Descargar la aplicación
100% Date A Live: The Execution Spirits / Chapter 38: Chapter 38 Paradoks akan dimulai

Capítulo 38: Chapter 38 Paradoks akan dimulai

Seusai dirinya telah dijemput oleh Fraxinus, Oberon segera diteleport kediaman Itsuka. Karena pintu rumahnya terkunci, ia melakukan sihir proyeksi untuk membuat kunci lalu menyelinap masuk kedalam rumah dan menguncinya lagi.

"hoaammnn... Ngantuk banget, besok masuk sekolah lagi ya" ujarnya dengan kedua lengan yang lemas dan badannya yang membungkuk seperti seorang zombie.

Oberon menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai lantai 2, ketika sudah berada disana ia membuka pintu dan mengucap beberapa kalimat kepada shido.

"shido aku numpang tidur di ranjangmu ya"

Oberon langsung membuang tubuhnya begitu saja dan kepalanya mendarat sebuah bantal yang begitu empuk

"hmmm... Lembutnya... "

***

Malam menjadi pagi, jam alarm yang dipasang oleh shido berbunyi, ketika ia hendak mematikan alarm yang berada disamping ranjangnya, Shido merasakan memegang sesuatu yang kenyal.

Saat matanya sudah terbuka lebar ia melihat yang selama ini dirinya pegang ialah dada Natsumi dengan Oberon yang tidur dibelahannya. Dalam sekejap Shido langsung berteriak karena kaget.

"gyhhaaa!!"

Oberon pun langsung membuka kedua matanya dan melompat dari ranjangnya dengan siaga.

"dimana musuhnya! Beritahu aku shido!! "

Oberon terdiam ketika melihat Natsumi yang berubah kewujud dewasanya dengan memakai dalamannya saja yang berwarna hitam.

'babi! aku lupa jika spirit itu akan menyelinap masuk ke kamarnya setelah disegel' seruan dalam hati Oberon yang lupa.

Kemudian Kotori masuk kedalam kamar dan langsung menghajar kepala Shido dan Oberon setelah melihat Natsumi yang masih duduk diranjang Shido.

Keduanya memegang kepala mereka masing-masing dan disini Oberon protes kenapa harus dirinya yang ikut disalahkan.

"Oi kenapa aku juga kena!? Aku baru saja tidur 4 jam ketimbang Shido" menunjukk Shido yang berada disamping.

"cukup hentikan!!"

Oberon dan Shido langsung menundukkan kepalanya karena amarah dari Kotori. Lalu ia mengarahkan pandangannya kepada Natsumi.

"ngomong-ngomong kenapa juga kau berubah ke wujud dewasamu!" seruan Shido menunjukkan Natsumi yang sedang mengemut jari telunjuknya sendiri.

"benar juga aku belum memberitahu kalian berdua setelah penyegelan"

Lalu Kotori membisikan mereka berdua soal mental Natsumi yang lemah. Karena Natsumi merasa diabaikan, ia sedikit menggoda mereka bertiga.

"hei... Kenapa kalian berbisik-bisik begitu, jangan abaikan kakak dong" ujar yang sedang menungging dan menatap.

Lalu Oberon langsung menunjuk Natsumi "diam kau itu bukan kakakku! Satu-satunya kakakku itu cuman Jessica"

"hee... Menarik sekali" Natsumi segera turun dari ranjang lalu mendekatikan dirinya kepada Oberon sembari meletakkan jarinya dibibir dia.

"apa kamu yakin? Kakak selalu ada untukmu loh..." ucap Natsumi yang menggoda.

Oberon menatap Natsumi dengan wajah datar "meh... Aku lebih takut dia yang pernah menyerangku dengan santet ketimbang dirimu"

Oberon segera mendorong Natsumi sehingga terduduk diranjang.

"Kotori ada suatu hal yang ingin kubicarakan setelah jam makan siang, kau sudah mendengarnya sendiri dari yang lain'kan? " ujarnya melirik Kotori yang berada disisi kiri Shido.

"sejujurnya aku penasaran dengan informasimu itu, tetapi aku harus tunggu yang lainnya juga."

"oke kalau begitu sampai jumpa nanti siang ya" melambaikan tangannya sekali pada Kotori lalu pergi menuju lantai bawah untuk mandi.

"kelihatannya Oberon begitu sibuk. Bahkan aku tidak pernah melihat dia sama sekali sejak kemarin" ujar Natsumi yang penasaran.

"aku setuju. Tetapi dia benar-benar orang yang nekat, Oberon baru saja pulang dari London untuk penyelidikan D.E.M untuk kita" jawab Kotori kepada Natsumi.

"D.E.M katamu!?" Shido segera berdiri dari lantai "bukannya itu sangat berbahaya?" tanya Shido yang khawatir setelah mendengar hal tersebut.

Kotori menganggukan kepalanya "ya, tetapi lihatlah hasilnya dia begitu kompeten, mungkin dia sekalian mencari informasi setelah mendapatkan tugas dari organisasinya" jawab Kotori mengingat jikalau Shido memberitahukan sesuatu tentang Oberon yang sedang pergi karena ada panggilan misi dari Execution.

Kotori sebagai komandan pun tidak bisa melarangnya karena mereka bekerja sama sebagai rekan kerja bukan Oberon yang menawarkan diri untuk bekerja kepadanya.

***

Disekolah, tepatnya saat bel pelajaran pertama berbunyi. Mereka semua 1 kelas baru saja mendapatkan kabar jika Tobiichi Origami memutuskan untuk pindah sekolah dari wali kelasnya.

Shido terus menanyakan beberapa pertanyaan kepada tama-chan selaku wali kelas mulai sejak kapan ia pindah, dan pindah ke sekolah mana ia pindah. Tetapi ia tidak mengetahuinya sama sekali, melihat Shido yang kini menjadi pusat perhatian karena hanya dirinya sendiri yang terkejut sampai berdiri dari kursinya.

Oberon hanya diam dan mengamati karena itulah tugas dirinya sebagai anomali didunia Date A Live saat ini, dan bergerak ketika disekitarnya mengamali bahaya.

Ia menopang pipi kanannya dan memikirkan sesuatu 'kira-kira katanaku aman tidak ya ditangan gadis itu? Mungkin aku akan menghubunginya'

Dirinya segera mengambil ponsel dari saku celananya dan mengirimkan sebuah pesan kepada gadis itu 'tolong kirimkan katanaku kepada Westcott, aku akan mengirimkan alamatnya nanti siang'

Lalu muncul sebuah balasan dengan cepat 'okey kutunggu ya' diakhiri dengan emot tersenyum.

"hahhh... Gadis itu apa benar dia menyukaiku?" pikir Oberon.

Baru saja bergumam sendiri, ia melihat kursi Shido sudah kosong padahal ini baru saja jam pelajaran pertama.

"hahhh... Orang itu, mau sampai kapan dia akan menjadi beban? Apa aku harus mengajarinya bertarung agar dia bisa menari begitu lama dipanggung? " pikir Oberon masih memperhatikan kursi kosong milik Shido.

***

Hari menjelang siang dan kini Ia sudah mengirimkan alamat apartemen Westcott kepada gadis itu.

Oberon segera pergi menuju lab kimia dimana Reine selalu bersiaga disana. Ia segera membuka pintu lab dan terdapat Reine yang sedang menatapi sebuah monitor pengawas disana.

Dirinya segera berbalik ketika mendengar suara pintu lab kimia terbuka "akhirnya datang juga, yang lain sudah menunggumu" ujarnya.

Oberon segera menutup dan mengunci pintu lab kemudian melakukan teleportasi menuju Fraxinus.

Kini beralih kepada gadis itu yang sedang mengemasi katana yang dititipkan oleh Oberon. "kuharap bisa sampai tepat waktu"

Ia segera membawa paket tersebut menuju kantor post untuk pengirimannya dan meminta paket itu harus bisa sampai hari ini atau besok pagi dan dirinya berani bayar mahal akan hal itu.

***

Disisi lain, Oberon baru saja memberitahu jika Westcott sekarang sudah tidak ada ditempatnya dan berada dijepang, yang mengkonfirmasi jika Ellen berada dijepang kemarin sore.

"begitu, kau dapat informasi itu dari siapa? " tanyanya kepada Kotori.

"ya tentu saja dari salah satu staffnya, ditambah staff itu yang membuat satelit D.E.M dibuang kemari" ujarnya dengan nada bicara yang begitu tenang.

"lalu? Kau membunuh orang itu? " tanya Kannazuki"

"oh jelas, awalnya aku ingin menyiksanya satu malam karena itu tidak setimpal dengan perbuatan dia yang membahayakan warga dikota Tenguh. Karena dia begitu membosankan jadi aku mengeksekusinya langsung tepat dikediamannya" ujarnya sembari menunjukkan sebuah foto yang berada diponselnya.

Ketika melihatnya secara langsung, beberapa staff merasa mual dan ingin muntah meskipun mereka sudah mencoba untuk menahannya dengan mulut yang tutup oleh tangan mereka sendiri.

"apa kau tidak punya perikemanusiaan Oberon? " melirik Oberon dengan mulut yang ia tutup.

"jika tidak begitu, mana mungkin aku bisa menjadi algojo jika membunuh target saja setengah-setengah Kotori. Ini sudah makanan keseharianku mengeksekusi orang, ngomong-ngomong aku ingin memberitahukan info tambahan baru-baru ini"

Oberon mencoba mengalihkan topik dengan menutup ponselnya dan memasukkan kembali ke saku celana, agar mereka para staff bisa berpaling dari foto yang dirinya tunjukkan.

"informasi apa itu?" tanya Kotori.

Reine, Kannazuki, Reine serta para anggota staff yang lain menatap tajam Oberon dengan serius mengenai informasi baru yang akan ia ucapkan.

"Shido menghilang, kemungkinan dia menghilang saat hendak pergi menuju apartemen Origami." ujarnya yang menjelaskan informasi kepada mereka.

Kotori hanya bisa menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke kursi "hahhh... Gadis itu lagi, pantas saja aku mencoba menghubungi dia tidak bisa."

Tatapan matanya kembali lagi menjadi tajam lalu menatap para staff dihadapannya "kalian semua dengar bukan? Segera lakukan pencarian Shido sekarang juga! Kita tidak tahu gadis itu lakukan pada Shido"

Baru saja Oberon ingin menyuruh Kotori untuk ikut serta, mereka langsung menerima sebuah jika ada bunyi peringatan gempa ruang.

"komandan! Terjadi sebuah peringatan gempa ruang dikota, tetapi ini aneh. Aku tidak mendeteksi energi sama sekali yang akan turun ke bumi" ujar salah satu staff berkacamata.

'mulai... Aku harus segera menyuruh Kotori menurunkanku, aku tidak mau terpontang-panting didalam pesawat ini' ucap dalam hatinya.

"Kotori cepat turunkan aku. Aku akan mengurus hal itu" ujar Oberon menatap Kotori disisi kirinya.

"baiklah cepat masuk kedalam Transporter, kami akan segera memindahkanmu. Dimana kau ingin dipindahkan?" tanya Kotori.

Oberon segera berlari menuju transporter dan berdiri tegak didalam "ke depan rumah saja. Kurasa akan ada penyerangan kepada para Spirits"

"baik bersiaplah"

"transporter akan diaktifkan dalam 3...2..."

'capek capek, gini amat jadi agen ganda'

"1... Transporter diaktifkan"

Oberon segera dipindahkan menuju depan rumah kediaman shido melalui mesin transporter.

***

Sementara itu didepan rumah kediaman Itsuka, Semua orang sedang berlarian karena terdapat suara peringatan akan adanya gempa ruang.

"suara ini... Akan ada gempa ruang'kan berarti spirit yang lain akan muncul? " tanya Kaguya sembari menatap langit.

"penasaran. Aku ingin spirit seperti apa yang muncul" respon Yuzuru yang ikut menatap langit disisi yang berlawanan dengan kaguya.

"enggak boleh dong! jika ada gempa ruang kita harus segera mengungsi!" jawab Miku yang melarang mereka agar bisa mengungsi

Disisi lain Tohka merasa khawatir dengan shido karena ia sudah menghilang sejak awal pelajaran pertama dan sekarang akan terjadinya gempa ruang. "tapi shido--"

"itu tidak diperlukan"

Tohka segera menoleh kebelakang diikuti dengan yang lain, lalu melihat Origami yang sedang berada dihadapan mereka mengenakan seragam SMA Raizen.

"Tobiichi Origami, sedang apa kamu berada ditempat ini?!" tanya Tohka yang bingung dengan keberadaan Origami yang muncul tiba-tiba dihadapan mereka.

Origami menjawab pertanyaan Tohka dengan ekspresi datarnya "sama sekali tidak gempa ruang."

"apa maskudmu? Orang orang sedang berlarian lo!" jawab Tohka yang masih heran ditambah para tetangga diperumahan juga ikut pergi meninggalkan rumah.

"alarm ini berbunyi atas permintaanku. Sebenarnya AST ataupun Spirits takkan muncul."

"apa katamu!? Lalu sebenarnya apa tujuanmu?!!" tanya Tohka dengan nada tinggi.

Origami langsung membuka tangan kanannya lebar-lebar dan mengaktifkan id card miliknya untuk dirinya bisa segera memakai peralatan DEM "untuk mengalahkan kalian disini" Origami langsung mengangkat rambut kirinya dan menempelkan id card kepada dahinya.

Dalam sekejap tubuh Origami diselimuti cahaya terang dan dalam sekejap penampilannya berubah, kini dirinya memakai peralatan Wizard milik industri D.E.M.

Ia memunculkan senjata berupa meriam sihir. Dan mengarahkannya kepada mereka berempat sembari mengisi daya meriam tersebut dengan energi sihir yang ia miliki.

"I am the bone of my sword..."

Buusshh!!

Meriam sihir ia tembakan, ketika mereka berempat hendak menghindar... "Rho Aias"

Muncul sebuah perisai berbentuk kelopak bunga berwarna ungu kemerahan dihadapan mereka berempat.

"ini!...." ucap Tohka yang terkejut.

Tembakan dari meriam sihir mulai redup perlahan bersamaan dengan perisai tersebut yang ikut memudar.

"sepertinya aku tepat waktu"

Ketika menoleh kebelakang, mereka melihat Oberon diatas atap rumah Shido dengan telapak tangan yang diarahkan kepada mereka.

"Oberon!" seruan mereka berempat.

Dirinya segera melompat kedepan dan berjalan mendekati para Spirits.

"sudahlah Origami, kau yakin menuruti Industri yang ingin membunuh Shido? " tanyanya.

"Berisik berhentilah menceramahiku! " langsung melesat kedepan dengan pedang laser yang siap ia ayunkan.

Ketika mengayunkan pedangnya, serangan miliknya tertangkis oleh Oberon hingga membuat dirinya terkejut.

Origami langsung mengambil langkah mundur untuk menjaga jarak. Dan masih memegang pedangnya dengan sangat erat,bukan karena Oberon melainkan senjata yang berada disela-sela jarinya.

"senjata itu... Apa maksudnya ini Jester? Bukannya kau yang mengajakku ke D.E.M!!?" tanya Origami dengan nada keras.

Oberon segera menghela napasnya karena lagi-lagi juga ikut salah paham seperti shido dan yang lainnya "hahhhh... Kau juga sama rupanya. Perlu kau tahu senjata ini hanya dipakai oleh organisasi Execution, jadi jangan sama'kan aku dengan orang itu!" melempar 3 Azur black keys kedepan.

Origami segera menebas Azur black keys yang dilemparkan kearahnya. Bukannya hangus terbakar, tetapi senjata itu justru malah terpental.

'jadi itu termasuk senjata sihir juga ya' pikir Origami.

Dirinya segera mematikan pedang laser dan menyimpannya disisi kiri pinggangnya. Origami memunculkan lagi Meriam sihir dan lanjut menembakannya lagi.

Semuanya saling berpencar dan pergi memasuki hutan agar tidak menimbulkan kerusakan didaerah perumahan kediaman mereka.

***

Sementara itu Oberon bersembunyi dibelakang rumah Shido dan mulai menghubungi seseorang disana melalui ponselnya.

"oi kau sudah berada dimana? Kau tidak mau--"

"berisik sekali kau ya, Padahal aku sedang menikmati pertarunganku melawan Ratatoskr." jawabnya.

Oberon segera pergi dari belakang rumah menuju ke halaman depan, dan melihat sebuah pesawat berwarna putih sedang melayang didepan pesawat fraxinus sedang mengalami kerusakan.

"hey jangan terlalu kasar, akan sangat membosankan jika kau langsung membunuh mereka semua sekaligus" saran Oberon kepada orang ia telepon.

"sudahlah, urus saja urusanmu. Bukannya kau sendiri harus mengawasi anak baru itu?" jawabnya yang masih memandangi pesawat fraxinus dari layar monitor.

"ah kau tidak perlu khawatir akan hal itu. Sepertinya aku merasakan energi makhluk itu, dan dia akan datang sebentar lagi" jawab Oberon sembari tersenyum menatapi kemenangan orang itu saat melihat kerusakan yang diterima pesawat fraxinus.

"makhluk itu? Apa maksudmu--"

Oberon langsung mematikan ponselnya membiarkan dirinya penasaran.

"dasar pria menyebalkan"

Buushhhh!!...

Karena dirinya tidak fokus, pesawat yang dirinya kendalikan terkena meriam sihir dari pesawat Fraxinus dibagian belakang dan membuat pesawat Goetia yang ia pakai terguncang. Oberon yang melihat hal itu langsung tertawa terbahak-bahak

"ahahahahah rasakan itu. Gimana rasanya ngegantung begitu? Tidak enak bukan? "

Buughh Wuuushhh daarrr!!

Mendengar suara ledakan serta tembakan yang begitu keras dari kejauhan, Oberon segera melirik kearah taman bermain didekat bukit, satu-satunya taman terdekat dari perumahan.

"sepertinya Paradoks akan dimulai, apa aku harus mendatanginya untuk mengucapkan selamat? " pikir Oberon yang kini mulai memproyeksikan sebuah topeng.

Dirinya melihat dari kejauhan dimana Origami sudah berubah menjadi Spirit dengan astral dress yang serba putih dan mahkota yang melayang diatas kepalanya.

Sedangkan Tohka sudah mengeluarkan kartu Asnya yakni Halvanhelv sebuah pedang sandalphone yang menyatu dengan bongkahan singgasana Tohka.

Keduanya bersiap melancarkan serangan serangan, Origami dengan Kekuatan Metatron Artelif dengan memanggil semua malaikatnya yang terbang seperti drone dan membuat sebuah lingkaran kearah Tohka dengan sebuah energi sihir berwarna putih ditengahnya, serta Tohka yang siap mengayunkan Halvanhelv.

"Hentikan!!" teriak Shido

Shido baru saja datang diantar oleh Yoshino menggunakan Yoshinon yang berubah menjadi kelinci besar dan melihat mereka berdua yang berada diudara.

Dalam sekejap pandangan mereka teralihkan kepada Shido yang baru datang serta energi sihir yang mereka kumpulkan untuk melancarkan serangan hilang dalam sekejap.

"kenapa?! Kenapa kalian berdua melakukan ini Origami,Tohka!"

Melihat kehadiran Shido, Origami jadi ragu untuk melanjutkan pertarungannya dengan Tohka. Jadi ia memutuskan untuk melarikan diri dari hadapan Shido dengan terbang begitu cepat dari mereka.

"Origami!! " Shido langsung meneriaki Origami yang kabur darinya sampai yang terlihat hanyalah sebuah siluet cahaya putih seperti bintang dilangit malam.

"yah... Gak seru, ya sudahlah nanti juga gadis itu akan kembali lagi kesana" ujar Oberon yang melenyapkan topengnya kembali.

Kemudian ia mencoba menelepon Shido dengan ponsel miliknya.

Ddrrtt...dddrrrrttt...dddrrttt....

"halo..." jawab Shido dari ponselnya

"halo, hey kau ada dimana Tohka mencemaskanmu tahu!" seruan Oberon dengan nada tinggi.

"kalau soal itu tenang saja. Oberon tolong temui kami di UKS sekolah,beberapa Spirits terluka sehabis diserang oleh Origami" ucap Shido yang menjelaskan situasinya.

"ya sudah, kau lanjutkan penjelasannya dengan rinci nanti. Aku akan ke sana sekarang" jawab Oberon dengan nada serius.

"baiklah, terima kasih"

Shido segera mematikan panggilannya dan Oberon memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. "hhmmnnn... Derita jadi pengamat tuh gini ya" ujarnya dengan wajah cemberut.

***

Sore hari menjelang malam. Oberon masih menunggu mereka didepan gerbang sekolah yang secara kebetulan saat hari itu pintu gerbangnya terbuka.

Ia melihat dari kejauhan Shido beserta yang lain baru saja sampai menaiki Zadkiel atau Yoshinon dalam wujud besarnya.

Oberon segera menghampiri mereka dan melihat yang lain. Meskipun ada yang terluka, mereka bisa berjalan.

"luka kalian tidak terlalu parah ya, syukurlah kurasa hanya perlu istirahat beberapa jam saja energi sihir kalian akan segera pulih" ujarnya.

"energi sihir? Apa itu?" tanya Kaguya sembari memiringkan kepalanya dan masih membantu adiknya Yuzuru berjalan.

"astaga kalian tidak tahu? Ya sudah nanti akan kujelas, cepat pergi ke UKS!" seruan Oberon yang sampai menepuk jidatnya sendiri.

***

30 menit terlah berlalu, kegelapan mulai menyelimuti langit jingga dan matahari ditenggelam diarah barat menandakan sudah akan memasuki jam malam.

Sembari menuntun mereka yang terluka, Oberon mulai menjelaskan apa itu energi sihir atau Mana kepada mereka serta menjelaskan kalau energi Spirits mereka itu juga termasuk dalam kategori Mana juga.

"jadi bagaimana sudah mengertikan ajaran dari gurumu ini soal energi sihir?" tanya kembali kepada mereka semua.

"iya guru, kami paham!" seruan mereka semua para Spirits terutama Shido.

Oberon segera menggeser pintu UKS menggunakan 1 tangannya karena ia masih menuntun tubuh Miku yang menerima luka cukup parah dari yang lain.

Ia segera membaringkannya ke ranjang, begitu pula dengan Kaguya dan Yuzuru yang dibantu oleh Natsumi serta Yoshino, sedangkan Shido masih menemani Tohka yang membantunya untuk berbaring diatas ranjang.

Karena 20 menit lagi akan masuk ke jam 6 dimana Origami sudah berada ditaman bermain, ia meminta izin keluar dengan alibi untuk membelikan beberapa obat-obatan untuk mereka.

"Shido aku akan pergi ke apotik sebentar, kurasa obat-obatan disini kurang." ujarnya membuka lemari obat yang terlihat hanya tersedia kapas dan perban jasa.

"b-baiklah, tolong ya aku mengandalkanmu" balas Shido menganggukkan kepalanya.

Oberon membuka jendela UKS dan segera terjun kebawah dari lantai 3.

Wuushhh bughh!

Karena sirkuit sihir yang ia fokuskan kepada kedua kakinya, Oberon tidak menerima luka sama sekali dan lanjut berlari cepat keluar dari kawasan sekolah.

Jam menunjukkan pukul 06:00 malam dengan Origami melihat tiang jam yang berada dibelakangnya.

"kurasa yang dikatakan Jester itu benar. Mencari Phantom akan sangat efektif jika aku bertemu dengan dia" pikir Origami.

Kemudian terdengar suara tepuk tangan yang berasal dari dalam kegelapan dibelakangnya.

Prak... Prak... Prakk...

"selamat,selamat. Bagaimana rasanya telah menjadi Spirits anak buahku, Tobiichi Origami" ujarnya yang menunjukkan diri dimulai dari topengnya.

"Jester. Apa kau datang kesini untuk memburuku?! " seruannya dengan tatapan tajam dan mulai menjaga jarak.

"hey hey tidak perlu waspada begitu. Terlepas kau Spirits ataupun bukan, kau tetaplah anak buahku. Apakah kau sudah melihat dia dengan mata kepalamu sendiri?" tanya Jester yang terus menatap Origami.

Ia mulai mengingat dimana dirinya berada dititik terendah setelah dihantam kuat oleh Tohka hingga tak berdaya. Origami ingat jika mendengar sebuah suara yang tidak begitu jelas ntah itu suara pria ataupun wanita.

"tidak, aku hanya mendengar suaranya saja. Kemudian dia memberiku sebuah kristal berwarna putih"

Jester memegang dagunya sendiri dan berkata "Sephira, itulah nama kristal yang kau maksud. Setelah kau menyentuhnya, Sephira akan menyatu dengan dirimu dan akan keluar saat dirimu sudah sekarat atau diambang kematian" ujar Jester yang menjelaskan panjang lebar tentang Sephira.

"tunggu, berarti tujuan D.E.M-- bukan. Berarti itu salah satu tujuan Westcott!? memerangi Spirits? " kembali bertanya kepada Jester.

Jester mengangkat kedua pundak serta kedua tangannya "ya bisa dibilang begitu. Jadi berhati-hatilah, meskipun yang dia incar itu Corrupted Sephira." ucap Jester yang berjalan melewati Origami dan menatap kerusakan yang disebabkan oleh Tohka dan Origami tadi siang.

Origami merasa curiga kepada Jester karena sifat serta jalan pikirannya tidak bisa dirinya tebak sama sekali.

"mengapa kau memberitahuku informasi sepenting itu? Apa tujuanmu sebenarnya?! apa kau berniat mengkhianati D.E.M? " Origami kembali bertanya karena penasaran dengan tujuannya.

Jester segera membalikkan tubuhnya dan bersandar si pagar pembatas taman karena dibawahnya terdapat sebuah jurang.

"eksistensi adalah sebuah lelucon" ucapnya dengan nada datar menatap Origami

"eksistensi adalah sebuah lelucon?... Apa maksudnya?"

"yah.... Kau akan mengetahuinya sendiri, itu adalah 1 kalimat dan masih ada lanjutannya." ujarnya dengan nada senang.

Jester segera melompat lalu berdiri diatas pagar pembatas dan masih memandang Origami dibawahnya.

"tidak perlu berpikir terlalu keras gadis cantik, perlahan-lahan kau akan melihatnya sendiri. Fokuslah pada tujuanmu itu, dan kelak kau akan memahami apa kata-kataku"

Origami menganggukkan kepalanya lalu mulai menerbangkan tubuhnya dari permukaan tanah.

"--baiklah, aku akan mencari Kurumi sekarang"

"oh ya satu lagi, aku akan memberikan sedikit saran sebagai mentormu."

Origami diam dan memandang Jester yang kini berada dibawahnya.

"temui aku diatas atap D.E.M saat siang hari, jika kau membutuhkan bantuan untuk mengurus makhluk itu"

Origami segera terbang tinggi dan meninggalkan Jester seorang diri disana.

Jester masih berdiri diatas pagar pembatas dan mulai membuang topengnya kejurang "tujuan ya... " Oberon langsung tersenyum sinis dan memandang langit malam yang gelap tanpa adanya benda langit sekalipun "benar sekali... Akhirnya aku bisa menemukan tujuanku sebenarnya, terima kasih sudah mengingatkanku Tobiichi Origami" topeng yang ia lempar perlahan mulai memudar karena jauh dari penggunanya.

"Eksistensi adalah lelucon, na̷̤̖̓̊̉̍̓̈́͑͆͠͝⬛̷̨̡̧̨̢̨̛͎̟̱̗̼̭͙͍͓̻̩̩̹͔͚̞͓̱̣̖̞̝͕͔͊́̊̓̅̌͋͒̒̈́͊̂́̎́̈́̒͑̑͆͛̂̎̕̚͜͜͝͠͠⬛̵̨̣̬̣̞̣͕̥̤̬͖̟̥̳̫̟̫͉̩̦̤͖̙͕̈́̍̀̓̐̊͂̀̅̈́̐̓͛̾͐̆̋͗̊́̑͗̒͒̇̕͜͠ͅ ̴̧̛̤̜̘̪̼̘͚̭̖͕̯͉̗̌͆̈̐̅̏̆͌͒̽̃̆̈́͂̀͜͝͝͝memb̷̤̖̓̊̉̍̓̈́͑͆͠͝⬛̷̨̡̧̨̢̨̛͎̟̱̗̼̭͙͍͓̻̩̩̹͔͚̞͓̱̣̖̞̝͕͔͊́̊̓̅̌͋͒̒̈́͊̂́̎́̈́̒͑̑͆͛̂̎̕̚͜͜͝͠͠⬛̵̣̬̣̞̣͕̈́̍̀̓̐̊͂̀̅̈́̐̓͛̾͐̆̋͗̊́̑͗̒͒̇̕͜͠

̷̤̖̓̊̉̍̓̈́͑͆͠͝⬛̷̨̡̧̨̢̨̛͎̟̱̗̼̭͙͍͓̻̩̩̹͔͚̞͓̱̣̖̞̝͕͔͊́̊̓̅̌͋͒̒̈́͊̂́̎́̈́̒͑̑͆͛̂̎̕̚͜͜͝͠͠⬛̵̨̣̬̣̞̣͕̥̤̬͖̟̥̳̫̟̫͉̩̦̤͖̙͕̈́̍̀̓̐̊͂̀̅̈́̐̓͛̾͐̆̋͗̊́̑͗̒͒̇̕͜͠ͅ ̴̧̛̤̜̘̪̼̘͚̭̖͕̯͉̗̌͆̈̐̅̏̆͌͒̽̃̆̈́͂̀͜͝͝͝⬛̸̡̨̨̛̛̠̬̘̮̲͕̪͇̞̫̬͚̳̘̹̫̻̭͇̰͇̥̖͈͇̗͕͓̏̈́̈́͊̀̈́̅̃̌͜ ̸͖͍͎̻̰͓̺̺̞̙͚͎̺͉̝̤̄̿̌̿̈̇̏̅̕͜͜͝ ̷̤̖̓̊̉̍̓̈́͑͆͠͝⬛̷̨̡̧̨̢̨̛͎̟̱̗̼̭͙͍͓̻̩̩̹͔͚̞͓̱̣̖̞̝͕͔͊́̊̓̅̌͋͒̒̈́͊̂́̎́̈́̒͑̑͆͛̂̎̕̚͜͜͝͠͠⬛̵̨̣̬̣̞̣͕̥̤̬͖̟̥̳̫̟̫͉̩̦̤͖̙͕̈́̍̀̓̐̊͂̀̅̈́̐̓͛̾͐̆̋͗̊́̑͗̒͒̇̕͜͠ͅ merusak na̷̤̖̓̊̉̍̓̈́͑͆͠͝⬛̷̨̡̧̨̢̨̛͎̟̱̗̼̭͙͍͓̻̩̩̹͔͚̞͓̱̣̖̞̝͕͔͊́̊̓̅̌͋͒̒̈́͊̂́̎́̈́̒͑̑͆͛̂̎̕̚͜͜͝͠͠⬛̵̨̣̬̣̞̣͕̥̤̬͖̟̥̳̫̟̫͉̩̦̤͖̙͕̈́̍̀̓̐̊͂̀̅̈́̐̓͛̾͐̆̋͗̊́̑͗̒͒̇̕͜͠ͅ""

-To be Continued-


next chapter
Load failed, please RETRY

Un nuevo capítulo llegará pronto Escribe una reseña

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C38
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión