus di ganti. Tidak bertanggung jawab!" sudah tugas Zaenab melakukan itu. Investigasi!

Zaenab mendekati ruangan itu. Tubuh Widya diam tak bergerak. Tapi di sebelah tubuh itu dia melihat bayangan tembus pandang seperti cahaya, berbentuk seorang wanita. Menangis dengan suara memilukan.

"Kamu siapa? kenapa ada di sini?" tanya Zaenab.

Wanita itu berbalik.

"Kamu bisa melihatku?"

wanita itu tersenyum senang.

Zaenab kaget dia mengenali wanita itu.

"Tentu saja ..tunggu aku seperti mengenalmu! Kamu...kamu... Karin, kan?!" Zaenab tak percaya.

"Kamu mengenalku?" Karin langsung bersemangat.

"Karin Aku Zaenab...kamu ingat aku! Aku Zaenab, murid ibu mu!"

"Kak Zaenab...kak Zaenab....hiks!" Karin berusaha memeluk Zaenab tapi tak bisa. Dia seperti bayangan kabur di ruangan hampa.

"Karin...ada apa denganmu... mengapa kamu bisa begini?!" Zaenab bingung dan prihatin. Karin anak gurunya, bisa terpapar di rumah sakit tanpa Raga.

"Kak Zaenab...nanti dulu ceritanya...bantu aku dulu... bawa aku pergi dari sini...tolong aku... cepatlah!" Karin ketakutan.

Karin meringkuk seperti orang sakit dengan tubuh telanjang. Menangis pilu.

"Karin...Karin kamu kenapa?!" Zainab menutupi Karin dengan selimut gaib. Untunglah dia membawa banyak peralatan gaib.

"Karin... kenapa kamu telanjang? Mana bajumu!"

"Bajuku hilang! Kak Zaenab, tolong beri aku baju...!"

"Sebentar!" Zainab bersemadi mengucapkan lafadz lafadz doa, lalu meniupkan nya ke tubuh Karin.

Tubuh Karin tertutup kain baju putih bersih.

"Pakai ini saja dulu! Nanti ku carikan baju dari pasar gaib untukmu!" Zaenab menutup semedinya.

"Terima kasih, kak!"

Karin duduk bersila, melafadzkan doa. Wajahnya bersinar terang.

****

"Oke Karin... aku akan membawamu pergi dari sini!!" Zaenab mengambil kalung dengan permata delima yang tersembunyi di balik bajunya.

"Karin masuklah ke sini!"

Karin melompat masuk ke batu permata yang di bawa Zaenab.

Zaenab menyembunyikan lagi kalung miliknya itu ke dalam baju.

"Kamu aman di sini!" Kata Zaenab.

"Terima kasih kak!" Karin merasa tenang sekarang. Ada tempat untuknya bersembunyi untuk sementara waktu.

Karin masuk kamar hotelnya, permata delima ini ibarat hotel bagi makhluk tanpa raga.

.

"Karin maafkan aku. Aku belum punya tubuh untukmu!" kata Zaenab ke Karin.

"Tidak apa-apa kak! Tempat ini lebih baik!"

Jawab Karin dengan wajah cerah. Lebih baik tinggal di permata delima ini dari ada tinggal di Widya yang hampir mati itu.

Tiba-tiba Karin menggigil. Dia menggelepar seperti orang sakit.

"Apa yang terjadi!" tanya Zaenab.

"Garin menodai tubuhku!" jawab Karin pilu.

"Karin... kasihan sekali kamu!" Zaenab marah untuk Karin. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak bisa melawan Ki Joko, ayahnya Garin Anggara.

"Karin... kamu ku simpan di mobilku dulu ya...kamu bisa istirahat dulu di sini!"

'Terima kasih kak!" Karin tertidur.

Zainab menuju ruang keamanan, menghapus rekaman CCTV, kalau dirinya pernah masuk ruangan ICU VIP itu.

***

Paginya,

Zaenab bebas tugas.

Zaenab teringat kembali dengan Karin.

Karin yang bersembunyi dalam batu permata delima miliknya. Gadis itu terbangun ketika mendengar Zaenab memanggilnya.

"Karin... kamu sudah bangun!" panggil Zaenab.

"Sudah kak!" jawab Karin.

"Kita pulang dulu!"

"Pulang ke mana kak?"

"Ya ke rumahku lah!" Zaenab tertawa.

Sesampainya di rumah Zaenab.

"Karin.. kamu bisa keluar sekarang... kamu aman!"

"Tidak kak aku di sini saja!" Karin masih Ketakutan.

"Baiklah terserah kamu saja!" jawab Zaenab. "Katin... Ceritakan yang terjadi padamu?"

"Mereka menculik ragaku... Ragaku di pakai jiwa lain?" kata Karin.

"Jiwa Siapa? Widya?" Tebak Zaenab.

"Ya! Widya perlu tubuh sehat dan normal!" kata Karin menceritakan kronologis kenapa dia bisa berada di tubuh Widya yang cacat dan lumpuh tak berdaya.

"Jadi badanmu di pinjam Widya?"

"Bukan di pinjam tapi di rampok! Mereka merampas badanku, dan membuang jiwaku!!" Karin bercerita penuh kesedihan.

***

Zaenab bersemedi,

"Karin... aku belum bisa kontak dengan ibu mu... sepertinya guru sedang bertempur di medan perang... kita bisa mengganggunya!" kata Zaenab frustasi. Dia kasihan dengan Karin tinggal di permata Delima, berkelana tanpa raga.

"Kak Zaenab bisa kah kamu membuka rantai yang membelenggu jiwaku?" tanya Karin penuh harap.

"Maaf Karin ilmuku belum sampai ke sana!" Kata Zaenab penuh penyesalan.

"Tak apa kak, aku mengerti!"

Karin teringat seseorang yang bisa membantunya,

"Kak Zaenab...bisakah kakak membawaku ke Turki?"

"Ke Turki? Jauh sekali...Ada apa di sana?!" Zaenab bingung.

"Nanti ku ceritakan... sekarang...tolong antar saya ke rumah ibu ku!"

"Rumah ibumu..."

"Ya Kak! Kita ke rumah ibu ku. Aku bisa mengambil keperluan kita selama di Turki!" kata Karin meyakinkan Zaenab.

"Aku tak bisa masuk ke rumah ibu mu. Rumah itu terkunci secara gaib!

"Tenang saja kak...aku punya kuncinya!" jawab Karin.

Mereka pergi ke rumah ibu Karin.

"Kak kuncinya ada di bawah pot bunga matahari!" kata Karin.

"Bunga matahari...bunga matahari...!" Zaenab bergerak mencari bunga matahari yang di maksud. Bunga itu sudah mati tak terurus.

"Oke sudah ku temukan!" Zaenab mengangkat kunci rumah itu. Kunci itu berupa batu hitam seukuran telapak tangan.

"Letakkan tangan kakak di atas batu itu!"

Zaenab menurut. Cahaya putih di sekitar rumah ibu Karin seperti air terjun membuka celah yang hanya bisa di tempuh sebelah badan. Zaenab memiringkan tubuhnya. Masuk.

Rumah itu tidak terkunci. Pintunya hanya di tutup rapat.

"Silahkan masuk, kak!" kata Karin.

Karin keluar dari permata delima. Tubuhnya seperti hologram tembus pandang.

"Kak... ambillah semua uang itu! Kakak beli tiket ke Turki!"

"Hah! Banyak sekali!"

Zaenab tidak pernah punya uang banyak. Dia kerja sekedar cukup untuk keperluannya sehari-hari. Uangnya dihabiskan untuk membeli benda-benda gaib.

"Karin... kenapa kita harus ke Turki?" tanya Zaenab heran.

"Kak... hanya ratu Mustika yang bisa membebaskan tali pengikat Sukma di leherku!" kata Karin dengan tatapan jauh. Dia mendengar dari ibunya,

"Siapa Ratu Mustika?" tanya Zaenab heran.


next chapter

Capítulo 8: Karin Di Bebaskan!

Karin menjelaskan,

"Kakak akan tahu dia setelah kakak mengeluarkan batu kalung hitam itu!" Karin menunjuk kalung giok hitam milik leluhurnya.

"Ratu mustika telah memiliki salah satu permata koleksi keluarga kami...tetapi itu hanya bagian depannya istana nya saja... sedang bagian belakang batu istana milikku tersimpan di batu giok hitam itu?" kata Karin.

"Aku tak mengerti!" kata Zaenab bingung.

"Kakak akan mengerti setelah kita sampai di Turki!"

"Baiklah! aku harus mengurus semua dokumen milikku!' kata Zaenab.

***

Hari itu,

Zaenab resain dari rumah sakit tempatnya bekerja

Mengurus Paspor dan Visa ke Turki.

Karin memberikan uang banyak sekali, tabungan milik ibunya.

"Bagaimana kalau guru marah... aku mengambil uang dan permata ini tanpa izin?!" Zaenab jadi takut.

"Jangan khawatir... ibu ku sangat kaya...uang itu disediakan untukku... kalau kelak aku menikah!" Karin terdiam. Dia sudah di nikahi Garin Anggara setengah resmi. Pernikahan palsu. Badannya Karin, jiwanya Widya.

Karin dan Zaenab akhirnya berangkat ke Turki.

**"**

Rumah Sakit Medika,_

Pasangan pengantin baru ke rumah sakit.

"Apa Karin sudah mati?" tanya Widya. kepada Garin Anggara. Dia sebenarnya sangat takut Karin menuntut tubuhnya kembali.

"Tidak... dia hanya jiwa yang tersesat tanpa raga?" jawab Garin Anggara meyakinkan istrinya.

Widya masih ragu. Dia trauma pernah tersesat ke alam roh.

"Bagaimana kalau dia nanti kembali lagi mengambil badannya?" tanya Widya. Gadis itu ketakutan sendiri.

"Tidak akan.. Mulai sekarang, kita hidup merdeka. Karin tak berani mengganggu kita.

Kita bisa bebas bercinta!" Garin Anggara tersenyum-senyum.

Garin Anggara menikmati persatuannya dengan Karin.

Widya tidak tahu itu.

Sesungguhnya suaminya itu telah berselingkuh.

Widya tersenyum bahagia. Dia percaya dengan suaminya.

Meski demikian, Widya tetap khawatir, kalau-kalau Karin muncul dan mencuri kesempatan, masuk ke tubuhnya.

Widya sudah bisa menyesuaikan diri dengan tubuh barunya. Karin adalah Widya. Widya adalah Karin. Satu Tubuh. Satu Jiwa. Satu Rasa. Satu Cinta !

Widya membaca mantra yang di berikan Ki Joyo ayah mertuanya.

***

Kerajaan gaib di Turki,__

Pertemuan singkat antara Ratu Mustika dengan Zaenab berlangsung.

Ratu Mustika berkenan menerima Zaenab di istananya.

Sebagai penggiat dunia mistisme, Zaenab biasa keluar masuk alam gaib termasuk alam Barzah.

Zaenab mengeluarkan Karin dari permata Delima miliknya.

"Salam ratu...Saya Karin memberi hormat!" Karin membungkukkan badan.

Ratu Mustika terkejut. Ternyata tamunya dua orang, padahal izinnya hanya satu orang. Ratu mustika ingin marah, tidak jadi.

Ratu Mustika mengenali Karin,

"Aku mengenalmu...tapi kenapa kamu berbeda...!"

Ratu Mustika melihat ada yang aneh pada diri Karin. Dulu dia bertemu Karin dalam bentuk manusia, sekarang Karin hanya berupa setengah jiwa saja.

Namun ratu Mustika mengira Karin sengaja melakukan itu untuk bisa masuk istananya.

"Manusia!"_ Ratu Mustika bergumam dalam hati.

"Kita memang pernah bertemu ibu ratu!" kata Karin kembali membungkukkan badan, memberi hormat sekaligus merasa menundukkan diri karena malu. Karin datang seperti orang miskin.

"Kamu orang kaya itu (Pemilik batu permata), kan?!" Ratu Mustika ingat. Wajahnya bersinar senang.

Bagi makhluk gaib seperti ratu Mustika. Batu permata yang dimiliki Karin adalah harta tak ternilai apalagi batu permata itu berumur ratusan dan tidak pernah di huni makhluk lain. Ratu Mustika telah mendapat kan permata (istana) mewah luar biasa.

Karin memiliki banyak warisan batu permata sejenis itu. Maka wajar, ratu Mustika menyebut Karin orang kaya, Karin orang kaya yang menyamar. Ratu Mustika salut. "Karin pantas bisa masuk istana ini, karena dulu baru giok hitam (istana) milik Karin!"_

Ratu Mustika membuang anggapannya yang salah tadi.

"Ya benar ratu, kita pernah bertransaksi di Bandara!" jawab Karin malu-malu.

Karin senang. Ratu Mustika tidak menganggap dia gembel.

Ratu Mustika tidak melihat seseorang dari kulit luarnya saja.

"Hmm! Apa kamu punya batu yang lain?" ratu Mustika berkata dengan mata berbinar. Dia yakin Karin menyembunyikan harta kekayaannya.

Karin mengangguk,

"Saya punya bagian belakang istana ini!" Karin menjawab dengan wajah tertunduk.

"Oh ya?!" Ratu Manikam bersemangat. Dia senang sekali. Istananya memang belum punya taman belakang.

'Dengan apa aku harus menukarnya?" Ratu Mustika bertanya dengan antusias.

Karin menatap Zaenab.

'Tolong bebaskan dia!" ujar Zaenab.

Ratu Mustika baru sadar, keanehan pada Karin karena jiwanya terbelenggu. Jadi itu sebabnya. Karin terlihat menyedihkan begini. Seseorang telah berbuat jahat padanya.

"Apa yang terjadi padamu!" Ratu Mustika prihatin. Karin putri orang kaya dan putri dari seorang pesohor memiliki nasib buruk begini. Kasihan sekali!

"Seseorang telah mencuri jasadnya, tapi di Sukma nya terikat, jiwanya di belenggu!" kata Zaenab. Zaenab menjelaskan secara singkat.

"Baiklah. Aku akan membebaskan mu! Tapi maharnya sangat tinggi!" Ratu Mustika tersenyum menyembunyikan maksud tertentu.

Zainab menangkap maksud Ratu Mustika, tetapi dia tidak keberatan mengeluarkan batu giok hitam milik Karin.

Baru permata hitam itu sangat indah. Cahayanya membuat Ratu Mustika jatuh cinta. Tapi ratu Mustika tidak menunjukkan rasa sukanya yang berlebihan.

Ratu Mustika tertawa dalam hati, "Aku tak perlu membayar mahal dengan harta Karun milikku. Cukup dengan sedikit sentuhan, Karin akan bebas!"_

"Hmm. Aku punya syarat lain!" !" Ratu mustika tersenyum samar.

Zaenab menelan saliva-nya. Dia sudah menduga, "Jin tidak bisa di percaya!"_

"Apa itu tuan Ratu!" kata Karin yang bertanya. Zaenab menyesal. Karin tidak bisa negosiasi. Dia keburu nafsu.

"Aku ingin batu delima itu?" jawab Ratu Mustika cepat.

Karin terperangah,

"Tapi... batu itu rumahku" Karin sedih.

"Kalau begitu... tinggallah di rumahku!"

"Tapi ratu...aku...!"

"Kalau kau menolak...aku akan menahan mu...kamu tak bisa kembali menemukan jasad mu!" ancam ratu Mustika

Karin dan Zaenab menyerah.

"Karin... aku tidak bisa tinggal di istana ratu Mustika. Apa kamu tidak apa-apa ku tinggal di sini?" kata Zaenab dengan wajah khawatir.

"Tidak apa-apa. Tapi kakak Jangan pergi dari negara ini!"

"Baiklah! Aku akan mencari rumah di sini. Nanti aku kembali mencari kan rumah untuk mu!"

Karin mengangguk.

Mereka berpisah.

***

Karin alias Widya datang ke rumah kos Bella dan Katrina.

"Daripada kalian kos di sini mending kamu pindah ke rumah kos ku. Rumah itu sudah ku beli!" Karin berkata dengan nada sombong.

Bella dan Katrina tercengang. Karin semakin berubah.

"Mungkin ini cuma perasaanku saja!"_ Katrina dan Bella berpikir sama.

Widya menyadari kesalahannya,

"Ini kunci rumah ku

Ambillah!"

Bella nggak bisa menjawab. Bingung antara senang dan heran. Senang punya tempat tinggal tanpa tanpa bayar, Rumah milik Karin lebih besar daripada tempat tinggal mereka.

Walaupun ditinggali berdua, tidak masalah, kamarnya ada dua, jadi dia tidak perlu sharing kamar dengan Katrina.

"Karin...!"

"Ya...!"

Suara Karin beda.

"Emmh...aah..." Bella bingung "Terima kasih!"

"Iya sama-sama!" Karin tersenyum.

"Senyumnya beda, Karin sekarang sikap nya sangat formal, jaim gitu!"_ Bella mengeluh dalam hati.

"Aku titip laptopku ya, aku dan Garin Anggara mau pergi Honeymoon...ini uang belanja kalian!"

"Hah!" Bella bingung Karin memberinya uang satu juta, "Karin kok boros gini ya?"_ batin Bella.

"Jangan...gak usah Karin... uang di ATM kemarin aja masih banyak, simpan aja buat mu!"

"Ya sudah!" Karin tersenyum. uang yang diberikan-nya itu bukan miliknya, itu uang Karin.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C7
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank 200+ Clasificación PS
    Stone 0 Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión

    tip Comentario de párrafo

    ¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.

    Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.

    ENTIENDO