Descargar la aplicación
16.12% Dasar blonde sialan [BL] / Chapter 5: 4. Kiw kiw

Capítulo 5: 4. Kiw kiw

Atala membuka matanya perlahan agar membiasakan matanya melihat cahaya, Atala merasakan ada tangan yang menggenggam jari-jarinya. Siapa?.

"Atala" suara deep yang Atala kenali, suara Riyan.

Atala menoleh ke sumber suara itu, ternyata Riyanlah yang menggenggam jari-jarinya. Atala hendak bangun namun tak jadi karena dia merasakan kesakitan pada tangan kirinya, Riyan panik terus langsung ngebantu Atala buat duduk.

"kamu gapapa?" tanya Riyan.

"kok gua ada di rumah sakit?" bingung Atala.

Riyan tak menjawab membuat Atala mendengus kesal, ia melihat penjuru ruang kamarnya ternyata diliat-liat ini ruang VIP. Siapa yang bayarin? ga mungkin Papa, kalo Papa pasti ditaro diruangan biasa, Pikir Atala.

"Papa sama Mama mana?" tanya Atala.

"Om sama Tante lagi di bawah, lagi makan" jawab Riyan membenarkan rambut Atala yang sedikit berantakan.

"jangan pegang-pegang!" kesel Atala.

"saya bantu kamu".

Atala menyingkirkan tangannya Riyan dari kepalanya, walaupun sedikit nyeri karena infusan. Atala mau nangis sebenarnya, sakit banget tangannya ga kuat.

"mau makan?".

"gamau, makanan rumah sakit gaada rasa".

"mau makan apa emang?".

"mau...mau makan Choco cake".

"kamu baru sadar, jangan minta makanan yang kayak gitu".

"dih yaudah".

Atala membuang muka dari tatapan Riyan, membuat cowo berambut blonde itu terkekeh gemas. Riyan bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Atala.

Atala menoleh melihat punggung Riyan yang baru saja keluar dari ruangan, tak lama Riyan pergi datanglah ke 2 orang tua Atala. Mereka bercanda-canda tanpa memperdulikan Atala yang menatap mereka, Atala lama lama jengkel sama mereka ber2 jadilah dirinya menganggu moment orang tuanya.

"Ma! Pa! ish anaknya lagi sakit juga bukannya dimanja-manja malah dicuekin".

"makanya jangan bandel jadi anak tuh, udah berapa kali Mama bilang jangan ribut-ribut sama sekolah lain".

Mira menjewer telinga Atala dengan kencang, si bungsu mengaduh kesakitan tapi apa daya dia cuman bisa pasrah kalo udah diginiin.Mira menarik tangannya, melepaskan jeweran yang membuat telinga Atala sangat merah.

"Mama galak banget! Ala aduin ke Kak Ei" rengek Atala.

Author: Bacanya kayak 'Eyi' yak, kalo Riyan tuh dibaca 'Raiyen'.

"Ei gabakal ngeladenin kamu kalo bandel gini" jawab sang Mama.

Sementara Dery hanya menertawakan perdebatan Mama anak ini, mereka kalo udah debat bisa jadi tontonan warga sekampung kali.

"Kak Ei bakalan ngedukung Ala".

"Hesss udah-udah, malah cekcok ibu-ibu rumah tangga ini" ucap Dery menengahi perdebatan itu.

"SIAPA YANG IBU RUMAH TANGGA?!" protes Atala.

"Kamu, de" jawab Dery dengan santai.

"DIH PAPA, ALA COWO YA HARUSNYA ALA BAPAK RUMAH TANGGA AHAHAHAHA" tawa Atala dengan omongannya sendiri, begitupun dengan Dery.

Mira hanya menggeleng lelah dengan anak dan bapak ini.

"kamu pacaran sama Riyan ya, de?".

Pertanyaan Dery sontak membuat Atala tersedak air liurnya sendiri, Mira panik dan langsung mengelus punggung anak bungsunya.

"Pa! apaansi yang bener ajalah, Ala cowo" protes Atala.

"ya habisnya pas kamu dibawa ke sini, Riyan bela-belain bolos sekolah cuman buat nemuin kamu terus Riyan juga ampe ngebentak Jai" ujar Dery.

"kenapa? kok Jai dibentak?".

"ya karena Riyan nanya siapa orang yang ngelukain kamu, tapi Jai kaga mau jawab ya makin marah lah Riyan. Papa si kaget banget pas Riyan ngamuk gitu, ga kayak biasanya".

"abis itu?".

"si Jejep ngejawab pertanyaan nya Riyan ngebantu Jai yang bisa dibilang takut sama amarahnya Riyan, pas udah dijawab Riyan malah melongos pergi gitu aja-".

"- balik-balik seragamnya kusut, kotor juga kayak abis berantem".

Dery menyeruput kopi yang ia beli dari kantin.

"terus juga de, nak Riyan tuh nungguin kamu sadar di sini" lanjut sang Mama.

"hah? emang aku ga sadar berapa hari?" tanya Atala.

"sekitar 2 harian" jawab Mira.

Gaada angin gaada ujan, pipi Atala berubah jadi merah karena cerita dari ke 2 orang tuanya. sampe Atala menggeleng, dia gamau suka sama blonde itu. Tak lama setelah memikirkan Riyan, si blonde muncul dari balik pintu membawa banyak makanan dan minuman.

"Om, Tante" sapa Riyan.

"eh nak Riyan, kamu beli itu buat siapa?" tanya Mira.

"buat Ala, Tan" jawab Riyan.

"Ade, kamu ini ngerepotin orang mulu".

"ga loh Ma, dia nya yang nawarin Ala mah bagian iya aja lagian juga ditraktir, kan jadi hemat aku hehehe".

"gapapa Tan, ini emang saya yang belanjain buat Ala".

"yaudah deh, Tante mau keluar lagi sama Om. tolong jagain anak Tante ya, Yan".

"oke Tan".

"Mama mau kemana lagi?" tanya Atala.

"mau kencan sama Papa kamu" jawab sang Mama dan menarik Dery keluar dari ruangan Atala, menyisakan 2 anak Adam yang saling bertatapan.

"MA! ANAKNYA LAGI SAKIT JUGA, MAEN TINGGAL AJA!"

"eh elooo jangan manggil gua seenak jidatnya lo ya njing, itu cuman boleh dipanggil sama keluarga dan pacar gua" cibir Atala.

"emang kamu punya pacar hm?".

"ya... ga sih, tapi nanti juga ada!".

"yaudah, saya mau jadi pacar kamu biar bisa manggil kamu Ala".

Atala melongo, mulutnya terbuka lebar dengan mata melotot ke arah Riyan. Dirinya sangat shock pas Riyan bilang gitu, dirinya mematung. Riyan tertawa gemas dengan Atala, tangannya menaikkan dagu Atala dengan bibir atas agar tertutup.

"nanti lalat masuk".

Riyan mendekatkan wajahnya di depan wajah Atala, memperdekat jarak wajah mereka dan akhirnya 2 bibir itu menyatu.

chuuu~

Atala terkejut tak main, ia langsung mendorong tubuh Riyan dengan tangan yang masih terinfus. Sumpah ini nyeri banget anjing, batinnya.

"a-aww sakit" ringis Atala.

"sorry, sorry, mana yang sakit?" panik Riyan.

Atala menggaplok wajah tampan Riyan, dia kesal karena first kiss nya diambil blonde yang ia benci ini. AKU RASANYA MAU LOMPAT DARI ATAS SINI, batin Atala.

"FIRST KISS GUA BANGSAT, SIALAN LO BLONDEEEE" teriak Atala tak terima.

"BALIKIN FIRST KISS GUAAA, ITU BUAT PACAR GUA NANTI ANJINGG. BLONDE BANGSATTTTTT".

Atala terus memaki-maki Riyan, cowo blonde itu cuman tertawa gemas. tak kuasa dia melihat Atala yang kesal namun terlihat lucu di matanya, Atala berhenti teriak saat melihat trio Opet datang dengan buah-buahan.

"Wesss men, udah sadar aja lu bro" ucap Jeffry.

"gua kira, lu udah dipanggil yang di atas Tal" celetuk Bintang.

"TANG, SIALAN LO ANJING GUA PUKUL YA LO" sentak Atala.

"gimana? gimana coba hah?" ledek Bintang.

"anjing".

"Tal.. maafin gua, ini salah gua coba aja gua ga lengah pasti ga bakal kek gini" ucap sesosok cowo tampan yang sedang menundukkan kepalanya.

"apa? gausah minta maaf, Jai. gua gapapa kok, liat nih gila kuat bet kan gua" Atala mengangkat tangan nya yang sedang diinfus itu, membuat gerakan gentle.

"Tal anjing, ngilu bangsat" kesal Jeffry pas liat Atala gituin tangannya.

"cemen lo huuu" sorak Atala.

"gua serius, Tal. gua minta maaf banget".

"gapapa Jai, sini peluk sama Papa"

Jaiden melangkah mendekati Atala dan memeluk tubuh yang sedang duduk di ranjang bersprei putih itu, Jaiden dengan hati hati memeluk Atala agar tak terkena tangannya yang diperban sangat tebal itu.

Riyan menatap tak suka pas liat Jaiden sama Atala pelukan, dia belum pernah jadi iri jadi cemburu jadi galau brutal. rasanya mau banting Jupiter, panas-panas banget ngeliat mereka ber2 akur betul.

Riyan memisahkan Jaiden dan Atala, mereka ber2 pelukan lama banget jadinya Riyan makin panas. Dia sangat tidak menyukai kepunyaannya sama yang lain, karena kelakuan Riyan gitu membuat yang lain pada bingung.

"jangan peluk-peluk pacar saya".

"HAH?!" terkejut trio Opet itu, kecuali Atala.

"anjing, tuhkan bener omongan gua mah mereka ber2 ni pacaran" celetuk Bintang.

"GAAAA! NGAYAL LO NJING" bantah Atala.

"uyyy pacaran nieh" goda Jeffry.

"ga! ga! ga! anjing lo semua, awas aja ya lo semua anjing terutama lo. blonde. KELUAR LU SEMUA!".

"De! apasi kamu teriak teriak, kedengaran sampe depan pintu gitu" sentak seorang wanita yang baru masuk ke dalam ruang Atala.

"ini loh Kak, mereka gangguin Ala terus" jawab Ala manja ke Mara.

"hadehh, kek bocah lu" bukannya mendapat dimanja-manja malah dapet toyoran.

"anjing" misuh Atala sampe mulutnya dibekep Mara.

"lo ber4 apain Ade gua?" tanya Mara menatap 4 cowo ganteng satu per satu.

"nih si blonde kak, dia bilang dia pacarnya Tala" adu Jeffry ke Mara sambil nunjuk Riyan.

Mara menoleh ke arah Riyan, menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan teliti. Tak ada cacat, tak ada kekurangan apapun sama sekali sangat perfect untuk menjadi ayah dari anaknya Atala nanti.

Author: upsssss sabar belom hamil Tala nya.

"ganteng banget pacar kamu de".

"LOH KAKA MALAH GABUNG SPESIES MEREKA?!" kaget Atala.

"ya, gua cuman ngomong apa adanya".

"dih, ntar Ala aduin ke Kak Ei baru tau rasa".

"ngaduan lu, kak Ei juga masih lama baliknya".

"Tal, laper ada makanan ga?" tanya Bintang.

"nih makan aja, gua mau makan cake aja" jawab Atala menunjuk makanan rumah sakit yang berada di atas nakas.

"anjir banyak amat, thanks banget Tal"

"lu ber2 kalo mau cake ambil aja tuh, tapi sisain gua juga" tawar Atala.

Jaiden ama Jeffry mah mau aja, wong makanan gratis mana mau nolak. Rezeki namplok namanya, jika ditolak sangat amat tidak enak hati dan jika diterima sangat mengenyangkan diri.

"suapin kak, tolong" pinta Atala.

"lu punya pacar, ngapa minta ke gua?".

"dih, dibilang dia bukan pacar Ala!".

"yaudah minta pacar lu sana, gua mau lanjut ngedate ama cewe gua. Gua pergi lagi bro, jagain ade gua" Mara pamitan sama yang lain dan langsung pergi keluar menyisakan 5 anak Adam, 3 yang masih sibuk makan dan 2 yang masih sibuk diem-dieman.

"laper? mau saya suapi?" tanya Riyan.

"ga, ga laper".

tapi alam berkehendak lain, perut Atala bunyi menandakan laper ngebuat sang empu malu karena perutnya sendiri. Riyan terkekeh pelan, tangannya bergerak mengambil sepotong cake yang ada di dalam kantong plastik.

Riyan mengambil sendok plastiknya juga, membuka plastik yang melindungi kuenya. Ia mengambil sesendok kue dan mengarahkannya ke mulut Atala, menyuruh ketua geng Opet itu membuka mulutnya.

"buka mulutnya" titah Riyan.

Atala membuka mulut, Ia sungguh terpaksa karena perutnya sudah memberontak lagipula 1 tangan tak bisa digerakkan jadi terpaksa. ya terpaksa. Atala terus menerima suapan Riyan sampai cake itu habis, Riyan menyodorkan segelas air putih untuk Atala.

"Tal" panggil Jaiden.

"oy, ngape?" sahut Atala.

"lu besok udah masuk sekolah?" tanya nya sambil mengunyah cake yang baru saja ia masukkan ke dalam mulutnya.

"kayaknya iya si, gua udah banyak ketinggalan mapel" jawab Atala.

"yaelah Tal, lu kan pinter ya. ngapain harus sekolah?" celetuk Bintang.

plakkk.

"tolol banget asli, biar makin pinter lah" Jeffry menggeplak kepala belakang Bintang.

"anjing, sakit bat kon*** jangan ditabok lah pala gua makin bego ntar" ringis Bintang.

"ya lo kan udah bego" ucap Jaiden.

"gua bego dimapel Inggris anjing, gua gabisa bahasa Inggris. may inglish si litel litel" ucap Atala.

"BAHAHAHAHAHA LITEL LITEL ANJING" tawa Jaiden.

"besok udah mau sekolah? saya yang jemput" ujar Riyan yang daritadi hanya diam saja.

"ga, maunya sama Jai" jawab Atala.

"nanti kamu bolos lagi sama mereka, saya gamau kamu luka untuk kesekian kalinya, Atala".

"dih ngatur lo".

"kamu udah mau lulus, Atala. jangan bersikap kayak anak-anak".

Atala terdiam, iya juga ya dia udah kelas 12 tapi masih suka tawuran gini. Apalagi sekolahnya tinggal 6 bulan lagi, itu waktunya sebentar kalo dipikir. Atala tak bergeming sama sekali setelah Riyan mengucapkan kata-katanya tadi, hingga tangan besar menepuk kepalanya pelan.

"sudah melamunnya?" tanya Riyan.

Atala menghela nafas, terus mengangguk.

"bener juga Tal, kita udah gede harusnya udah ga ngelakuin hal kek bocah gini" ucap Jeffry.

"kita juga mulai sibuk nanti, Tal" lanjut Jaiden.

"betul, betul, betul" sambung Bintang.

"besok bareng saya, Atala".


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C5
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión